Darah

Mengenali Penyakit Anemia Hemolitik

dr. Anita Amalia Sari, 24 Mei 2015

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penyakit anemia hemolitik disebabkan oleh penghancuran sel darah merah yang lebih cepat daripada pembuatannya. Apa gejala-gejala serta bagaimana penanganannya?

Mengenali Penyakit Anemia Hemolitik

KlikDokter.com – Dibandingkan dengan anemia defisiensi zat besi, prevalensi anemia hemolitik memang lebih sedikit. Namun bukan berarti anemia hemolitik tidak berakibat fatal. 

Anemia hemolitik disebabkan oleh penghancuran sel darah merah yang lebih cepat daripada pembuatannya. Normalnya, sel darah merah bertahan hingga 120 hari di dalam tubuh. Pada kasus anemia hemolitik, sel darah merah mengalami penghancuran lebih awal.

Banyak sekali penyebab anemia hemolitik. Ada yang dicetuskan oleh penyakit autoimun maupun tidak, namun ada pula yang dibawa secara genetik.

Anemia hemolitik autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menginterpretasikan sel darah merah yang terdapat di dalam tubuh sebagai benda asing. Hal tersebut menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap sel darah merah. Antibodi ini akan menyerang sel darah merah dan menyebabkan penghancuran sel darah merah lebih awal.

Penghancuran sel darah merah dapat disebabkan oleh, di halaman selanjutnya selengkapnya:

Mengenali Penyakit Anemia Hemolitik

Penghancuran sel darah merah dapat disebabkan oleh:

  • Kelainan genetik sel darah merah (anemia sel sabit, talasemia, defisiensi G6PD)
  • Paparan terhadap senyawa kimiawi, obat-obatan (penisilin, obat antimalaria, kemoterapi, asetaminofen, levodopa), dan toksin tertentu
  • Infeksi (virus Epstein-barr, HIV, cytomegalovirus)
  • Penyakit autoimun seperti lupus
  • Pembesaran limpa

Penyebab lainnya:

  • Bekuan darah di pembuluh darah kecil
  • Transfusi darah dari donor yang tidak memiliki kecocokan darah dengan penerima
  • Ibu hamil dengan rhesus negatif dan janin yang dikandungnya memiliki rhesus positif

Lalu apa saja tanda dan gejala dari anemia jenis ini? Halaman selanjutnya selengkapnya:

Gejala utama semua tipe anemia adalah kelelahan. Lelah terjadi akibat tubuh tidak memiliki sel darah merah dalam jumlah cukup untuk menghantarkan oksigen ke berbagai bagian tubuh. Selain itu gejala lain yang dapat muncul antara lain sesak napas, pusing, sakit kepala, dingin di kaki dan tangan, nyeri dada, kulit pucat. Gejala lain yang dapat ditimbulkan ketika anemia bertambah berat adalah jantung berdebar-debar, pembesaran jantung, bahkan gagal jantung.

Gejala pada Anemia Hemolitik

  • Kuning di Kulit atau Konjungtiva (Bagian Putih pada Mata)

Ketika sel darah merah mati, ia akan melepaskan sel darah merah ke pembuluh darah. Hemoglobin kemudian dipecah menjadi bilirubin yang memberikan warna kuning pada kulit dan mata. Bilirubin juga menyebabkan urin berwarna gelap. Ketika terjadi hemolisis, secara otomatis bilirubin yang dihasilkan pun menjadi lebih banyak.

  • Nyeri Perut Atas

Kadar bilirubin dan kolesterol (dari pemecahan sel darah merah) yang tinggi dapat membentuk batu di dalam empedu. Batu empedu dan pembesaran limpa inilah yang dapat menyebabkan keluhan nyeri perut atas.

  • Nyeri di Tungkai Bawah

Pada orang yang mengalami anemia sel sabit, sel-sel sabit tersebut dapat menghambat aliran darah di pembuluh darah. Hal itu dapat menyebabkan nyeri pada kaki.

  • Reaksi Transfusi

Seseorang dapat mengalami anemia hemolitik akibat transfusi darah. Gejala yang ditimbulkan antara lain demam, menggigil, tekanan darah rendah, dan syok.

Bagaimana dengan penanganannya? Halaman selanjutnya selengkapnya:

Penanganan

Penanganan anemia hemolitik bergantung dari jenis dan penyebabnya:

  • Pada kondisi gawat darurat, dapat diberikan transfusi darah
  • Pada kondisi gangguan sistem imun, dapat diberikan pengobatan yang menekan sistem imun
  • Ketika sel darah dihancurkan secara cepat, tubuh akan membutuhkan tambahan suplemen asam folat dan zat besi
  • Pada beberapa kasus dibutuhkan operasi pengangkatan limpa
darahKurangApa Itu AnemiaAnemia