Kesehatan Bayi

Ruam Popok Picu Iritasi dan Infeksi, Waspadai Penyebabnya!

Dimas Laksono, 25 Agt 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ruam popok bisa disebabkan banyak hal, lho. Yuk, cari tahu di sini penyebab dan cara mencegah ruam popok di sini.

Ruam Popok Picu Iritasi dan Infeksi, Waspadai Penyebabnya!

Si kecil sering menangis dan lebih rewel? Mama perlu cek dan cari tahu penyebabnya. Bisa jadi ada hal yang membuat bayi tidak nyaman, misalnya ruam popok pada bayi

Masalah ruam popok memang banyak terjadi. Karena, hampir setiap bayi pasti memakai popok. 

Umumnya, masalah kulit akibat penggunaan popok diawali dengan bintik kemerahan. Jika tidak ditangani dengan baik, kemerahan akan semakin meluas. Bahkan, dapat menyebabkan kulit mengelupas, hingga akhirnya terjadi peradangan dan muncul masalah ruam popok.

Ruam popok ditandai dengan adanya peradangan kulit yang menimbulkan bercak kemerahan di bagian bokong. Selain bercak merah, ruam popok juga menyebabkan gatal, tak heran bila bayi akan rewel karena hal ini.

Mama harus bergerak lebih cepat, ruam popok perlu segera diatasi agar tidak semakin parah dan menimbulkan luka. Agar hal itu tidak terjadi, mari cari tahu penyebab ruam popok pada bayi dan pencegahannya.

Bayi Rentan Alami Ruam Popok

Nyatanya, ruam popok adalah masalah kulit yang kerap dialami bayi. Hal ini terbukti dari hasil riset berbagai jurnal yang menyatakan bahwa hampir 50 persen bayi mengalami ruam popok.

Penelitian dalam Journal of International Medical Research mengatakan, estimasi jumlah kasus ruam popok secara keseluruhan berkisar dari 7-43,8 persen.

Kemudian, riset lain membandingkan jumlah kejadian ruam popok di tiga negara, yaitu China, Amerika Serikat, dan Jerman. 

Jumlahnya sangat bervariasi, yaitu 14,9 persen di Jerman, 8,7 persen di Amerika Serikat, dan 1,3 persen di China. Perbedaan angka ini bisa dipengaruhi perbedaan karakteristik kulit bayi di tiap negara tersebut.

Misalnya, bayi di China cenderung memiliki pH dan transepidermal water loss (TWL) yang lebih rendah dibanding bayi kedua negara lainnya. 

Transepidermal water loss adalah penilaian terhadap jumlah air yang menguap dari kulit. Jika TWL semakin tinggi, maka penguapan akan semakin besar. 

Bagaimana dengan kejadian ruam popok bayi di negara kita? Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Indonesia memiliki catatan 7-35 persen bayi mengalami masalah ruam popok. 

Karena kejadiannya cukup sering, Mama dan Papa harus waspada, ya, dengan masalah kulit bayi tersebut. 

Artikel Lainnya: Berbagai Masalah Kulit yang Sering Dialami Bayi

Penyebab Ruam Popok pada Bayi 

Faktor penyebab terjadinya ruam popok sebetulnya cukup banyak. Berikut beberapa penyebab ruam popok yang harus orangtua ketahui: 

1. Iritasi Karena Bahan Popok 

Kulit bokong si kecil bisa iritasi karena bahan popok yang dipakai, lho. Menurut IDAI, penyebab ruam popok yang paling sering adalah iritasi akibat kontak dengan bahan popok yang tidak cocok dengan kulit bayi. 

Kulit bayi bisa saja alergi dengan bahan popok. Akibatnya, ruam popok dapat muncul. 

Bahan popok yang kasar dan tidak lembut membuat si kecil mudah iritasi, karena kulit si kecil bergesekan langsung dengan bahan popok tersebut. 

Supaya si kecil bebas iritasi, Mama bisa memilih popok dengan bahan yang lembut.  

2. Sisa Kotoran di Bokong

Mama dan Papa juga perlu lebih cermat saat membersihkan feses atau urine si kecil. Soalnya, sisa feses dan urine yang tidak dibersihkan sempurna dari kulit dapat menjadi penyebab ruam popok pada bayi.

Bahkan, pada kondisi yang cukup serius, ruam popok bisa menyebabkan infeksi. Karena, feses dan urine bayi mengandung mikroorganisme yang bisa menjadi penyebab infeksi. 

Menurut riset yang diterbitkan dalam Clinical Pediatrics, infeksi yang menyebabkan ruam popok bisa sangat beragam. Ruam popok dapat terjadi akibat infeksi jamur, bakteri, hingga virus. 

Bukan hanya masalah kulit, jika dibiarkan infeksi akan semakin meluas dan menimbulkan gangguan kesehatan lainnya. Misalnya saja, infeksi saluran kencing.

Nah, untuk mencegah ruam popok bahkan infeksi, pilih popok yang cepat menyerap cairan dengan baik. 

