Tips Parenting

Cara Tepat Menghadapi Anak Batita yang Selalu Berkata “Tidak”

dr. Muhammad Isman S, 20 Mei 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bisa jadi anak anda tergolong batita yang suka membantah. Bagaimana menghadapi anak yang bilang tidak? berikut ulasannya.

Cara Tepat Menghadapi Anak Batita yang Selalu Berkata “Tidak”

Apakah anak bilang “tidak” terlalu sering saat Anda memberikan suatu instruksi? Jika ya, mungkin saja ia sedang berada dalam fase “melawan”. Tenang, kebiasaan anak selalu bilang “tidak” tak perlu dikhawatirkan berlebihan.

Faktanya, hal tersebut normal, kok. Kondisi ini disebut toddler refusal syndrome dan merupakan bagian dari fase perkembangan anak.

Toddler refusal syndrome termasuk dalam perkembangan sosio-emosional. Pada fase ini, anak selalu bilang “tidak” karena ia telah menyadari keinginannya sendiri, sehingga ingin mengungkapkannya.

Meski tergolong normal, kebiasaan anak yang selalu bilang “tidak” sebaiknya tetap disiasati agar tidak memicu emosi. Anda tidak ingin hubungan dengan si kecil mengalami kerenggangan gara-gara sering mendapat penolakan, bukan?

Artikel lainnya: Pentingnya Fase Anak Berkata “Tidak” pada Perkembangannya

Menghadapi anak yang bilang “tidak” memang menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana kiat-kiat mengatasi anak selalu bilang “tidak” kepada orangtuanya? Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan:

1 dari 10

1. Dibanding Menyuruh, Lebih Baik Berikan Pilihan

Ubahlah kebiasaan Anda, dari menyuruh anak menjadi memberikan pilihan kepadanya. Ubahlah pernyataan, “Ayo, makan nasi!” menjadi penawaran, “Kamu mau telur atau nasi untuk sarapan? Minumnya mau susu atau yoghurt?” 

Cara itu dapat membantu Anda menghindari kata “tidak” dari si kecil sejak awal. Anda dapat menggunakan cara tersebut untuk mengatasi semua hal terkait rutinitas sehari-hari, mulai dari pemilihan pakaian, makanan, permainan, dan sebagainya. 

Variasikan pilihan yang diberikan agar Anda dan anak tidak menemukan kebosanan dalam pelaksanaannya.

Bagaimana bila anak tidak bisa memutuskan? Anda bisa mengatakan, “Mama hitung, ya, dari 1-10, setelah itu kamu harus memilih, atau Mama yang pilihkan untuk kamu.”

Biasanya anak akan segera membuat keputusan setelah Anda mulai berhitung. Meski cukup efektif, cara ini sebaiknya hanya digunakan sebagai upaya terakhir bila cara-cara lain sudah tidak mempan.

2 dari 10

2. Ajarkan Si Kecil Cara Merespons

Salah satu alasan anak sering berkata “tidak” adalah karena ia tidak tahu kata lain untuk menolak hal yang ditawarkan. 

Oleh sebab itu, bantu ia memperbanyak kosakata dengan mengajaknya ke dalam sebuah permainan tanya-jawab.

Misalnya, “Apa lawan dari kata ‘tidak’?” Tentu saja “ya”. “Kata apa yang berada di antara ‘tidak’ dan ‘ya’?” Jawabannya adalah “mungkin”, “barangkali”, dan “bisa jadi”. 

Pertanyaan selanjutnya, “Apa cara yang lebih baik untuk mengatakan ‘tidak’?” Jawabannya “Tidak, terima kasih”.

Artikel lainnya: Apa yang Bisa Dilakukan Ortu saat Anak Sering Bilang Benci?

3 dari 10

3. Buat Anak agar Jangan Langsung Berkata “Tidak”

Anda dapat mengurangi respons “tidak” dari anak dengan mengondisikannya terlebih dahulu. Anda bisa mulai dengan candaan seperti, “Kalau anjingnya Mama kasih makan nasi, dimakan tidak, ya?”

Bila si kecil menjawab “Ya!”, segera lanjutkan dengan bertanya, “Nah, kalau kamu mau makan nasi atau tidak?” Pada titik ini, bisa saja ia kemudian berhenti menolak untuk makan.

Namun, jika anak masih mengatakan “tidak”, jangan paksa. Tanyakan kenapa ia tidak mau makan dan ajak diskusi.

4 dari 10

4. Kurangi Penggunaan Kata “Tidak”

Alasan lain anak kerap melawan mungkin karena ia sering mendengar kata “tidak” dalam kesehariannya. Bila ini akar masalahnya, Anda harus mengurangi penggunaan kata tersebut dan gunakan alternatifnya sebisa mungkin.

Anda bisa mengganti kata “tidak” dengan frase yang lebih spesifik untuk suatu situasi. Misalnya, “Main di tangga berbahaya. Ayo kita mainnya di karpet saja.” 

Di saat anak menolak dengan berteriak, Anda dapat menyampaikan, “Ayo, bagaimana cara bicara yang baik?”

