Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakTips ParentingKenali Hal-Hal yang Paling Ditakuti Anak
Tips Parenting

Kenali Hal-Hal yang Paling Ditakuti Anak

dr. Citra Roseno, 06 Agu 2015

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Pernahkah anak Anda merasa cemas atau takut berlebihan terhadap sesuatu?

Kenali Hal-Hal yang Paling Ditakuti Anak

KlikDokter.com Tidak hanya orang dewasa, anak kecil pasti memiliki rasa takut terhadap sesuatu. Rasa takut merupakan mekanisme otak untuk melindungi diri dari hal yang dianggap membahayakan, atau sebagai respon terhadap hal yang tidak dapat dipahami. Anak yang takut akan terlihat menolak atau menjauhi hal tersebut, diserta tanda denyut nadi yang meningkat, perut mual, keringat dingin, hingga gemetar. Apa saja hal-hal yang sering membuat mereka takut?

1. Perpisahan, atau bertemu orang asing

Pada usia bayi atau balita, anak paling membutuhkan rasa aman. Orang lain selain orangtua mereka dianggap sebagai orang asing. Pada masa ini, kuatkan ikatan orangtua dan anak dengan sering berbicara, menyentuh, melakukan kontak mata agar tumbuh rasa percaya dalam diri anak, sehingga anak tidak mudah gelisah dan merasa nyaman ketika bertemu orang lain. Membiarkan anak menangis justru akan menambah kegelisahan mereka, oleh karena itu tetaplah tenang dan biarkan ia tahu bahwa anda selalu bersamanya.

Berikut hal-hal lainnya yang sering menjadi sumber ketakutan anak-anak, selengkapnya di halaman selanjutnya:

Kenali Hal-Hal yang Paling Ditakuti Anak

2. Kegelapan

Anak balita atau usia prasekolah cenderung takut pada gelap karena imajinasi mereka yang aktif dan belum mampu membedakan realita dan fantasi. Mereka dapat membayangkan hantu, makhluk, atau monster yang siap mengganggu mereka ketika gelap.

3. Suara keras

Contohnya suara gemuruh, petir, atau suara angin pada malam hari.

4. Penolakan atau dipermalukan

Tanpa disadari, terkadang orangtua menunjukkan respon yang membuat anak merasa malu di depan umum, atau menunjukkan kesalahan anak di depan orang lain. Hal ini berdampak buruk bagi perkembangan emosional anak, serta memicu kegelisahan, rasa takut, dan perilaku yang merusak hingga ia dewasa nanti. Ketika ia dewasa dan membesarkan anak nanti, pola ini juga dapat menurun kepada anak-anak mereka. Tunjukkan rasa hormat dan empati pada anak, agar anak juga berlaku yang sama terhadap orang lain.

Selain contoh umum di atas, terdapat anak yang memiliki rasa takut melebihi anak seusianya. Hal ini dapat terjadi akibat:

  • Perilaku orangtua yang gelisah, sehingga menjadi contoh bagi anak untuk mudah gelisah.
  • Beberapa anak menjadi takut terhadap suatu hal atau benda, karena mencontoh ketakutan teman atau orang di sekitarnya.
  • Peristiwa yang membuat stres, seperti cedera, sakit, perpisahan orang tua, atau trauma seperti pernah diserang oleh binatang.
  • Orangtua yang terlalu protektif, sehingga anak menjadi kurang mandiri, pemalu, dan mudah merasa gelisah.

Seiring dengan bertambahnya usia, ketakutan anak cenderung lebih realistis dan anak akan mampu mengatasi rasa takutnya. Namun jika rasa takut tersebut tak kunjung hilang dan mengganggu aktivitasnya sehari-hari, carilah bantuan profesional seperti psikolog anak. Hindari mengkritik atau memarahi anak atas rasa takutnya. Sebaliknya, mintalah ia bercerita mengenai apa yang membuatnya takut dan hargai usahanya bila ia berhasil menghadapi rasa takut tersebut.

InfoAnak StresDepresi Pada AnakGangguan Jiwa Anak

Konsultasi Dokter Terkait