Kesehatan Bayi

Kapan Bayi Mulai Bisa Merangkak? Ini Faktanya

dr. Devia Irine Putri, 07 Sep 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Merangkak adalah fase penting pada bayi, dan tentunya dinantikan oleh para orang tua. Umur berapa idealnya bayi mulai merangkak? Mari simak faktanya di sini.

Kapan Bayi Mulai Bisa Merangkak? Ini Faktanya

Merangkak merupakan fase paling penting dalam tumbuh kembang bayi. Merangkak mampu melatih otot-otot sekitar tangan dan juga kaki si Kecil.  

Selain itu, fase merangkak ada hubungannya dengan kemampuan anak dalam menjaga keseimbangan tubuhnya dan meningkatkan kemampuan motorik. 

Nah, orang tua pasti bertanya-tanya, biasanya bayi merangkak umur berapa? Apakah ada patokan umur bagi bayi untuk mulai bisa merangkak? 

Umumnya, Umur Berapa Bayi Mulai Merangkak?

7 Manfaat Merangkak bagi Bayi (Oksana-Kuzmina/Shutterstock)

Merangkak menjadi salah satu cara bagi bayi untuk bergerak atau berpindah tempat. Lalu, umur berapakah bayi bisa merangkak?

Secara garis besar, fase merangkak terjadi saat bayi berusia 6-10 bulan. Merangkak dapat dimulai dengan posisi seperti belajar menungging, lalu bayi akan mengoordinasikan kedua lengan dengan lututnya.

Pada usia 6 hingga 7 bulan, umumnya bayi sudah bisa mengangkat badan serta pantatnya menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai penopang. Di saat itu juga, orang tua mungkin melihat bayi berancang-ancang mulai merangkak. 

Lalu sekitar usia 8-10 bulan, bayi biasanya sudah dapat merangkak dengan sendirinya. 

Untuk mendukung masa pertumbuhan bayi ini, pastikan orang tua tidak meletakkan barang-barang yang mudah melukai anak seperti gunting, kabel, dan benda tajam lainnya di bawah lantai.

Artikel Lainnya: Bunda, Yuk, Buat Anak Rutin Melakukan Tummy Time

Fase Merangkak pada Bayi Bisa Bervariasi?

Kapan Waktu yang Ideal untuk Bayi Mulai Merangkak? (Oksana-Kuzmina/Shutterstock)

Setelah tahu mengenai umur berapa bayi sudah mulai merangkak, hal ini juga penting untuk diperhatikan orang tua. 

Fase merangkak yang dialami setiap bayi bisa bervariasi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. 

Misalnya saja sering atau tidaknya bayi diberikan stimulasi, berat badan bayi yang berlebihan sehingga kesulitan untuk bergerak, orang tua yang terlalu protektif, hingga lingkungan yang kurang mendukung (permukaan lantai yang dingin atau licin). 

Agar bayi bisa merangkak, orang tua dapat menstimulasi dengan berbagai cara.

Orang tua bisa memberikan contoh kepada si Kecil mengenai cara merangkak, rutin melakukan tummy time, ajak anak belajar merangkak dengan menggunakan mainan yang disukai, hingga menghindari penggunaan baby walker atau ayunan.

Secara umum, gaya merangkak bayi bertumpu pada tangan dan kakinya, kemudian digerakkan secara bergantian. Cara ini disebut dengan gaya merangkak klasik. 

Namun ternyata, ada juga variasi gaya merangkak yang tidak biasa (namun hal ini wajar), seperti:

1. Gaya Beruang 

Gaya ini mirip dengan gaya klasik. Namun, gaya beruang bertumpu pada telapak kaki, bukan lututnya.

2. Gaya Perut

Sesuai dengan namanya, bayi menggunakan perut untuk berpindah tempat.

3. Gaya Kepiting

Gaya merangkak yang satu ini mirip seperti kepiting berjalan miring. Bayi berpindah menggunakan satu kaki lurus dan satu kaki menekuk.

4. Gaya Bokong

Apabila bayi berpindah tempat dengan cara menyeret bokong dan menggunakan kekuatan lengan tangannya, maka ini disebut dengan gaya bokong atau ngesot.

5. Berguling

Berpindah tempat dengan cara berguling termasuk dalam gaya merangkak si Kecil, lho! Jadi jangan khawatir bila bayi berpindah tempat menggunakan cara ini.

Artikel Lainnya: Kenapa Balita Sering Jatuh Saat Jalan?

Bayi Telat Merangkak, Perlukah Khawatir?

Manfaat Merangkak bagi Bayi, Tak Sepele!

Fase merangkak memang penting bagi perkembangan dan pertumbuhan si Kecil. Namun, ada beberapa bayi yang terlambat atau melewati tahapan merangkak. 

Hal ini wajar selama bayi menunjukkan minat atau kemampuan menggunakan anggota tubuhnya untuk bergerak.

Terlambat merangkak tidak selalu menunjukkan adanya gangguan perkembangan. Akan tetapi, ada beberapa tanda atau red flag yang harus diwaspadai bila si Kecil belum juga bisa merangkak, yaitu: 

  • Bayi belum bisa menopang kepalanya sendiri.
  • Bayi cenderung diam, tidak memberikan respons dan kurangnya antusias saat diajak bermain.
  • Tidak mampu bergerak sama sekali. Baik itu berguling, merayap, maupun merangkak meski sudah berusia satu tahun.
  • Adanya gerakan yang asimetris atau tidak seimbang, misalnya antara anggota tubuh kanan dan kiri.
  • Adanya gerakan tubuh yang tidak terkontrol.

Apabila orang tua menemukan salah satu atau beberapa tanda tersebut, segeralah bawa bayi ke dokter spesialis anak untuk dicari tahu penyebab keterlambatan tumbuh kembangnya. 

Yuk, #JagaSehatmu dan keluarga dengan membaca informasi kesehatan lainnya di aplikasi KlikDokter. Kamu juga dapat konsultasi dengan dokter melalui layanan online Tanya Dokter.

[RS]

Bayimerangkak

Konsultasi Dokter Terkait