Pada tanggal 18 Oktober lalu, Johnson & Johnson menarik 33 ribu produk bedak bayi botolan sebagai tindakan pencegahan setelah ditemukannya sejumlah asbestos dalam produk yang dibeli online. Ini merupakan perkembangan terbaru, yang mana Johnson & Johnson “disibukkan” dengan tuntutan hukum atas klaim kandungan mineral penyebab kanker dalam produk bedak bayinya selama beberapa tahun belakangan.
Bedak adalah salah satu jenis produk perawatan kulit bayi dan anak yang paling sering digunakan. Setiap habis mandi, orang tua selalu membubuhkan bedak ke sekujur tubuh si Kecil agar kulitnya halus dan wangi. Selain itu, bedak juga digunakan di area popok untuk menjaga kulit bayi tetap kering dan terhindar dari ruam popok.
Beberapa tahun belakangan memang ada kekhawatiran terhadap penggunaan bedak bayi dan anak, sehingga perlahan bedak tergantikan oleh krim sebagai perawatan kulit bayi.
Selain itu, penggunaan bedak yang kurang tepat dan berlebihan juga dikhawatirkan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti masalah pernapasan. Hal ini terutama dapat terjadi jika bedak ditaburkan ke wajah, yang lalu terhirup masuk ke paru-parunya.
Bedak mengandung partikel halus yang mudah terbawa udara dan masuk ke dalam hidung, saluran napas, hingga mencapai paru-paru.
Seputar Isu Bedak Bayi Yang Mengandung Asbestos
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menemukan bahwa bedak bayi produksi Johnson & Johnson kemungkinan terkontaminasi oleh serat chrysotile, suatu jenis asbestos.
FDA telah menguji dua lot bedak bayi Johnson & Johnson, yang mana hasilnya: satu lot bebas asbestos dan satu lot lagi terkontaminasi.
Asbestos adalah suatu zat yang dikhawatirkan dapat meningkatkan berbagai risiko kanker seperti kanker ovarium (indung telur) dan paru-paru. Setelah FDA mengemukakan temuan tersebut, Johnson & Johnson pun langsung menarik satu lot bedak yang diproduksinya dengan nomor kode #22318RB, lalu mengimbau para konsumen yang sudah terlanjur membeli bedak tersebut untuk mengembalikannya dan berhak mendapatkan pengembalian uang (refund).
Meskipun setuju untuk menarik sebanyak kurang lebih 33 ribu bedak bayi, Johnson & Johnson tidak secara langsung mengakui adanya kontaminasi asbestos pada bedak bayi produksinya tersebut.
Padahal, sudah bertahun-tahun perusahaan tersebut banyak menghadapi tuntutan dari pelanggan yang anggota keluarganya diklaim menderita kanker akibat penggunaan bedak bayi Johnson & Johnson yang terkontaminasi asbestos.
Sempat tercatat bahwa ada pelanggan yang terkena kanker indung telur memenangkan tuntutan sebesar 72 juta dolar AS terhadap pabrik besar tersebut. Ternyata di AS, tak sedikit wanita yang menggunakan bedak bayi di area kelaminnya untuk menyegarkan dan menghilangkan bau tidak sedap.
Mengenal Mineral Talk (Talkum) Dalam Bedak Bayi
Bedak terbuat dari talkum (talk atau talc), yaitu bubuk mineral yang paling halus. Talkum memiliki sifat menyerap kelembapan, menghaluskan permukaan, dan mengurangi gesekan.
Talkum telah dibuat menjadi bedak tabur yang digunakan penduduk dunia selama lebih dari seratus tahun untuk mengeringkan, menghaluskan, dan mengharumkan kulit. Talkum secara alami memiliki kandungan magnesium, silikon, oksigen, dan asbestos. Meskipun demikian, produk bedak talkum yang dijual di Amerika sejak tahun 70-an telah diproduksi bebas dari asbestos.
Asbestos Si Penyebab Kanker Mesothelioma
Asbestos yang dikhawatirkan mengontaminasi bedak tabur Johnson-Johnson sangat mencemaskan penduduk dunia, karena asbestos diketahui sebagai zat yang dapat menyebabkan kanker mesothelioma.
Termasuk kanker langka, kanker mesothelioma berasal dari sel yang melapisi selaput paru dan jantung apabila terhirup dalam jangka panjang. Kanker ini bersifat ganas dan cepat menyerang penderitanya, yang mana umumnya hanya bertahan 12 bulan sejak didiagnosis.
Meskipun terdapat beberapa pilihan terapi seperti operasi, kemoterapi, dan radiasi, tetapi pada umumnya hasilnya kurang memuaskan.
Gejala kanker mesothelioma antara lain adalah batuk kering, sesak napas, nyeri dada, demam, keringat dingin, adanya penumpukan cairan di selaput paru (pleura), kelelahan, dan kelemahan pada otot.
Lokasinya di tempat yang tersembunyi dan gejalanya yang kurang spesifik menyebabkan banyak penderita yang baru ketahuan menderitanya saat sudah stadium lanjut. Akibatnya, penyakit sulit untuk ditangani.
Itulah update terbaru kasus adanya kontaminan berbahaya pada produk bayi Johnson & Johnson, yang akhirnya mereka memutuskan untuk menarik 33 ribu produk akibat isu asbestos yang dijual online. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati menggunakan bedak bayi. Untuk lebih amannya, gantikan bedak bayi dengan krim bayi hingga hasil pemeriksaan selanjutnya membuktikan bahwa bedak bayi, dari produsen mana pun, bebas dari asbestos dan aman untuk digunakan.
(RN)