Artikel lainnya: Sikap Orang Tua yang Bisa Merusak Anak

5 dari 10

5. Usahakan untuk Tidak Berjanji, “Besok”

Salah satu kebiasaan yang harus Anda hindari adalah berjanji kepada anak dengan kata “besok”. Misalnya, “Makan es krimnya besok lagi, ya” atau “Mainnya besok lagi, ya”

Mengapa tidak disarankan? Karena, anak-anak belum memiliki kemampuan untuk mengetahui waktu secara pasti. Janji tersebut hanya akan membuat mereka semakin tantrum.

Ketimbang berjanji dengan kata “besok”, coba tawarkan alternatif makanan atau aktivitas yang anak bisa lakukan.

6 dari 10

6. Jangan Langsung Bereaksi

Bila anak sedang mengalami tantrum, hindari tawar-menawar atau memaksanya berhenti. Anda hanya perlu diam sesaat untuk meredakan situasi. 

Memberikan reaksi emosional di saat anak tantrum dan terus menolak untuk ditawari sesuatu biasanya hanya akan memperburuk emosinya. 

Oleh karena itu, tunggulah hingga anak mengeluarkan semua emosinya. Setelah itu, segera tinggalkan situasi tersebut dan lanjutkan dengan melakukan aktivitas lain.

7 dari 10

7. Alihkan Perhatiannya

Terus-menerus memintanya melakukan sesuatu biasanya sulit berhasil, mengingat anak biasanya akan terus menolak apa pun yang kita minta. 

Bila cara-cara lain belum berhasil, alihkan dengan permainan misalnya petak umpet. Tak perlu malu untuk terlihat konyol di depan anak. 

Si kecil akan tertawa melihat kekonyolan dan kelucuan Anda dan segera lupa dengan situasi sebelumnya. Anda pun akhirnya tidak marah atau emosi.

Saat kondisi sudah mulai cair, cobalah mulai masuk dengan memberikan anak pilihan untuk melakukan sesuatu.

Artikel lainnya: Orang Tua Wajib Tahu, Ini Penyebab Anak Menjadi Nakal

8 dari 10

8. Biarkan Anak Membantu Anda

Batita ingin sekali menjadi seperti orang dewasa. Untuk memenuhi keinginannya, buat dirinya merasa dianggap penting dengan diberikan tanggung jawab. Ia pun akan merasa senang saat berhasil menyelesaikannya.

Anda bisa memberikan tanggung jawab yang ringan dan mudah, seperti membantu memasukkan pakaian ke mesin cuci, menjemur baju, atau mencuci piring sendiri. 

Nantinya, Anda akan sering melihat anak tersenyum lebar dan menyambut baik permintaan tolong yang ditujukan kepadanya. Bantuan yang diberikan si kecil mungkin hanya berlangsung singkat, tetapi itu sudah cukup membuat semuanya senang dan bangga.

9 dari 10

9. Sesekali Penuhi Permintaannya

Untuk hal-hal yang berbahaya dan menyangkut prinsip, Anda tetap harus konsisten mengatakan “tidak”. 

Namun, bila keinginan si kecil bukan sesuatu yang begitu penting seperti tidak mau memakai baju yang Anda pilihkan untuknya, biarkan saja. 

Dalam kasus tersebut, akan lebih baik jika Anda mengizinkan si kecil yang memilih. Dengan demikian, ia akan merasa memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri sehingga kekesalannya pun akan hilang.

10 dari 10

10. Berikan Contoh yang Baik

Anak akan selalu meniru perilaku orangtua. Jadi, jika anak sering melihat Anda membentak orang lain, tentu saja ia akan melakukan hal yang sama. 

Karena itu, Anda sebagai orangtua wajib bisa mengendalikan sikap dan memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak. Sekesal apa pun dengan situasi yang dihadapi, tetaplah ingat untuk selalu menjaga wibawa dan otoritas. 

Meski begitu, jangan pernah malu untuk meminta maaf kepada anak jika Anda sempat berkata-kata atau berperilaku yang tidak semestinya. 

Artikel lainnya: Cara Mengatasi Anak yang Selalu Merasa Rendah Diri

Sekarang Anda sudah tak bingung lagi dalam menangani anak suka membantah, bukan? Tetap ingat untuk mengendalikan emosi, karena fase anak suka bilang “tidak” akan “sembuh” dengan sendirinya.

Usia “sembuh” anak-anak dari tahapan tersebut berbeda-beda. Hal ini salah satunya ditentukan oleh kemampuan mereka berbicara dan jumlah kosakata yang mereka miliki. 

Semakin banyak kosakata yang mereka bisa sebutkan, semakin cepat mereka akan berhenti untuk selalu berkata “tidak”. 

Anak sering berkata “tidak” biasa dimulai saat usia 2 tahun, saat ia sudah mulai memiliki kehendaknya sendiri namun belum bisa menyatakannya dengan baik. 

Biasanya periode itu berakhir di usia 3-4 tahun, ketika anak sudah mampu menyampaikannya keinginannya dengan lebih jelas.

Apabila Anda menemukan kendala dalam menangani anak suka membantah, jangan sungkan untuk konsultasi dokter anak atau psikolog lewat Live Chat di aplikasi KlikDokter!

(FR/JKT)

Tumbuh Kembang Anak
Mendidik Anak
pola asuh