Bagi Anda yang tengah menjalani program hamil, mungkin berbagai pertanyaan sering muncul mulai dari kapan waktu yang tepat untuk berhubungan intim hingga bagaimana mengetahui masa subur. Untuk memudahkan penghitungan tersebut, sebagian besar wanita menggunakan kalender masa subur untuk mengetahuinya.
Artikel Lainnya: Penyebab Gagal Hamil Meski Pakai Kalender Masa Subur
Seputar kalender masa subur
Kalender masa subur kerap digunakan sebagai acuan untuk mengetahui kapan terjadinya ovulasi dan masa subur, sehingga peluang untuk mendapatkan kehamilan menjadi lebih besar. Karena seperti Anda ketahui, masa subur wanita tergantung dari panjang siklus haid.
Untuk itu, dalam penghitungannya diperlukan data mengenai berapa lama siklus haid yang berlangsung setiap bulannya, dihitung dari hari pertama haid sampai sehari sebelum haid berikutnya. Siklus haid yang normal umumnya berlangsung selama 28-35 hari.
Dengan melakukan plot siklus haid pada kalender, Anda dapat menghitung kira-kira kapan terjadinya ovulasi serta masa subur.
Hari terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur normalnya adalah 14 hari sebelum siklus haid berikutnya. Sedangkan, masa subur adalah tiga hari sebelum sampai satu hari sesudah ovulasi.
Sebagai contoh, apabila siklus haid Anda adalah 28 hari, maka ovulasi akan terjadi pada hari ke-14. Sehingga, masa subur Anda adalah pada hari ke-11 hingga 15. Tapi, apakah perhitungan periode ini cukup akurat?
Artikel Lainnya: Ingin Hamil Anak Laki-laki? Kalender Masa Subur Bisa Membantu
Keakuratan kalender masa subur
Penentuan kalender masa subur ini akan akurat apabila selama 3-6 bulan siklus haid wanita berlangsung secara teratur. Jika tidak, tentunya menghitung masa subur dan ovulasi menjadi sulit dan hasilnya bisa saja menjadi kurang akurat.
Untuk itu, bagi Anda yang memiliki siklus haid tidak teratur, masa subur dan ovulasi dapat diketahui dengan beberapa cara di bawah ini:
Mengecek suhu tubuh
Sebagian besar wanita mungkin akan merasakan perubahan suhu tubuh saat bangun di pagi hari. Pada kondisi normal, suhu basal tubuh berada di 35,5-36,5 derajat Celsius. Suhu basal adalah suhu terendah tubuh saat beristirahat atau tidur.
Saat akan memasuki masa ovulasi, suhu basal tubuh akan cenderung lebih rendah daripada biasanya. Sedangkan saat puncak ovulasi, suhu basal tubuh akan naik secara signifikan.
Mengecek lendir serviks
Lendir yang keluar pada masa subur memiliki ciri lebih encer dari lendir pada hari yang biasa, serta tidak terputus jika dipegang atau ditarik.
Setelah mengetahui terjadinya ovulasi dan masa subur, Anda dapat menentukan kapan waktu yang terbaik untuk berhubungan intim. Dengan begitu, kemungkinan untuk mendapatkan momongan pun semakin besar.
Umumnya, pada tahun pertama pernikahan, tidak semua wanita akan langsung hamil. Jika diperkirakan, hanya sekitar 85 persen pasangan yang berhasil mendapatkan kehamilan setelah menikah. Artinya, 15 persen pasangan bisa saja baru mendapatkan kehamilan pada tahun kedua.
Jadi, jika Anda sudah menggunakan kalender masa subur dan mengupayakan segala cara selama satu tahun namun namun masih belum membuahkan hasil, jangan ragu untuk memeriksakan diri dan pasangan ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan atau klinik kesuburan.
Selain itu, wanita yang menikah di atas usia 30 tahun, memiliki riwayat gangguan kandungan, riwayat gangguan haid serta obesitas juga harus memeriksakan diri sesegera mungkin bila ingin segera hamil. Sehingga, dokter dapat memberikan resep agar kehamilan lekas datang.
Tak hanya wanita yang perlu penanganan khusus. Laki-laki dengan obesitas atau yang memiliki riwayat gangguan pada buah zakar saat kecil juga wajib memeriksakan diri ke dokter.
Memang tak salah bila wanita kerap menggunakan kalender masa subur untuk mendukung upaya kehamilan. Namun, cara tersebut juga tak bisa selalu diandalkan bila siklus haid tidak berjalan teratur. Bila siklus Anda pun demikian, lakukanlah konsultasi dengan dokter agar program hamil Anda bisa lebih optimal.
[NP/ RVS]