Penyakit Menular Seksual

Sifilis

dr. Devia Irine Putri, 24 Nov 2022

Ditinjau Oleh dr. Devia Irine Putri

Sifilis adalah salah satu jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Berikut ini gejala, penyebab, dan pengobatan

Sifilis

Sifilis

Dokter Spesialis

Kulit dan kelamin

Gejala

Luka tanpa rasa sakit, ruam di tubuh, demam, nyeri otot dan sendi, pembesaran getah bening. Pada tahap lanjut dapat menyerang organ vital seperti otak dan jantung

Faktor Risiko

Berhubungan seksual tanpa kondom, berganti-ganti pasangan, hubungan sejenis (homoseksual), penderita HIV

Metode Diagnosis

Wawancara medis, pemeriksaan antibodi, seperti VDRL, TPHA, dan pemeriksaan cairan luka

Pengobatan

Antibiotik

Obat

Penisilin

Komplikasi

Meningitis, stroke, gangguan penglihatan dan pendengaran, masalah jantung, komplikasi kehamilan seperti keguguran, still birth maupun kematian bayi setelah lahir.

Kapan Harus ke Dokter

Apabila termasuk golongan risiko tinggi dan muncul gejala yang telah disebutkan di atas.


Pengertian Sifilis (Raja Singa)

Sifilis atau yang dikenal awam sebagai penyakit raja singa adalah salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri.

Sering kali, gejala awal sifilis tidak disadari oleh penderitanya sehingga tak heran apabila banyak orang terlambat mendapatkan penanganan.

Sifilis yang terdeteksi dini dan segera ditangani, memiliki prognosisnya yang baik.

Sebaliknya, jika penyakit kelamin ini tidak ditangani dengan baik, dapat terjadi komplikasi, seperti merusak otak, jantung, dan organ tubuh lain.

Artikel Lainnya: Waspada, Ini 5 Penyebab Sifilis dan Berbagai Cara Penularannya

Penyebab Sifilis (Raja Singa)

Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sifilis adalah Treponema pallidum.

Mikroorganisme tersebut masuk dan menginfeksi manusia melalui luka di vagina, penis, anus, bibir, atau mulut.

Penularan ini paling sering terjadi saat aktivitas seksual, baik saat penetrasi penis ke dalam vagina, maupun saat dilakukan seks oral atau seks anal

Selain itu, penyakit ini juga bisa ditularkan dari ibu ke bayi saat proses persalinan (sifilis kongenital atau bawaan).

Faktor Risiko Sifilis (Raja Singa)

Seseorang rentan mengalami sifilis, apabila termasuk dalam golongan berisiko tinggi, seperti:

  • tidak menggunakan pengaman (kondom) saat berhubungan
  • berhubungan seksual multipartner (berganti-ganti pasangan)
  • kaum homoseksual
  • penderita HIV

Gejala Sifilis (Raja Singa)

Penyakit sifilis terbagi menjadi beberapa tahapan yang masing-masing memiliki gejala yang berbeda. Berikut merupakan tahapan gejala sifilis:

Sifilis Primer

Tahapan primer ditandai dengan munculnya luka di sekitar alat kelamin, anus, maupun mulut yang mana menjadi tempat masuknya bakteri T. pallidum.

Kondisi khas pada tahapan ini adalah terbentuknya ulkus durum.

Ulkus durum berbentuk bulat, dengan dasar bergranulasi warna merah dan bersih, indolen, serta teraba indurasi.

Meski terbentuk ulkus, sering kali penderita tidak merasakan nyeri. Kondisi ini dapat sembuh sendiri dalam waktu 3-10 minggu.

Karena hal inilah banyak orang yang tidak menyadari bahwa ia sudah terinfeksi bakteri T. pallidum.

Artikel Lainnya: Hati-Hati, Ini Daftar Gejala Sifilis pada Wanita

Sifilis Sekunder

Sifilis sekunder muncul beberapa minggu setelah luka sembuh. Pada tahapan ini, mulai muncul ruam di tubuh Anda, termasuk di telapak tangan dan kaki.

Selain memberikan gejala klinis pada kulit, sifilis sekunder juga disertai dengan keluhan lain, seperti demam, penurunan berat badan, nyeri kepala, sakit tenggorokan, nyeri sendi, rasa lelah berlebihan, dan juga pembesaran kelenjar getah bening.

Sifilis Laten

Pada tahapan sifilis laten ini, penderita tidak mengalami gejala klinis maupun kelainan. Namun, tetap masih berjalan dan aktif.

Sifilis Tersier

Sifilis tersier merupakan bagian akhir dari sifilis yang paling berbahaya. Gejala pada tahapan ini dapat muncul 10-40 tahun sejak infeksi awal.

Kelainan yang khas pada tahapan ini adalah terbentuknya guma, yaitu infiltrate sirkumskrip, bersifat kronis, biasanya melunak dan destruktif.

Selain itu, dalam tahapan ini pula penyakit menular seksual ini bisa menyebar dan merusak organ lain seperti otak, jantung, saraf, hati, hingga tulang.

Diagnosis Sifilis (Raja Singa)

Untuk dapat memastikan adanya penyakit sifilis atau tidak, dokter akan melakukan wawancara medis yang menyeluruh dan melakukan beberapa pemeriksaan.

Berikut penjelasannya.

Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah berupa VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) dan TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination) dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis.

Pemeriksaan Cairan Luka

Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan dari luka atau sedikit jaringan dan melihatnya di bawah mikroskop.

Kondisi ini dapat dipastikan bila dokter menemukan bakteri penyebab sifilis Treponema pallidum dari pemeriksaan mikroskop yang dilakukan.

Karena termasuk penyakit menular seksual, pemeriksaan terhadap pasangan seksual penderita perlu dilakukan.

Jika tidak demikian, penularan penyakit akan terus terjadi.

Artikel Lainnya: Kena Sifilis di Mulut, Kenali Penyebabnya dan Cara Mengatasinya!

Pengobatan Sifilis (Raja Singa)

Agar dapat sembuh dengan sempurna dan tak meninggalkan komplikasi apa pun, pengobatan harus dilakukan sedini mungkin.

Pengobatan hanya boleh dilakukan oleh dokter. Penderita tak dianjurkan untuk mengobati dirinya sendiri.

Berikut penjelasan pengobatan sifilis secara umum sesuai kondisi.

  • Pengobatan Sifilis stadium primer, sekunder, dan laten umumnya diobati dengan antibiotik benzathine penicillin yang disuntikkan ke dalam otot.
  • Pada sifilis lanjutan, pemberian obat injeksi penisilin tetap akan diberikan, hanya saja membutuhkan dosis tambahan.
  • Ibu hamil yang terinfeksi sifilis juga diobati dengan cara yang sama, yaitu injeksi penisilin. Setelah proses kelahiran, bayi akan diskrining apakah terdapat sifilis kongenital atau tidak. Bila iya, bayi juga akan mendapatkan pengobatan.

Bagi orang yang memiliki alergi terhadap penisilin, terdapat beberapa pilihan antibiotik yang dapat digunakan sebagai pengobatan sifilis, seperti:

Penderita yang menerima injeksi penisilin sebagai pengobatan, dapat menimbulkan reaksi Jarisch-Herxheimer.

Gejala yang muncul umumnya bervariasi, mulai dari demam, sakit kepala, kemerahan pada wajah, nyeri sendi, hingga tubuh terasa lemas.

Tak perlu khawatir, reaksi ini akan menghilang dengan sendirinya dalam 10-12 jam ke depan.

Demi membantu pengobatan berjalan baik, pasien tak boleh berhubungan seksual sampai pengobatan selesai dan dinyatakan sembuh oleh dokter.

Pemeriksaan dan pengobatan pasien sifilis biasanya ditangani oleh dokter spesialis kulit dan kelamin.

Artikel Lainnya: Mengenal Jenis dan Prosedur Pemeriksaan Sifilis

Pencegahan Sifilis (Raja Singa)

Penyakit sifilis sangat bisa dicegah. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:

  • tidak melakukan hubungan seksual (abstain)
  • monogami (hanya berhubungan seksual dengan satu orang)
  • berperilaku seks aman, salah satunya menggunakan kondom saat hubungan seksual
  • bila menggunakan sex toys, jangan bertukar alat bantu seks itu dengan orang lain
  • melakukan skrining penyakit menular seksual bagi mereka yang masuk golongan risiko tinggi
  • hindari penggunaan alkohol maupun obat-obatan terlarang

Komplikasi Sifilis (Raja Singa)

Pengobatan yang terlambat dan tidak adekuat dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:

1. Muncul Benjolan atau Tumor

Pada tahapan lanjut sipilis, benjolan atau tumor yang disebut guma dapat muncul di kulit, tulang, hati, maupun organ lain.

Meski demikian, guma biasanya dapat menghilang apabila penderita menerima pengobatan antibiotik.

2. Masalah pada Kehamilan dan Kelahiran

Pada ibu hamil, sifilis bisa meningkatkan risiko keguguran, stillbirth, hingga kematian bayi saat kelahiran.

Bayi yang dilahirkan pun sangat mungkin terinfeksi sifilis kongenital. Gejala tersebut bisa berupa:

  • bayi berat lahir rendah
  • kelainan anatomi hidung (hidung tampak lebih datar)
  • kelainan bentuk gigi
  • kemerahan di daerah anus atau mulut
  • hingga gangguan penglihatan

3. Gangguan Saraf

Pengobatan yang tidak baik juga dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, seperti:

4. Masalah Jantung

Komplikasi sifilis pada jantung dapat berupa penonjolan dan pembengkakan dari pembuluh darah aorta maupun pembuluh darah lainnya.

Selain itu, infeksi menular tersebut juga menyebabkan kerusakan katup jantung.

5. Infeksi HIV

Penderita sifilis memiliki risiko 2-5 kali lipat lebih tinggi untuk terinfeksi HIV.

Adanya luka pada sifilis menjadi tempat masuknya virus HIV ke tubuh saat melakukan aktivitas seksual.

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila mengalami gejala-gejala di atas, ditambah Anda merupakan kelompok berisiko tinggi, segera ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk pemeriksaan.

Alasannya, penyakit sifilis yang terdeteksi sedari dini dapat diobati lebih cepat. Komplikasi pun dapat dihindari.

Kini, Anda sudah tahu apa itu sifilis. Jika masih ingin bertanya lebih lanjut seputar penyakit kelamin ini, tanyakan langsung kepada dokter di fitur Tanya Dokter.

(HNS/AYU)