Kehamilan

9 Ciri-Ciri Baby Blues Syndrome, Tandanya Bisa Mood Swing

dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc, 19 Okt 2023

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ciri-ciri ibu setelah melahirkan mengalami baby blues syndrome bisa ditandai dengan sering menangis, mood swing, hingga mudah marah, hingga merasa cemas berlebihan.

9 Ciri-Ciri Baby Blues Syndrome, Tandanya Bisa Mood Swing

Hamil dan melahirkan merupakan salah satu momen luar biasa dalam kehidupan seorang wanita. Namun demikian, sindrom baby blues rentan menyerang wanita yang baru melahirkan. Ciri-ciri baby blues syndrome biasanya ditandai dengan sering menangis tanpa alasan yang jelas, mood swing, hingga sering merasa cemas berlebihan.

Penyebab baby blues syndrome terjadi akibat berbagai perubahan fisik dan mental yang terjadi secara cepat, drastis, serta mengejutkan setelah kehadiran bayi.

Meski sering tak disadari oleh ibu maupun orang terdekatnya, fakta menunjukkan bahwa kejadian sindrom baby blues sangat sering terjadi. Setidaknya 7 dari 10 ibu pasca melahirkan pernah mengalaminya.

Tanda Ibu Mengalami Baby Blues Syndrome

Biasanya, perubahan suasana hati (mood) akibat sindrom baby blues dialami ibu dalam minggu pertama setelah persalinan.

Namun, pada sebagian kasus, gejala baby blues juga bisa terjadi beberapa minggu kemudian saat ibu masih beradaptasi dengan dirinya sendiri dan bayi.

Agar dapat ditangani, kenali ciri-ciri baby blues syndrome berikut ini:

1. Menangis Tanpa Alasan yang Jelas

Ciri baby bluessyndrome yang paling sering dialami adalah sering menangis. Biasanya, seseorang akan menangis jika ada alasan. Namun, berbeda halnya pada kasus baby blues.

Ibu akan menangis secara tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas. Ini merupakan salah satu permulaan ketika kamu mengalami baby blues.

2. Lebih Mudah Tersinggung dan Cepat Marah

Bila mudah tersinggung oleh hal sepele setelah melahirkan, kamu patut mencurigai hal tersebut sebagai gejala sindrom baby blues.

Perkataan atau perbuatan orang lain dapat mudah membuat kamu marah, padahal mungkin maksud orang tersebut baik dan bukan ingin menyinggung perasaan kamu.

kamu juga bisa merasa kesal dan marah terhadap si Kecil yang rewel atau sebab lainnya.

3. Mengalami Mood Swings

Mood swings atau perubahan suasana hati termasuk salah satu ciri sindrom baby blues. Biasanya, perubahan suasana hati terjadi pada minggu pertama pasca persalinan.

Kendati begitu, sebagian orang juga baru akan mengalaminya beberapa minggu kemudian.

4. Tidak Sabaran

Pada seorang ibu yang mengalami sindrom baby blues, ia bisa saja menjadi tidak sabaran.

Bila kamu biasanya termasuk penyabar, namun tiba-tiba berubah menjadi tidak sabar setelah persalinan, bisa jadi hal ini menjadi tanda kamu terkena baby blues.

Apa yang kamu atau orang lain lakukan akan terasa lambat dan tidak sesuai keinginan.

Artikel Lainnya: Bagaimana Membedakan Baby Blues dan Postpartum Depression?

5. Cepat Merasa Lelah dan Tidak Bertenaga

Kelelahan yang luar biasa juga dapat menjadi tanda dari sindrom baby blues.

Ketika baru melahirkan, tenaga ibu memang akan banyak terkuras untuk mengasuh bayi. Ditambah dengan jam tidur yang menentu.

6. Merasa Cemas Berlebihan

Rasa cemas sebenarnya tidak masalah. Namun, jika merasa khawatir atau cemas yang berlebihan terhadap sesuatu, kamu sebaiknya berhati-hati.

Pasalnya, hal itu dapat menjadi ciri baby blues syndrome.

7. Hipersensitif terhadap Kritik

Memang akan ada saja kritikan ketika menjadi ibu baru. Namun, sebaiknya kamu tidak perlu menanggapi yang tidak penting.

Bila ibu merasa sensitif terhadap kritikan tersebut, emosi pun bisa meletup-letup yang akhirnya bermuara pada sindrom baby blues.

Artikel Lainnya: Benarkah Pre Baby Blues saat Hamil Bikin Ibu Telat Melahirkan?

