HomeIbu Dan anakKesehatan AnakJus Buah vs. Buah Segar, Mana yang Lebih Baik untuk Anak?
Kesehatan Anak

Jus Buah vs. Buah Segar, Mana yang Lebih Baik untuk Anak?

dr. Dyan Mega Inderawati, 16 Jun 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Banyak orangtua yang bingung, lebih bagus memberikan buah segar atau jus buah kepada anak? Jangan bingung-bingung, yuk baca penjelasan dan saran medisnya di sini.

Jus Buah vs. Buah Segar, Mana yang Lebih Baik untuk Anak?

Memberikan jus buah ataupun buah segar memang memiliki keuntungan dan kerugian sendiri-sendiri. Dari segi kepraktisan, para orangtua memang kerap memilih jus buah karena lebih mudah dibuat dan cepat dihabiskan anak ketimbang potongan-potongan buah segar. Selain praktis, jus buah sendiri memang mengandung vitamin dan mineral penting untuk kesehatan anak, khususnya vitamin C yang berperan dalam penyerapan besi dalam tubuh.

Akan tetapi, benarkah jus buah lebih baik dari buah segar?

Ternyata tidak juga. Saat buah segar mengalami proses penghancuran, baik dengan proses blender maupun dijus, buah akan melepaskan asam dan kandungan gula di dalamnya. Kandungan gula dalam jus ini berlipat ganda dibandingkan dengan kandungan pada buah segarnya. Kandungan gula inilah yang dapat menempel pada gigi anak dan meningkatkan risiko kerusakan gigi karenanya.

Selain kerusakan gigi, kandungan gula yang tinggi di dalam jus juga dapat menignkatkan risiko kegemukan dan obesitas pada anak.

Meski demikian, pemberian jus pada anak tidak harus benar-benar dihindari. Jus boleh-boleh saja diberikan pada anak, asalkan usia anak di atas usia 6 bulan. Untuk menghindari akibat buruk dari jus ini, National Healthcare Service (NHS) dan American Association of Pediatrics (AAP) memberikan rambu-rambu dalam memberikan jus pada anak:

  1. Untuk menghindari kandungan gula yang terlalu tinggi, sebaiknya jus dibuat dengan konsistensi cukup cair. NHS merekomendasikan satu bagian buah dilarutkan dengan 10 bagian air untuk mendapatkan tingkat kecairan yang direkomendasikan.
  2. Konsumsi jus setiap harinya hendaknya dibatasi. AAP menganjurkan pada anak usia 1-6 tahun, porsi jus dibatasi hanya 120-160 saja. Sedangkan pada anak usia 7-18 tahun, porsi jus dibatasi 250-350 cc setiap harinya. Porsi jus ini dapat dihitung sebagai 1 porsi dari 5 porsi kebutuhan buah dan sayur oleh anak di atas usia 5 tahun. Namun, porsi kedua jus dalam sehari tidak dapat dihitung sebagai bagian dari kebutuhan buah dan sayur hariannya.
  3. Untuk menghindari kerusakan gigi, jus sebaiknya dikonsumsi pada jam makan ketimbang di sela jam makan.
  4. Jus sebaiknya dibuat dari buah segar dan tidak diberi tambahan pemanis

Bila memungkinkan, anak memang lebih dianjurkan mengonsumsi buah dalam bentuk segar. Buah segar mengandung serat yang lebih utuh dibandingkan dengan bentuk jus. Selain kandungan nutrisi, serat, serta gula yang komposisinya sesuai, mengonsumsi buah segar juga dapat mengasah kemampuan motorik anak.

Dengan mengambil potongan buah, anak belajar koordinasi motorik untuk kemudian memasukkannya ke mulut. Di samping itu, gerakan mengunyah juga membantu perkembangan motorik rongga mulut anak yang bermanfaat untuk perkembangan wicaranya di kemudian hari.

buah segarAnakJus BuahNutrisi Untuk Balita

Konsultasi Dokter Terkait