HomeIbu Dan anakKehamilanFlek Saat Hamil, Penyebab dan Solusinya
Kehamilan

Flek Saat Hamil, Penyebab dan Solusinya

dr. Grace Valentine Sp.OG, 17 Jun 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Flek atau perdarahan saat hamil ternyata memiliki alasan berbeda yang mendasarinya. Ini penyebab dan solusi flek saat hamil dari dr. Grace Valentine, Sp.OG.

Flek Saat Hamil, Penyebab dan Solusinya

Flek darah yang keluar dari vagina – atau lebih dikenal dengan Spotting – dapat menjadi pertanda adanya permasalahan yang serius. Warna flek yang keluar dari vagina ini dapat bervariasi, mulai dari warna merah hingga warna kecokelatan.

Pada awal kehamilan, flek atau spotting sering terjadi. Hanya 1 dari 5 ibu hamil yang mengalami flek secara terus-menerus selama trimester pertama kehamilan. Namun wanita dengan kehamilan hasil fertilisasi berbantu, atau bayi tabung, lebih sering mengalami hal tersebut.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, spottting atau flek ini dapat menjadi tanda awal dari permasalahan yang serius.

Berikut penjelasannya:

Trimester pertama

Sekitar 20% wanita mengalami spotting pada trimester pertama (12 minggu awal kehamilan). Kemungkinan penyebab perdarahan pada trimester pertama adalah:

  • Perdarahan implantasi

Anda mungkin mengalami keluar flek pada 6-12 hari sejak pembuahan, di mana terjadi implantasi hasil pembuahan ke dinding rahim. Beberapa wanita tidak menyadari bahwa dirinya hamil dan menganggap flek tersebut adalah tanda awal menstruasi. Biasanya, flek yang keluar sedikit dan hanya berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari.

  • Keguguran

Keguguran paling sering menjadi penyebab flek atau spotting pada 12 minggu awal kehamilan. Sekitar 50% wanita yang mengalami perdarahan pada awal kehamilan, selanjutnya mengalami keguguran. Gejala lain yang sering menyertai keguguran adalah kram perut bawah dan adanya jaringan yang keluar dari vagina.

Pada kehamilan ektopik, embrio hasil pembuahan berimplantasi di luar rahim, umumnya di saluran tuba. Bila embrio terus bertumbuh, saluran telur akan pecah. Kejadian tersebut dapat menyebabkan perdarahan di dalam perut dan berpotensi menyebabkan kematian ibu. Meskipun kehamilan ektopik berbahaya, kasus ini hanya terjadi pada 2% kehamilan.

  • Kehamilan anggur/kehamilan mola

Kehamilan anggur sangat jarang terjadi. Pada kehamilan ini, tidak ada janin di dalam rahim. Gejala yang sering menyertai perdarahan pada kasus ini adalah mual dan muntah, serta pembesaran rahim yang cepat.

Penyebab lain perdarahan pada awal kehamilan adalah:

  • Gangguan pada serviks atau mulut rahim
  • Infeksi pada serviks atau vagina.

Trimester kedua dan ketiga

Perdarahan abnormal pada trimester kedua dan ketiga kehamilan dapat menjadi tanda awal permasalahan pada ibu atau janin. Segera hubungi dokter Anda setelah Anda  mengalami perdarahan pada trimester dua ataupun tiga.

Penyebab perdarahan pada masa ini adalah:

Kondisi ini terjadi ketika letak plasenta berada di dekat atau bahkan menutupi jalan lahir. Plasenta previa terjadi pada 1 dari 200 kehmilan. Perdarahan pada kasus ini dapat terjadi tanpa nyeri. Perdarahan tersebut membutuhkan penanganan dengan segera.

  • Solutio plasenta

Pada 1% kehamilan, plasenta dapat lepas dari dinding rahim sebelum atau selama persalinan sehingga perdarahan terkumpul di antara plasenta dan dinding rahim. Umumnya perdarahan disertai dengan nyeri perut, dan perut terasa tegang. Faktor risiko yang sering menyertai kasus ini adalah kehamilan pada usia di atas 35 tahun, tekanan darah tinggi, atau riwayat pijat di bagian perut. Kondisi ini sangat berbahaya bagi ibu maupun janin, sehingga membutuhkan penanganan dengan segera.

  • Ruptur uterus

Pada kasus dengan riwayat cesar, dapat terjadi robekan rahim atau ruptur uterus. Robekan rahim ini dapat membahayakan nyawa dan membutuhkan operasi segera. Gejala lain yang menyertai adalah nyeri perut hebat.

  • Persalinan prematur

Perdarahan pada akhir kehamilan dapat menjadi salah satu tanda awal persalinan. Beberapa hari atau minggu sebelum persalinan dimulai, plak mukus yang menutupi mulut rahim akan lepas dan keluar dalam bentuk lendir darah melalui vagina. Bila cairan lendir darah ini disertai kontraksi teratur yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu, maka kemungkinan Anda mengalami persalinan prematur.

Penyebab lain perdarahan pada trimester ini adalah:

  • Cedera serviks atau vagina
  • Polip
  • Kanker serviks atau lesi pra kanker serviks.
  • Apa yang harus dilakukan pada perdarahan abnormal selama kehamilan?

Oleh karena perdarahan selama kehamilan dapat menjadi tanda awal permasalahan, sebaiknya segera hubungi dokter Anda. Gunakan pembalut agar Anda dapat memperkirakan jumlah perdarahan, dan mencatat tipe perdarahan yang terjadi, misalnya berwarna merah muda, merah atau cokelat; berbentuk cair atau bekuan darah.

Bawalah jaringan apapun yang keluar dari vagina Anda dan tunjukkan kepada dokter. Selama perdarahan, sebaiknya Anda tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan Anda.

Apabila Anda mengalami gejala berikut, segera hubungi dokter dan rumah sakit terdekat.

  • Nyeri hebat atau kram perut hebat
  • Perdarahan banyak, disertai atau tidak disertai nyeri
  • Jaringan keluar dari vagina
  • Pusing atau pandangan gelap
  • Demam dan/atau mengigil

KehamilanInfo Perkembangan KandunganFlekHamil

Konsultasi Dokter Terkait