3. Popok Basah 

Popok si kecil harus rajin diganti. Jangan biarkan popoknya terlalu lama basah dan lembab. 

Popok yang terlalu lama basah bisa membuat kulit bokong lembab dan memicu munculnya jamur. Jika hal ini terjadi, maka si kecil bisa mengalami masalah ruam popok. 

Dengan menggunakan popok yang punya daya serap tinggi, kulit si kecil akan senantiasa kering, tidak lembab, sehingga mencegah munculnya jamur. 

Selain itu, kemampuan daya serap yang cepat, membuat si kecil nyaman beraktivitas dan bergerak, karena tidak mudah bocor. 

4. Kulit Sensitif 

Kulit bayi memang lebih sensitif. Hal ini tentunya perlu perhatian khusus dari Mama dan Papa. Kulit bayi yang terlalu sensitif bisa rentan mengalami peradangan dan berujung ruam popok. 

Oleh karena itu, Mama dan Papa bisa memilih popok yang mengandung bahan alami, seperti aloe vera. Kandungan aloe vera dapat melindungi kulit bayi dari iritasi. 

Pilih juga popok yang memiliki label hypoallergenic. Artinya, popok tersebut sudah teruji klinis tidak menimbulkan reaksi alergi dan aman untuk kulit.

Artikel Lainnya: Berbagai Masalah Kulit yang Sering Dialami Bayi

Cara Mencegah Ruam Popok

Ruam popok pada bayi sangat mengganggu dan bisa membuat si kecil lebih rewel. Mama dan Papa bisa mengikuti beberapa tips berikut untuk mencegah ruam popok pada bayi:

1. Rajin Mengganti Popok 

Mama dan Papa harus lebih rajin mengganti popok bayi dan mengecek kondisi popok apakah sudah penuh atau belum. Jika popok sudah penuh atau sudah lama digunakan, segera bersihkan dan ganti popok yang baru. 

2. Bersihkan Bokong Bayi dengan Air Hangat 

Saat mengganti popok, bersihkan bokong si kecil terlebih dahulu menggunakan air hangat sebelum menggantikan popok yang baru. 

Artikel Lainnya: Kapan Sebaiknya Anak Berhenti Pakai Popok? Ini Kata Dokter

3. Berikan Waktu “Istirahat” Tanpa Popok 

Sesekali bayi tak perlu pakai popok. Hal ini penting untuk mengekspos bagian bokong bayi dengan udara segar agar bisa kering alami. Namun, kondisi ini tetap perlu disesuaikan dengan kulit bayi dan area sekitarnya. 

4. Pilih Popok yang Tepat 

Jenis popok tertentu memang dirancang untuk mencegah ruam popok pada bayi. Tentunya ini bisa membuat Mama lebih tenang, terutama bila si kecil memiliki kulit sensitif. 

Oleh karena itu, Mama dan Papa sebaiknya memilih popok yang memiliki: 

  • Kemampuan menyerap cepat dan daya serap tinggi sehingga membuat kulit bayi tetap kering. 
  • Terbuat dari bahan yang lembut, jadi mencegah munculnya kemerahan dan ruam pada bayi. 
  • Bersifat hypoallergenic dan teruji klinis tidak menimbulkan reaksi alergi.
  • Mengandung pelembab natural, misalnya lidah buaya untuk menjaga kulit si kecil tetap sehat.

Mama dan Papa juga sebaiknya perhatikan ukuran popok si kecil. Pilih ukuran popok yang sesuai dengan tubuh si kecil. Pastikan popok punya bagian belakang yang lebar dan karet yang elastis, sehingga menutupi seluruh sisi. 

Dengan menggunakan popok dari bahan lembut di seluruh sisi dan daya serap tinggi, Mama dan Papa tak perlu khawatir soal ruam popok lagi. 

Mama dan Papa juga bisa konsultasi dengan dokter anak, gunakan aplikasi KlikDokter yang lebih mudah dan cepat. Yuk, #LindungiKulitSehatnya dan keluargamu selalu!

(FR/NM)

Referensi: 

  • Pediatric Dermatology. Diakses 2022. Diaper dermatitis prevalence and severity: Global perspective on the impact of caregiver behavior.
  • Journal of Primary Care & Community Health. Diakses 2022. Diaper Dermatitis: Prevalence and Associated Factors in 2 University Daycare Centers.
  • IDAI. Diakses 2022. Seputar Ruam Popok pada Anak.
  • BMC Dermatology. Diakses 2022. Diaper dermatitis: a survey of risk factors in Thai children aged under 24 months.
  • Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Journal UNAIR. Diakses 2022. Perbandingan Nilai Transepidermal Water Loss pada Lesi Makula Anestetika dan Nonanestetika pada Pasien Kusta.
  • Cohen, B. (2017). Differential diagnosis of diaper dermatitis. Clinical Pediatrics, 56(5_suppl). https://doi.org/10.1177/0009922817706982
AdvertorialRuam Popok

Konsultasi Dokter Terkait