Benarkah Kesehatan Ayah Pengaruhi Bayi Baru Lahir?

Bagi kedua orang tua - ayah dan ibu - menjaga kesehatan, baik sebelum kehamilan hingga setelah melahirkan adalah hal yang penting. Kesehatan ayah dan ibu dapat memengaruhi kesehatan bayi mereka. Berdasarkan penelitian, kesehatan pra-konsepsi seorang ayah turut andil dalam memengaruhi kehamilan serta janin yang ada dalam kandungan ibu.

Tiga makalah yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet memaparkan bagaimana kesehatan pria dan wanita, dapat berdampak besar pada kesehatan bayinya. Hal tersebut meliputi banyak hal, mulai dari berat badan hingga perkembangan otaknya kelak.

Perlu kembali diingat bahwa lewat sejumlah penelitian, semua mamalia cenderung menggunakan sebagian besar materi genetik yang diturunkan dari ayahnya. Meski demikian secara fisik dan tindakan lebih mirip ibu. Hal ini ditunjukkan dalam penelitian pada tikus di laboratorium University of North Carolina’s School of Medicine.

Meski seorang anak mewarisi DNA dari ayah dan ibu, namun garis ayah lebih banyak ditemukan dan berfungsi untuk mengatur perkembangan dan kesehatannya.  Hasil tersebut membantu para ilmuwan memahami kondisi kesehatan yang diturunkan dari gen ayah. Misalnya bagaimana mutasi penyakit kompleks seperti diabetes, jantung, skizofrenia, dan obesitas menyerang tubuh.

Gaya hidup dan riwayat penyakit ayah

Pengaruh kesehatan ayah dan ibu terhadap bayinya dihitung saat periode pra-konsepsi atau menjelang proses pembuahan. Hal ini bisa dimulai sekitar beberapa bulan sebelum kehamilan terjadi, namun tak menutup kemungkinan sejak tahun-tahun sebelumnya.

Pada masa pra-konsepsi, gaya hidup dan kondisi tubuh kedua orang tua bakal sangat memengaruhi calon anaknya. Di sinilah, segala kondisi sang ayah berpengaruh besar terhadap calon anak dalam kandungan.

Mengutip dari Liputan6.com, sebuah studi yang dilakukan oleh Sekolah Kesehatan Universitas Georgetown Malaysia menyebut pengaruh terkuat dari ayah pada kesehatan anak adalah dalam hal asupan minuman beralkohol.

Bayi ternyata dapat didiagnosis terkena Fetala Alcohol Spectrum Disorder (FASD), yakni gejala kelainan pertumbuhan akibat resapan alkohol di dalam rahim, meski ibunya bukan peminum.

Ternyata setelah ditelusuri, gangguan kesehatan itu disebabkan oleh kebiasaan minum alkohol dari pihak ayah yang resapan zat-zat berbahayanya terbawa melalui hubungan intim.

Bayi dengan gangguan FASD cenderung akan mengalami pengerdilan pada anggota tubuhnya, seperti tubuh pendek, ukuran kepala kecil, dan pertumbuhan panjang tulang yang tidak sempurna.

Ditambah lagi, bayi dengan gangguan FASD berisiko memiliki wajah asimetris. Bahkan ada kemungkinan buruk, gejala ini menyebabkan rendahnya koordinasi tubuh, tingkat kecerdasan, serta pertumbuhan daya olah pikir.

Pentingnya menjaga kesehatan untuk ayah

Selain pria pecandu alkohol, studi terkait juga menyoroti faktor kesehatan pada pria tua dan penderita obesitas. Pada ayah yang berusia tua misalnya, ada kemungkinan bayi akan lahir dengan risiko skizofrenia, autisme, hingga cacat lahir.

Sementara pada ayah penderita obesitas, risiko kesehatan yang paling mungkin menimpa sang bayi adalah obesitas turunan, diabetes, dan kanker otak. Oleh karena itu, penting untuk seorang ayah dalam menjaga kesehatannya karena pengaruh yang sangat kentara untuk jabang bayi.

Menjaga gaya hidup dari sederet aktivitas merugikan seperti alkohol dan rokok merupakan salah satu cara yang efektif agar kesehatan seorang ayah prima dan kualitas spermanya baik. Bahkan menurut dr. Resthie Rachmanta Putri, asap rokok menyimpan bahaya fatal bagi bayi.

“Orang-orang yang terpapar asap rokok cenderung lebih sulit hamil dibandingkan yang tidak terpapar. Selain itu, asap rokok dapat menyebabkan sel telur dan sperma yang dihasilkan mengalami kecacatan, sehingga menghasilkan janin yang tidak sehat,” tuturnya.

Kesehatan ayah jelas-jelas memengaruhi kondisi bayi baru lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Bagi Anda para calon ayah, terapkan gaya hidup sehat mulai dari sekarang, ya!

[NP/ RVS]