HomeIbu Dan anakKesehatan AnakMakanan Pemicu Diare pada Anak dan Penanganannya
Kesehatan Anak

Makanan Pemicu Diare pada Anak dan Penanganannya

dr. Citra Roseno, 01 Jul 2015

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Pada beberapa anak, diare dapat timbul sebagai efek dari alergi atau intoleransi terhadap bahan makanan tertentu. Baca penanganannya di sini.

Makanan Pemicu Diare pada Anak dan Penanganannya

KlikDokter.com - Diare merupakan suatu gangguan pencernaan yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar (tiga kali sehari atau lebih), disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi feses penderita.

Feses pada diare umumnya berbau dan berwarna tidak seperti biasanya dengan konsistensi lunak atau cair, dan dapat disertai lendir atau darah. Umumnya diare juga disertai gejala lain seperti nyeri perut, demam, mual, dan muntah.

Penyebab tersering diare pada anak antara lain infeksi virus seperti rotavirus, bakteri, atau parasit. Penyebab lainnya adalah efek samping obat-obatan, keracunan makanan, alergi makanan, dan sebagainya.

Jika diare terjadi setelah anak mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, terdapat beberapa hal yang perlu Anda pikirkan. Pada beberapa anak, diare dapat timbul sebagai efek dari alergi atau intoleransi terhadap bahan makanan tersebut. Contoh zat dan bahan makanan yang memicu diare pada anak yang sensitif antara lain:

  • Pada Kasus Intoleransi

Contohnya terhadap zat laktosa pada susu, yang merupakan kasus intoleransi cukup sering terjadi pada anak. Contoh lain adalah terhadap zat pemanis atau pewarna buatan.

  • Pada Kasus Alergi

Contohnya terhadap protein yang terkandung pada susu sapi, protein pada susu kedelai, makanan laut, telur ayam, dan sebagainya.

Bila anak tidak memiliki alergi atau intoleransi makanan, pertimbangkan adanya keracunan makanan. Semua jenis makanan dan minuman yang mengandung kuman dapat menyebabkan penyakit. Sejumlah mikroorganisme penyebab penyakit tersebut, antara lain bakteri Salmonella, Escherichia coli, Listeria, Campylobacter, Staphylococcus aureus, Shigella, hingga virus Hepatitis.

Contoh makanan dan minuman yang terkontaminasi sehingga menyebabkan keracunan antara lain, selengkapnya di halaman selanjutnya:

Makanan Pemicu Diare pada Anak

Contoh makanan dan minuman yang terkontaminasi sehingga menyebabkan keracunan antara lain:

Air

Air yang diminum atau digunakan dalam pengolahan makanan dapat terkontaminasi dengan kotoran manusia atau kuman lainnya. Untuk itu, pastikan air yang digunakan matang dan bersih.

Daging

Produk daging dapat terkontaminasi dengan mikroorganisme penyebab infeksi, seperti bakteri, parasit, dan sebagainya selama proses pengepakan atau pengolahan.

Makanan yang Disimpan

Penyimpanan makanan yang terlalu lama, tidak dalam suhu yang tepat, atau terbuka dalam waktu lama dapat menjadi tempat ideal perkembangbiakan kuman dan menyebabkan infeksi.

Artikel Lainnya: Cara Cepat Hentikan Diare pada Anak

Jajajan

Makanan yang tidak diketahui cara memasaknya dapat berbahaya bila dimasak oleh orang yang tidak mencuci tangan dengan bersih atau menggunakan alat masak dan penyimpanan yang tidak higienis.

Apabila anak mengalami diare, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan, selengkapnya di halaman selanjutnya:

Apabila anak mengalami diare, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:

1. Berikan bayi atau anak minuman air matang dalam suhu ruangan. Minta mereka minum dalam tegukan kecil namun sering. Hal ini bertujuan untuk menggantikan cairan yang hilang. Penggunaan cairan pengganti seperti oralit ditujukan pada episode diare yang terus-menerus atau kronik, untuk menggantikan elektrolit yang hilang. Pada anak yang mendapat ASI, teruskan menyusui seperti biasa.Hindarilah memberikan obat anti diare tanpa saran dokter.

2. Istirahatkan anak. Pastikan anak memiliki istirahat yang cukup. Tidurkan di tempat yang tenang dan nyaman. Istirahat yang cukup akan membantunya cepat pulih dari diare.

3. Cari tahu penyebab diare. Jika terdapat demam, mual atau muntah, kemungkinan penyebabnya adalah keracunan makanan dan infeksi akibat virus atau bakteri.

3. Jika gejala membaik dan tiba waktunya makan, hindari pemberian makanan berbumbu, makanan yang digoreng, berlemak, atau pedas. Lalu apabila diare telah berhenti dan feses kembali normal, anak dapat makan seperti biasa dengan bertahap.

4. Apabila gejala tidak kunjung membaik atau anak mengalami tanda dehidrasi seperti rasa haus berlebihan, jumlah air seni berkurang, warna urin lebih gelap dari biasanya, menangis tanpa keluar air mata, pusing, lemah, serta mata atau ubun-ubun tampak cekung, segeralah bawa anak ke dokter untuk penanganan selanjutnya.

Gejala penting lainnya yang juga membutuhkan pertolongan medis secepatnya adalah:

  • Muntah yang berlangsung lebih dari 12 jam
  • Demam terus-menerus
  • Nyeri perut hebat
  • Darah atau lendir pada feses
  • Jantung berdebar atau keringat dingin
makanan pendamping ASIMPASIASIAnak Sulit MakanCara Atasi Anak Susah Makan

Konsultasi Dokter Terkait