Kehamilan

Puasa bagi Ibu Hamil Muda, Apakah Aman?

Klikdokter, 31 Mar 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Saat hamil muda, ibu membutuhkan nutrisi yang baik untuk membantu tumbuh kembang janin. Namun, bolehkah ibu berpuasa? Ketahui risiko puasa bagi ibu hamil muda di sini.

Puasa bagi Ibu Hamil Muda, Apakah Aman?

Anda baru saja dinyatakan hamil oleh dokter? Tentu saja kabar ini merupakan kabar yang menggembirakan. Namun, apabila telah merencanakan untuk menjalankan ibadah puasa, kehamilan dapat membawa kebingungan tersendiri. 

Ibadah puasa saat hamil muda perlu dilihat dari berbagai sisi. Kondisi kesehatan ibu hamil dan kondisi kesehatan janin menjadi pertimbangan utama dalam memutuskan apakah ibu hamil muda boleh puasa. 

Berbagai efek puasa bagi ibu hamil pun harus dipertimbangkan dengan matang. Tujuannya supaya berpuasa tidak membahayakan ibu dan janin. Simak ulasan berikut untuk mengetahui lebih jauh tentang risiko puasa saat hamil muda. 

Risiko Puasa Bagi Ibu Hamil Muda 

Sebelum memutuskan untuk berpuasa, wanita yang hamil muda perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Hal tersebut untuk mengetahui apakah kondisi tubuh memungkinkan atau tidak.

Masalahnya, ada beberapa kondisi ibu hamil yang dianggap berbahaya dan berisiko tinggi, sehingga tidak disarankan untuk berpuasa. Beberapa efek puasa bagi ibu hamil yang mungkin dapat terjadi adalah sebagai berikut:

1. Ibu Terlalu Lelah

Ibu hamil membutuhkan lebih banyak energi daripada perempuan biasa. Hal ini terjadi karena ibu hamil membutuhkan energi untuk pembentukan organ pada janin yang sedang berkembang di dalam rahim. 

Selain itu, pada masa awal kehamilan, bumil juga seringkali mengalami mual dan muntah (morning sickness). Kondisi tersebut dapat menyebabkan rendahnya asupan energi pada tubuh Ibu. 

2. Dehidrasi

Kehamilan adalah masa-masa yang paling berisiko bagi seorang wanita. Risiko untuk mengalami dehidrasi pada saat ibu hamil menjalankan ibadah puasa akan semakin meningkat. 

Hal ini disebabkan oleh minimnya asupan cairan selama waktu puasa. Padahal, kebutuhan cairan di masa kehamilan menjadi lebih banyak, yaitu bertambah sekitar 1-2 gelas per harinya.

Kurang cairan juga akan berpengaruh terhadap kerja ginjal Ibu selama kehamilan. Kondisi ini pun kemudian akan mempengaruhi jumlah cairan yang bersirkulasi pada tubuh janin.

3. Plasenta Lebih Kecil

Plasenta adalah suatu bagian dalam kehamilan yang menghubungkan antara janin dan Ibu. Melalui plasenta, janin mendapatkan nutrisi dan oksigen dari tubuh ibu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang menjalankan ibadah puasa memiliki ukuran plasenta lebih kecil. Ukuran ini berhubungan dengan nutrisi yang buruk dan rendahnya asupan oksigen untuk janin selama kehamilan. 

Artikel Lainya: Berpuasa Saat Hamil Trimester Dua, Amankah?

4. Risiko Kelahiran Prematur

Puasa yang dijalankan pada kehamilan trimester dua dapat menimbulkan risiko kelahiran prematur. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya asupan kalori serta cairan. Meski begitu, penelitian lebih lanjut terkait hal ini masih perlu dilakukan. 

5. Risiko Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah

Bayi lahir dengan berat yang rendah merupakan efek puasa bagi ibu hamil lainnya. Hal ini mungkin terjadi karena asupan kalori yang rendah. 

Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang berpuasa pada trimester pertama memiliki berat yang lebih ringan. Ini jika dibandingkan dengan wanita yang tidak menjalankan ibadah puasa selama kehamilan.

Cara Aman Berpuasa bagi Ibu Hamil Muda

Untuk ibu hamil yang sudah diizinkan berpuasa, terdapat beberapa tips yang dapat Anda lakukan agar ibadah puasa tetap lancar:

1. Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi

Pastikan Ibu mengonsumsi makanan sehat dan seimbang saat sahur dan berbuka puasa. Tambahkanlah asupan protein dan karbohidrat kompleks agar perut kenyang lebih lama. 

Bahan makanan berupa gandum, sayuran segar, daging yang dimasak matang, telur, ikan, dan kacang-kacangan perlu dipertimbangkan dikonsumsi setiap waktu makan.

2. Kebutuhan Cairan yang Mencukupi

Cukupi kebutuhan cairan tubuh Ibu saat sahur dan berbuka. Minumlah air putih minimal 1,5 liter per hari. Hindari minuman berkafein seperti teh, kopi, dan soft drink yang mudah menyebabkan dehidrasi. 

Hindari pula makanan yang terlalu asin, serta konsumsi buah dan makanan yang tinggi kandungan airnya. Kekurangan cairan pada bumil juga dapat memicu terjadinya kontraksi rahim yang tidak diinginkan.

Artikel Lainnya: Mau Hamil? Ternyata, Puasa Pengaruhi Kesuburan Anda, Lho! 

3. Konsumsi Sayur dan Buah

Perbanyak konsumsi sayur dan buah. Vitamin dan mineral di dalamnya dapat melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit yang bisa menyerang saat berpuasa. 

Pastikan Ibu mengonsumsi berbagai buah dan sayur beraneka warna untuk dapat melengkapi dan menjaga keseimbangan kebutuhan vitamin dan mineral Ibu dan janin.

4. Cukup Istirahat

Perbanyak istirahat dan kurangi aktivitas yang menguras tenaga. Usahakan tetap istirahat 8 jam di malam hari dan mengurangi aktivitas berat. Jika Ibu hamil merasa lebih lelah daripada biasanya saat puasa, segera beristirahat agar tidak membahayakan kondisi kesehatan diri dan janin.

Puasa saat hamil muda boleh saja dan aman untuk janin. Namun, kondisi tubuh harus prima, bisa memenuhi kebutuhan gizi saat hamil, dan tentu saja sudah diizinkan oleh dokter. 

Konsultasi dengan dokter terkait masalah kehamilan bisa menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter

Pantau juga kandungan Anda dengan menggunakan Health Tools Kalender Kehamilan.

(PUT/JKT)

bulan ramadanKehamilanpuasa

Konsultasi Dokter Terkait