Kehamilan

Efek Kurang Tidur Saat Hamil pada Perkembangan Janin

Aditya Prasanda, 11 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kurang tidur saat hamil dapat sebabkan denyut jantung janin melambat hingga kematian. Ketahui lebih lanjut lewat ulasan berikut.

Efek Kurang Tidur Saat Hamil pada Perkembangan Janin

Kurang tidur saat hamil dapat membahayakan perkembangan janin. Disampaikan dr. Reza Fahlevi, setidaknya terdapat beberapa mekanisme yang membahayakan kondisi janin akibat ibu hamil kurang tidur.

Salah satunya, kurang tidur dapat menyebabkan produksi hormon pertumbuhan terganggu. Pasalnya, jumlah hormon pertumbuhan yang dilepaskan tubuh sangat bergantung pada kualitas tidur ibu hamil. 

“Tidur merupakan fase ketika tubuh menyimpan energinya. Kemudian, ketika tidur terjadi proses detoksifikasi, dan produksi hormon pertumbuhan terjadi,” jelas dr. Reza.

“Ketika ibu hamil kurang tidur, energinya banyak yang habis, karena dia harus begadang. Hal ini dapat memengaruhi hormon pertumbuhan, sehingga dapat memengaruhi perkembangan janin,” ia menambahkan.

Selain mengganggu produksi hormon pertumbuhan dan perkembangan janin, berikut bahaya ibu hamil begadang terhadap perkembangan janin:

1. Perlambatan Denyut Jantung

Dokter Reza mengatakan, kurang tidur saat hamil dapat menyebabkan stres. Ketika berada dalam situasi stres, tubuh bereaksi dengan menghasilkan gelombang hormon yang dapat meningkatkan tekanan darah.

Peningkatan tekanan darah dapat semakin menjadi jika ibu hamil yang mengalami stres menyikapinya dengan perilaku yang dapat mengganggu kesehatan.

Perilaku yang dimaksud misalnya merokok, minum minuman beralkohol, maupun mengonsumsi makanan tidak sehat. Hal ini pada gilirannya dapat memicu hipertensi.

Artikel Lainnya: 17 Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan

Ketika hipertensi terjadi, volume darah yang dipompa oleh jantung mengalami penurunan. Akibatnya, aliran darah ke janin yang didistribusikan melalui plasenta terganggu.

Padahal, darah bertugas mengangkut oksigen yang sangat dibutuhkan janin. Terhambatnya aliran darah menyebabkan kadar oksigen yang diterima janin berkurang. 

Kekurangan oksigen tidak hanya menyebabkan pertumbuhan janin terganggu. Kondisi ini juga menyebabkan janin mengalami perlambatan denyut jantung.

Hal ini biasanya bersifat sementara dan tidak berbahaya. Namun, detak jantung yang tidak normal dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian janin.

2. Asidosis

Aliran darah yang terhambat juga bisa menyebabkan janin mengalami asidosis, yaitu kondisi meningkatnya kadar asam di dalam darah lebih dari batas normal. 

Asidosis bukan tidak mungkin menyebabkan janin mengalami kematian.

Artikel Lainnya: Aktivitas Seru dan Sehat yang Bisa Ibu Hamil Lakukan

3. Terdampak Diabetes Gestasional

Perubahan metabolisme glukosa ketika hamil dapat memicu diabetes gestasional. Hal ini utamanya bagi ibu hamil dengan usia kandungan di atas enam bulan dengan kondisi tertentu.

Salah satu kondisi yang dimaksud yaitu obesitas atau berat badan berlebih. Obesitas dapat dialami ibu hamil kurang tidur yang mengalami stres.

Hal ini mungkin terjadi pada ibu hamil yang menyikapi stres dengan cara mengonsumsi makanan tidak sehat. Akibatnya, kenaikan berat badan dan gula darah terjadi. 

Pada gilirannya, diabetes gestasional dapat meningkatkan risiko kematian janin saat dilahirkan. Hal ini terjadi karena bahu bayi rentan tersangkut saat dilahirkan.

Itu dia bahaya kurang tidur saat hamil bagi kesehatan janin. Tidur yang cukup tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran bumil, namun juga untuk perkembangan janin.

Agar perkembangan si kecil di dalam kandungan terjaga, pastikan Anda tidur cukup dan berkualitas.

Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar kesehatan ibu hamil dan janin, konsultasi lebih mudah lewat fitur Tanya Dokter kandungan di aplikasi Klikdokter.

(FR/JKT)

Referensi:

Very Well Health. Diakses 2021. The Effects of Lack of Sleep and Poor Sleep During Pregnancy.

KehamilanJaninGangguan Tidur

Konsultasi Dokter Terkait