Mengalami diabetes tidak lantas menjadi halangan untuk dapat melakukan donor darah. Jika kondisi tubuh dikelola dengan baik, diabetesi juga diperkenankan untuk mendonorkan darahnya.
Donor darah memang memberikan banyak manfaat, baik bagi penerima darahnya maupun bagi sang pendonor sendiri. Satu kantong darah yang didonorkan oleh seseorang dapat menyelamatkan nyawa satu hingga tiga orang di dunia.
Bagi pendonor, kegiatan juga bisa membantu membakar kalori, menjaga berat badan ideal, serta menstimulasi pembentukan sel-sel darah baru di dalam tubuh.
Selain itu, sebuah studi yang dilakukan oleh King Abdullah International Medical Research Center juga menemukan bahwa donor darah juga dapat menstimulasi produksi hormon insulin, sehingga membuat gula darah terkendali.
Hal ini memunculkan dugaan bahwa donor darah bisa membantu mengendalikan gula darah diabetesi dalam jangka waktu tertentu. Namun, hal tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Tidak semua kondisi diabetes aman donor darah
Menurut panduan dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO), tak semua penderita diabetes mellitus dapat mendonorkan darahnya. Terdapat dua kondisi yang umumnya menyebabkan diabetesi tak bisa mendonorkan darahnya, yaitu:
- Penderita harus menggunakan insulin untuk mengontrol gula darahnya
- Penderita memiliki komplikasi diabetes yang menyerang berbagai organ seperti otak, jantung, ginjal, atau saraf
Jika terdapat salah satu dari kedua kondisi di atas, maka kemungkinan besar diabetesi tak dapat mendonorkan darahnya.
Syarat diabetesi aman menyumbangkan darah
Sebaliknya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar diabetesi diperbolehkan untuk mendonorkan darahnya, yaitu:
- Kadar gula darah terkendali dengan pengaturan pola makan dan obat antidiabetes tablet.
- Tidak pernah mengalami hipotensi ortostatik, yaitu kondisi penurunan tekanan drastis akibat berdiri secara tiba-tiba yang menimbulkan gejala pusing berputar atau sensasi seperti melayang.
- Tidak mengalami infeksi apapun
- Tidak mengalami komplikasi diabetes pada pembuluh darah dan saraf
Keempat syarat tersebut harus dipenuhi sebelum diabetesi mendonorkan darahnya. Dengan demikian, orang dengan diabetes tetap bisa menyumbangkan darahnya.
Tips sebelum diabetesi donor darah
Untuk memastikan bahwa diabetisi memenuhi persyaratan untuk mendonorkan darah, terdapat beberapa pemeriksaan skrining yang perlu dilakukan. Pada tahap awal, pemeriksaan suhu, denyut nadi, tekanan darah, dan pengukuran berat badan akan dilakukan.
Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan gula darah dari pembuluh darah kapiler yang dilakukan dengan menusukkan jarum pada ujung jari. Selain itu, umumnya petugas juga akan menanyakan daftar obat antidiabetes apa saja yang dikonsumsi.
Jika pemeriksaan skrining menunjukkan hasil yang baik, maka proses donor darah bisa dilakukan. Umumnya keseluruhan proses donor darah dari mulai duduk, penusukan jarum, pengambilan darah, hingga istirahat beberapa saat setelah donor selesai dilakukan membutuhkan waktu sekitar satu jam.
Setelah itu, diabetesi bisa beraktivitas seperti biasa. Aktivitas yang berat dan melelahkan harus dihindari dulu selama 24 jam. Namun demikian, jika terasa keluhan seperti kepala terasa melayang atau pusing, diabetesi sebaiknya beristirahat dahulu selama beberapa jam.
Untuk mengembalikan cairan dan nutrisi yang hilang pasca donor darah, orang dengan diabetes dianjurkan untuk mengonsumsi air putih dalam jumlah lebih banyak dari biasanya selama beberapa hari. Usahakan untuk bisa minum air setidaknya 2,5 liter per hari. Bisa dengan cara mengonsumsi air putih, kuah sup, susu, jus tanpa gula. Hindari mengonsumsi minuman manis seperti jus dengan gula atau minuman berkarbonasi karena akan membuat gula darah melonjak tinggi pasca menyumbangkan darah.
[NP/ RVS]