Untuk seorang dokter, tokoh kesehatan satu ini benar-benar memerlihatkan sisi estetika dari sebuah ilmu kedokteran. Tidak hanya aspek kontribusi ilmu kedokteran dalam proses perkembangan khazanah estetika seutuhnya pada tubuh manusia, namun juga sebuah pengenalan keindahan perilaku dalam interaksi sosial.
Bukan kali pertamanya konvergensi ilmu kedokteran dengan aspek estetika tubuh manusia. Bagi wanita kelahiran tahun 1969 silam ini, selalu menjadi tantangan baru untuk mengombinasi pengetahuan yang dimilikinya dalam perkembangan bidang estetika.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, aspek estetika medis telah menjadi sebuah bidang yang populer ditengah masyarakat. Tidak sedikit perilaku dari berbagai lapisan masyarakat menunjukkan sebuah ketergantungan dalam kebutuhan tampil sempurna pada performa kecantikan dan kesehatan kulit yang sempurna.
Jika menilik sebentar perilaku para para penduduk di kota besar, tekanan beban depresi seperti sudah makanan wajib sehari-hari. Tekanan depresi yang ada acapkali menimbulkan efek negatif kepada kesehatan tubuh. Minimal, dekadensi kualitas kesehatan tubuh akibat stress yang ada terefleksi pada kepada kesehatan kulit. Seperti penuaan dini yang diakibatkan gagalnya ataupun kurang optimalnya proses peremajaan kulit.
Pun tersebut baru hanyalah pengenalan fenomena satu stressor (penyebab stress) yang ditemui di masyarakat, sementara itu masih banyak aspek lainnya yang mengakibatkan paparan dekadensi kualitas kesehatan kulit dan kecantikan pada seseorang.
Tidak sedikit dari pihak pelaku kesehatan yang memberikan jawaban kebutuhan masyarakat dari fenomena tersebut. dr. Indiradewi Hastiningsih adalah salah satunya.
Sedikit berbeda bagi dokter yang telah menyelesaikan ilmu kedokterannya pada tahun 1996 silam ini, aspek estetika medis yang diketengahkan tidaklah hanya sebatas kontribusi ilmu medis dalam perkembangan bidang kecantikan.
Beliau tidak hanya mengenalkan sebuah kecantikan baru yang luhur dari sebuah keindahan kolaborasi ilmu medis kepada perkembangan bidang kecantikan, namun juga sebuah nilai esensi kecantikan itu tersendiri.
Bagi dirinya, sebuah pengabdian kepada masyarakat disamping sudah menjadi manifesto ikrar dari sumpah dokter yang diambilnya 13 tahun silam, menjadi sebuah kebutuhan dalam berinteraksi dengan masyarakat.
Baliau mengerti betul nilai-nilai yang dibutuhkan pasien, karena memenuhi kebutuhan pasien merupakan tantangan tersendiri bagi dirinya. Kita tidak bisa sembarang mendikotomi hak pasien kepada dua pilihan, mau sembuh atau mau sakit, tapi kita juga memberikan sebuah edukasi. Dan proses penyampaian makna pesan itulah yang menjadi titik lebih seorang dr. Indiradewi Hastiningsih.
Bagaimana seorang dokter dapat memosisikan dirinya sebagai pasien, menghargai kebutuhan pasien, memahami keterbatasan pasien, serta memberikan kontribusi ilmu terbaiknya dalam usaha mengobati pasien, menjadikan sebuah nilai kecantikan yang luhur. Karena itulah dirinya selalu berpendapat, kecantikan sejati selalu lahir bukan dari penampilan, tutur kata serta perilaku namun dalam hati seseorang.[] (DA)
dr. Indiradewi Hastiningsih
dr. Indiradewi Hastiningsih
Tanggal Lahir:
Jakarta, 4 November 1969
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
Lulus dokter:
1996
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
RIWAYAT PENDIDIKAN NON-FORMAL
Akupunktur Umum
1998
Akupunktur Kecantikan
1999
Laser Punctur
2002
Cell Therapy
2005 - 2006
Mesotherapy
2006
ACLS
2005
Hiperkes
2005
RIWAYAT KEPEGAWAIAN
Asisten Penyakit Dalam
RS. Tebet, Jakarta Selatan
1997 – 1998
Dokter Akupunktur Kecantikan
Klinik Kharisma Utama
1999- sekarang
Dokter HCU (Health Check-up)
RS. Pondok Indah
2001 – sekarang
Penelitian Cell Therapy (Psoriasis)
Tabanan, Bali
2001 – 2004
Klinik Cell Therapy
2005 – sekarang