Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakKesehatan BayiJenis Cedera Gigi yang Rentan Dialami Bayi
Kesehatan Bayi

Jenis Cedera Gigi yang Rentan Dialami Bayi

drg. Callista Argentina, 09 Feb 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Cedera gigi pada bayi dianggap lebih rentan terjadi. Apa saja cedera gigi yang bisa terjadi pada bayi? Bagaimana penanganannya? Simak di sini.

Jenis Cedera Gigi yang Rentan Dialami Bayi

Dalam masa tumbuh kembangnya, wajar sekali jika bayi dan anak-anak berisiko mengalami cedera gigi. Kondisi ini karena belum sempurnanya koordinasi antar-otot di dalam tubuh si kecil. Terlebih lagi, rentang usia 1 - 2 tahun merupakan masa si kecil mulai belajar berjalan dan mengeksplorasi.

Biasanya yang sering menyebabkan cedera gigi pada bayi dan anak adalah terjatuh, terpeleset atau tersandung suatu benda.

Selain itu, cedera gigi bisa terjadi jika anak bermain-main di sekitar meja yang tepinya tajam, berlarian di tepi kolam renang, atau terpeleset karena kaus kaki di lantai yang licin.

Cedera ini bisa mengakibatkan kerusakan gigi, pipi, tulang rahang, serta bibir. Kondisi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan, warna gigi berubah, masalah perkembangan gigi, infeksi gigi hingga kehilangan gigi.

Adapun cedera gigi pada bayi dapat mengakibatkan:

1. Gigi Susu Menjadi Goyang

Masalah gigi bayi menjadi goyang paling sering terjadi pada saat mereka mulai belajar merangkak dan berjalan. Jika gigi depan terbentur, anak bisa mengeluhkan rasa sakit di gigi tersebut, gigi bisa goyang, kadang terjadi perdarahan di sekitar gusi.

Pembengkakan dan memar juga bisa dialami anak. Mereka pun dapat kesulitan dalam mengunyah karena gigi tersebut goyang.

Semua ini adalah gejala normal pada gigi yang goyang, dan biasanya bisa sembuh sendiri dengan cepat tanpa perlu perawatan. Namun, perlu dipastikan apakah gigi tersebut tidak menghalangi posisi menggigit.

Kebanyakan, pada kasus terbentur seperti ini, gigi bayi yang goyang akan terpasang kuat kembali dalam 1-2 minggu. Bila lebih dari 2 minggu gigi masih goyang, sebaiknya diperiksakan ke dokter gigi.

Artikel lainnya: Bunda, Ini Cara Tepat Membersihkan Gigi Bayi

Disarankan untuk memberikan anak makanan yang lembut, serta mengingatkan anak untuk tidak memainkan gigi goyangnya sampai sembuh dan posisinya stabil.

Kadang kondisi gigi goyang ini bisa sampai merusak benih gigi tetap di bawahnya. Diperlukan foto rontgen untuk memastikan kondisinya.

2. Gigi Susu Berubah Menjadi Hitam

Gigi susu yang mengalami cedera bisa berubah warna menjadi abu-abu atau cokelat. Karena gigi anak warnanya sangat putih, jadi akan terlihat perbedaannya dengan gigi sebelahnya.

Perubahan warna ini disebabkan oleh proses normal dari penyembuhan. Namun, bisa juga pertanda ada infeksi yang terus berjalan.

Oleh karena itu, pemeriksaan oleh dokter gigi dirasa cukup penting. Dokter dapat menentukan kapan gigi harus dimonitor untuk perawatan berikutnya.

3. Gigi Susu yang Lepas

Penanganan gigi susu yang lepas berbeda dengan gigi tetap. Gigi susu yang lepas tidak perlu dimasukkan ke lubang soket gigi kembali. Jika dipaksakan, malah akan merusak perkembangan benih gigi permanen di bawahnya.

Namun, gigi bayi yang terlepas dan hilang harus dicari sampai ketemu. Kalaupun tidak ketemu, perlu dilakukan rontgen di dalam mulut untuk melihat apakah gigi terdorong ke dalam gusi dan tulang.

Jika tidak ditemukan juga, sebaiknya dilakukan rontgen dada dan perut untuk memastikan keberadaannya.

Artikel lainnya: Gigi Bayi Tidak Rata, Ini Penyebab dan Cara Atasinya

Konsultasikan dengan dokter gigi Anda jika terlihat dugaan adanya gigi dalam rontgen tersebut. Pada beberapa kasus, kadang area gigi yang hilang dipersiapkan untuk tumbuhnya benih gigi baru.

Untuk menjaga space yang dipersiapkan untuk tumbuhnya benih gigi baru bisa digunakan alat bernama space maintainer.

4. Gigi Susu yang Patah

Kasus gigi susu patah paling umum terjadi saat anak berusia 3 - 6 tahun. Saat cedera gigi ini terjadi, dokter akan menyarankan untuk rontgen foto untuk melihat kondisi gigi patah tersebut.

Yang perlu diperhatikan, apakah patah pada bagian mahkota gigi saja atau sampai akar gigi atau meliputi keduanya.

Jika gigi yang patah sampai membuka tempat saraf, biasanya akan terjadi perdarahan dan sangat sakit. Sebaiknya dilakukan perawatan ke dokter gigi, karena gigi bisa menjadi infeksi dan berkembang menjadi abses gigi.

Untuk gigi bayi yang patah dan sangat goyang, sebaiknya dilakukan pemeriksaan oleh dokter gigi untuk memastikan tidak ada masalah pada gigi bayi. Patahan gigi bisa saja berisiko tertelan oleh si anak.

5. Gusi Anak Robek

Cedera gigi tidak hanya meliputi kerusakan gigi saja, tapi juga luka pada gusi. Misalnya, luka robek di gusi yang menghubungkan bibir atas dengan gigi depan atas, yaitu frenulum maksilaris.

Jika hal ini terjadi, berikan penekanan pada area tersebut dengan kasa steril untuk mengurangi perdarahannya. Selanjutnya, segeralah hubungi dokter gigi terdekat.

Karena bayi dan anak rentan mengalami cedera gigi, orangtua atau pengasuh perlu waspada. Berusahalah menyediakan lingkungan bermain yang aman agar perkembangannya bisa optimal, sekaligus terhidar dari jenis cedera lainnya.

Untuk berkonsultasi langsung dengan dokter gigi seputar kesehatan gigi bayi, manfaatkan fitur Live Chat 24 jam dari aplikasi Klikdokter, ya!

[HNS/JKT]

GigiAnakGigi dan Mulut

Konsultasi Dokter Terkait