Bagi sebagian orang, pakaian dalam yang ketat dianggap lebih nyaman. Namun, jika terlalu sering mengenakan pakaian dalam ketat, Anda bisa berurusan dengan berbagai masalah.
Simak beberapa risiko bila sering memakai pakaian dalam terlalu ketat berikut ini:
1. Meningkatkan dan risiko infeksi
Faktanya, area yang tertutup pakaian dalam merupakan area yang rentan lembap akibat keringat. Penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat akan mengganggu sirkulasi udara di daerah sensitif tersebut.Hal ini berpotensi menjadi sarang bagi partumbuhan jamur dan bakteri. Untuk mengurangi kelembapan, dibutuhkan sirkulasi udara yang cukup, sehingga pertumbuhan jamur dan bakteri dapat dihindari.
2. Meningkatkan pergesekan dan iritasi
Terutama pada mereka yang sudah menopause, lapisan kulit tubuh relatif menjadi lebih kering dan tipis. Begitu pula kulit di daerah lipat paha dan vagina.Penggunaan pakaian dalam ketat dapat menyebabkan pergesekan kulit secara berlebihan, sehingga menimbulkan iritasi. Akibatnya kulit terasa gatal dan kemerahan.
3. Menurunkan kesuburan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sanger WG dan Friman PC membuktikan bahwa penggunaan pakaian dalam ketat dapat menurunkan produksi sperma.Di samping itu, pakaian dalam yang terlalu ketat juga dapat menurunkan pergerakan sel- sel sperma sehingga lebih sulit membuahi sel telur. Berita baiknya, kondisi ini dapat diperbaiki dengan menggunakan pakaian dalam yang lebih longgar.
Melhat berbagai akibat negatif tersebut, masihkah Anda berminat memilih pakaian dalam ketat? Tenang, belum terlambat untuk mengubah pilihan Anda. Mulai sekarang, gunakanlah pakaian dalam yang nyaman dan longgar agar daerah sensitif dan organ di dalamnya selalu sehat.
(BA/ RH)