Masalah Pernapasan

Selesma

dr. Theresia Yunita, 20 Jan 2023

Ditinjau Oleh

Selesma atau common cold adalah salah satu jenis infeksi saluran napas bagian atas (ISPA) yang cukup sering terjadi. Bagaimana cara pengobatan selesma?

Selesma

Selesma

Dokter 

Dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam untuk dewasa, dokter spesialis anak pada anak

Gejala

Bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, batuk

Faktor risiko

Usia, sistem kekebalan tubuh melemah, musim, paparan, merokok

Cara diagnosis

Wawancara medis, pemeriksaan fisik

Pengobatan

Istirahat cukup, banyak minum air putih, berkumur dengan larutan garam, obat penurun panas bila demam yang terjadi cukup mengganggu, semprotan hidung

Obat 

Obat penurun panas bila demam mengganggu, semprotan hidung yang berisi larutan saline atau dekongestan

Komplikasi

Infeksi telinga akut, asma, sinusitis akut

Kapan Harus ke Dokter?

Sulit bernapas atau napas cepat, dehidrasi, demam lebih dari 4 hari, gejala lebih dari 10 hari tanpa perbaikan

Pengertian Selesma

Common flu atau selesma adalah infeksi virus pada hidung dan tenggorokan (saluran pernapasan bagian atas/ISPA) yang cukup sering menyerang.

Walaupun dapat mengenai siapa saja, anak-anak merupakan kelompok usia yang lebih berisiko terserang penyakit ini.

Pasalnya, sistem daya tahan tubuh anak belum sempurna sehingga mereka lebih mudah mengalami kondisi ini.

Kebanyakan orang sembuh dari selesma dalam seminggu atau 10 hari. Namun, gejala mungkin bertahan lebih lama pada orang yang merokok.

Pada umumnya, gejala dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa obat-obatan medis. Namun, jika gejala tidak membaik atau memburuk, segera temui dokter.

Simak penjelasan lengkap seputar apa itu selesma di bawah ini.

Artikel Lainnya: Deretan Infeksi yang Rentan Menular ke Anak

Penyebab Selesma

Banyak jenis virus dapat menyebabkan common cold. Namun, rhinovirus adalah penyebab selesma yang paling umum.

Hal ini berbeda dengan flu, yang hanya disebabkan oleh virus influenza.

Virus penyebab selesma dapat masuk ke tubuh melalui mulut, mata, atau hidung. Penyebarannya dapat melalui droplet di udara ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara.

Selain itu, virus juga dapat pula menyebar melalui benda mati yang terkontaminasi. Apabila benda tersebut dipegang, lantas menyentuh mata, hidung, atau mulut, kamu bisa ikut tertular.

Faktor Risiko Selesma

Ada beberapa yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit common flu, yakni:

1. Usia

Bayi dan anak kecil paling berisiko terkena selesma.

2. Sistem Kekebalan Tubuh Melemah

Memiliki penyakit kronis atau sistem kekebalan yang lemah bisa meningkatkan risiko terkena selesma.

3. Musim

Selesma lebih mungkin menyebar di musim gugur dan musim dingin, meski bisa terkena kapan saja.

4. Paparan

Jika kamu sering berada di sekitar orang banyak, seperti di sekolah, pasar, atau pesawat, risiko terkena selesma bisa meningkat.

5. Merokok

Kamu lebih mungkin terkena selesma yang lebih parah jika seorang perokok atau berada di sekitar perokok pasif.

Gejala Selesma

Gejala selesma pada umumnya ringan. Yakni, keluhan-keluhan yang berhubungan dengan saluran napas biasanya terjadi 2–3 hari setelah paparan sumber infeksi dan berlangsung selama 7–10 hari. 

Setelah itu, gejala yang dialami biasanya akan mereda, lalu sembuh sempurna. Kendati demikian, pada perokok, durasi sakit tersebut biasanya lebih panjang.

Gejala selesma tersebut dapat meliputi:

  • Bersin
  • Hidung tersumbat
  • Pilek
  • Sakit tenggorokan
  • Batuk
  • Lendir menetes ke tenggorokan Anda (post-nasal drip)
  • Mata berair
  • Demam (walaupun kebanyakan penderita tidak mengalami demam)

Gejala penyakit selesma biasanya lebih ringan dibandingkan infeksi virus influenza.

Artikel Lainnya: Penyebab Batuk Tak Kunjung Sembuh yang Mesti Diwaspadai

Diagnosis Selesma

Diagnosis selesma ditentukan berdasarkan wawancara medis (anamnesis) dan pemeriksaan fisik.

Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa adakah gejala-gejala khas selesma. Namun, tidak akan didapatkan tanda-tanda infeksi bakteri.

Pada selesma, biasanya tidak dibutuhkan pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan lanjutan.

Hal ini karena penyakit dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus dan umumnya tidak berbahaya.

Pengobatan Selesma

Karena disebabkan oleh virus, tidak ada pengobatan spesifik dalam penanganan selesma. 

Untuk membantu meredakan gejala, penderita dapat melakukan langkah-langkah berikut:

  • Istirahat cukup
  • Banyak minum air putih
  • Berkumur dengan larutan garam
  • Obat penurun panas bila demam yang terjadi cukup mengganggu
  • Semprotan hidung yang berisi larutan saline atau dekongestan untuk meredakan sumbatan

Artikel Lainnya: Common Cold, Apakah Termasuk Jenis Penyakit Flu?

Pencegahan Selesma

Untuk mencegah selesma, seseorang wajib menjaga kebersihan diri dan benda-benda sekitarnya dengan cara:

  • Biasakan mencuci tangan menggunakan sabun dengan baik dan benar. Kebiasaan cuci tangan ini hendaknya dilakukan secara teratur, terutama setelah berjabat tangan, sebelum menyentuh hidung dan mulut, serta sebelum menyiapkan makanan.
  • Tutup mulut dengan tissue ketika batuk atau bersin, dan cuci tangan setelahnya.
  • Membersihkan benda-benda yang digunakan bersama-sama seperti gagang telepon, gagang pintu, keran air, dan sebagainya.
  • Gunakan alat- alat makan pribadi, yang terpisah dengan orang lain.

Komplikasi Selesma

Meski jarang, ada beberapa komplikasi selesma yang dapat terjadi, misalnya:

1. Infeksi telinga akut (otitis media)

Ini terjadi ketika infeksi memasuki ruang di belakang gendang telinga.

2. Asma

Selesma dapat memicu mengi atau kambuhnya asma, bahkan jika Anda tidak menderita asma.

3. Sinusitis Akut

Pada orang dewasa atau anak-anak, Selesma biasa yang tidak kunjung sembuh dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri (peradangan) serta infeksi pada sinus.

Kapan Harus Ke Dokter?

Segera berkonsultasi dengan dokter apabila ditemukan:

  • Kesulitan bernapas atau napas cepat
  • Dehidrasi
  • Demam yang berlangsung lebih dari 4 hari
  • Gejala yang berlangsung lebih dari 10 hari tanpa perbaikan
  • Gejala, seperti demam atau batuk, yang membaik tetapi kemudian kembali atau memburuk
  • Memburuknya kondisi medis kronis yang dimiliki

Jangan tunggu sakit memburuk. Lekas konsultasikan kepada dokter kondisi kesehatan kamu di fitur Tanya Dokter dan Temu Dokter dari aplikasi KlikDokter. #JagaSehatmu setiap hari.

[HNS/NM]