Kesehatan Anak

4 Alergi Langka pada Anak

dr. Kartika Mayasari, 25 Nov 2015

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Selain alergi susu dan bulu binatang, ada juga alergi pada anak yang dikategorikan tidak biasa. Baca lebih lanjut di sini.

4 Alergi Langka pada Anak

KlikDokter.com - Alergi yang biasa dijumpai pada anak, di antaranya alergi bulu binatang, serbuk bunga, atau spora jamur. Namun ternyata, ada pula jenis alergi yang cukup menyulitkan pengidapnya. Pasalnya, alergen yang dialami cukup sulit dihindarkan dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja jenis alergi pada anak yang dikategorikan “aneh” tersebut? 

1. Alergi sentuhan (Dermographism)

Sentuhan dapat memberikan ruam merah pada kulit bagi anak yang mengalami alergi ini. Bahkan, duduk di kursi dan memakai pakaian yang terlalu ketat dapat memicu reaksi. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut juga dengan dermographism, yang berarti “penulisan pada permukaan kulit”. Disebut demikian karena Anda bisa menuliskan nama pada permukaan kulit hanya dengan goresan kuku. Tekanan pada kulit menyebabkan reaksi gatal.

2. Alergi air (Aquagenic Urticaria)

Hingga kini, alergi air belum diketahui penyebabnya. Gejalanya adalah gatal-gatal dan ruam pada kulit, yang berkaitan dengan urticaria fisik. Urticaria ataukaligata adalah istilah medis untuk gatal yang biasanya ditandai dengan bentol atau tanda kemerahan pada kulit. Bentol-bentol ini biasanya akan hilang setelah sekitar 30 menit. Penggunaan antihistamin dapat meringankan gejala yang muncul akibat alergi ini.

3. Alergi sinar matahari (Solar Urticaria)

Sinar matahari penting artinya bagi kesehatan tubuh. Namun, ada sebagian anak yang justru mengalami alergi jika terkena sinar ini.  Anak yang mengalami alergi sinar matahari akan merasakan gatal atau mungkin sengatan yang tajam pada kulit saat terkena sinar matahari (biasanya dalam hitungan menit setelah terpapar sinar matahari). Ia juga mungkin merasakan sakit kepala, memar, bahkan mual.

4. Hipersensitivitas elektromagnetik (Electromagnetic Hypersensitivity)

Penggunaan jaringan internet nirkabel atau WiFi yang meluas menandai perkembangan teknologi di era digital. Di balik modernitas yang diciptakan, sinyal yang dipancarkan di hampir seluruh penjuru ruang publik mungkin mulai memacu masalah kesehatan yang baru, yaitu hipersensitivitas terhadap elektromagnetik.

Penyakit yang dikenal sebagai hipersensitivitas elektromagnetik (Electromagnetic Hypersensitivity) ditandai dengan gejala sakit kepala, kram otot, kulit terbakar, dan nyeri kronis. Selain karena sinyal WiFi, kondisi ini juga diperkuat oleh pengaruh paparan sinyal telepon seluler yang terlalu kuat, dan juga satelit.

AnakAlergi Pada AnakAlergi LangkaSerba-Serbi Alergi Anak4 Alergi LangkaAlergi Langka Pada Anak

Konsultasi Dokter Terkait