Seks

Gejala dan Penyebab Hypoactive Sexual Desire Disorder

Endah Murniaseh, 23 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Hypoactive sexual desire disorder merupakan kondisi turunnya minat untuk melakukan hubungan seksual. Apa penyebab dan gejala HSDD? simak di sini.

Gejala dan Penyebab Hypoactive Sexual Desire Disorder

Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD) merupakan kondisi hilangnya minat seseorang terhadap hubungan seksual. Kondisi ini dapat terjadi sementara waktu, bahkan menjadi permanen.

Banyak faktor yang memicu kondisi ini. Berikut adalah gejala serta penyebab HSDD yang perlu diketahui.

1 dari 2

Gejala Hypoactive Sexual Desire Disorder

Naik atau turunnya hasrat berhubungan seksual adalah kondisi yang umum terjadi. Namun pada kasus HSDD, hasrat seksual akan terus menurun selama 6 bulan, bahkan lebih.

Penurunan hasrat seksual yang ekstrem dapat memengaruhi hubungan dengan pasangan serta harga diri penderitanya.

Selain penurunan hasrat seksual, berikut adalah beberapa gejala lain dari hypoactive sexual desire disorder:

  • Keinginan untuk membayangkan atau berfantasi seksual menurun atau hilang sama sekali.
  • Tidak tertarik berhubungan seksual.
  • Sulit mendapatkan kebahagiaan atau tidak mendapat kepuasan saat berhubungan seksual.
  • Kurang mendapatkan sensasi menyenangkan meskipun telah dirangsang secara seksual.

Artikel Lainnya: Ini Penjelasan Mengapa Libido atau Gairah Seks Meningkat Saat Haid

2 dari 2

Penyebab Hypoactive Sexual Desire Disorder

Ada beberapa faktor penyebab HSDD, mulai dari kondisi fisik hingga masalah emosional seseorang. Berikut merupakan penyebab rendahnya dorongan seksual seseorang. 

1. Zat Kimia Otak Tidak Seimbang

Ketidakseimbangan neurotransmitter atau zat kimia di otak diyakini dapat menjadi salah satu penyebab HSDD. 

Misalnya, jumlah zat dopamin atau melanokortin di otak berkurang sehingga seseorang  sulit terangsang. Selain itu, terlalu banyak serotonin di otak juga dapat memengaruhi hasrat seksual.

2. Gangguan Mental

Kecemasan, depresi, stres, dapat memengaruhi hasrat seksual seseorang. Menurut dr. Theresia Rina Yunita, saat seseorang mengalami stres, maka produksi hormon kortisol dalam tubuh akan meningkat.

Hormon kortisol dapat menekan hormon seks dan mengakibatkan libido atau hasrat seksual menurun.

“Stres membuat pikiran sibuk, lebih, dan mengalihkan perhatian terhadap seks. Suasana hati juga akan terpengaruh, sehingga menyebabkan kecemasan dan depresi. Akhirnya libido juga berkurang,” kata dr. Theresia.

3. Faktor Hormonal

Saat bertambah usia, kadar hormon seksual pria dan wanita dapat menurun. Penurunan kadar hormon seks dapat memengaruhi hasrat seseorang untuk berhubungan seksual.

Artikel Lainnya: Pria Enggan Berhubungan Seks, Ada Masalah Apa?

4. Konflik Hubungan dengan Pasangan

Adanya konflik atau hubungan dengan pasangan dapat menyebabkan keinginan untuk berhubungan seksual menurun. Bukan tak mungkin hal itu menyebabkan hypoactive sexual desire disorder.

5. Efek Samping Obat-Obatan

Mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat menyebabkan efek samping seperti libido atau hasrat seksual berkurang. Obat-obatan tersebut umumnya digunakan untuk mengobati depresi, gangguan kecemasan, dan hipertensi (tekanan darah tinggi).

6. Memiliki Penyakit Kronis

Penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, inkontinensia urine, gangguan tiroid, atau gagal ginjal dapat memengaruhi hormon seks. Dampaknya, hasrat seseorang untuk berhubungan seksual pun dapat menurun. Seseorang dengan kondisi tersebut pun akhirnya berpotensi mengalami HSDD.

Untuk tahu informasi kesehatan lainnya, Anda dapat membaca artikel di aplikasi KlikDokter.

(OVI/JKT)

Referensi:

Web MD. Diakses 2021. What is Desire Disorder?

Healthline. Diakses 2021. Low Sex Drive in Women: Symptoms, Diagnosis, and Treatment

Palatin Technologies. Diakses 2021. The Science Behind HSDD

Psychology Today. Diakses 2021. The Connection Between Sex and Sleep

National Library of Medicine. Diakses 2021. Sexual Side Effect of Drugs

American Family Physician. Diakses 2021. Chronic Illness and Sexual Functioning

Seks
Disfungsi Ereksi