8. Konsentrasi Menurun

Ciri sindrom baby blues lainnya dapat ditunjukkan dengan penurunan konsentrasi. Bila mengalaminya, kamu akan mudah melakukan kesalahan tanpa sengaja.

Misalnya melupakan hal-hal kecil, seperti mematikan kompor, menaruh barang, dan sebagainya.

9. Tidak Nafsu Makan

Setelah melahirkan, biasanya ibu akan memiliki nafsu makan yang lebih besar dari biasanya, apalagi jika sambil memberikan ASI.

Namun, jika tidak merasa bergairah dan tidak nafsu makan, bisa jadi itu adalah pertanda sindrom ini.

Satu hal yang perlu diperhatikan, meski sindrom baby blues umumnya dialami oleh ibu, pada sebagian kecil kasus, sindrom ini juga bisa dialami oleh sang ayah.

Itulah ciri-ciri sindrom baby blues yang perlu diperhatikan. Untuk mengatasi kondisi ini, dukungan dari pasangan dan orang-orang terdekat ibu dapat membantu.

Faktor Penyebab Baby Blues

Ibu juga perlu mengenal, sebenarnya faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya baby blues.

1. Perubahan Hormonal

Proses melahirkan mengakibatkan perubahan dramatis dalam hormon wanita. Setelah melahirkan, kadar hormon estrogen dan progesteron turun tajam. Perubahan hormonal ini dapat memengaruhi mood, emosi, dan respons psikologis ibu, berkontribusi pada munculnya gejala baby blues.

2. Flutuasi Hormonal

Selain penurunan tajam hormon estrogen dan progesteron, fluktuasi hormon lainnya seperti prolaktin (yang berhubungan dengan produksi ASI) juga dapat memainkan peran dalam gejala baby blues. Perubahan hormonal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan mood dan emosi.

3. Kehilangan Tidur

Ibu baru sering mengalami gangguan tidur yang signifikan dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Kehilangan tidur dapat memengaruhi keseimbangan emosi dan daya tahan mental, memperburuk gejala baby blues.

4. Kehausan

Proses melahirkan dan merawat bayi baru mengharuskan ibu berada dalam kondisi fisik yang lebih melelahkan. Kehausan dan kelelahan fisik dapat memengaruhi mood dan kesejahteraan mental, meningkatkan risiko timbulnya gejala baby blues.

5. Perubahan Peran dan Identitas

Menjadi ibu baru berarti beradaptasi dengan peran dan tanggung jawab baru. Perubahan identitas dari seorang individu menjadi seorang ibu dapat menimbulkan perasaan cemas, tidak pasti, atau kebingungan tentang bagaimana menjalani peran baru ini.

6. Tuntutan Emosional dan Psikologis

Merawat bayi baru lahir adalah tugas yang kompleks dan menantang. Tuntutan emosional dan psikologis yang tinggi untuk menjaga, merawat, dan memberikan perhatian pada bayi baru lahir dapat mengakibatkan stres dan perasaan kewalahan.

7. Perubahan dalam Hubungan Sosial dan Dukungan

Kadang-kadang, perubahan dalam hubungan sosial dan dukungan dari pasangan, keluarga, dan teman dapat berdampak pada kesejahteraan emosional ibu. Rasa isolasi atau kurangnya dukungan dapat memperburuk gejala baby blues.

8. Ketidakpastian dan Kecemasan

Perasaan ketidakpastian tentang kemampuan merawat bayi, perasaan cemas tentang masa depan, atau kekhawatiran tentang perubahan kehidupan dapat memicu gejala baby blues.

9. Kehamilan dan Persalinan yang Kompleks

Jika ibu mengalami kehamilan atau persalinan yang penuh tantangan atau komplikasi, perasaan stres dan kelelahan ekstra dapat berkontribusi pada munculnya baby blues.

Jika Ibu mengalami gejala baby blues seperti di atas, sebaiknya memberanikan diri untuk terbuka dan berbicara mengenai apa yang dirasakan serta bantuan apa yang diharapkan.

Apabila keluhan tidak kunjung membaik atau berlangsung lebih dari dua minggu, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada psikolog.

Jika masih punya pertanyaan mengenai baby blues syndrome, silakan chat dokter lewat layanan Tanya Dokter di KlikDokter. Kamu juga bisa pesan layanan pemeriksaan kehamilan secara cepat dan mudah. Yuk, download Aplikasi KlikDokter sekarang!

[WA]

DepresiSindrom Baby Blues

Konsultasi Dokter Terkait