Masalah Mata

Neuritis Optik

Tim Medis Klikdokter, 21 Mar 2024

Ditinjau Oleh

Neuritis optik merupakan kondisi terjadinya peradangan pada nervus optikus.

Pengertian

Neuritis optik merupakan kondisi terjadinya peradangan pada nervus optikus, yang merupakan saraf yang sangat penting dan berperan dalam mengirimkan informasi dari mata ke otak mengenai apa yang sedang dilihat. Nyeri dan kehilangan daya lihat yang bersifat sementara pada satu mata merupakan gejala khas dari neuritis optik.

Neuritis optik dikaitkan dengan kondisi yang disebut sklerosis multipel, suatu penyakit yang menyebabkan peradangan dan kerusakan pada saraf di otak dan saraf tulang belakang.

Tanda dan gejala neuritis optik dapat merupakan indikasi awal adanya sklerosis multipel, atau hal tersebut dapat timbul seiring dengan perjalanan penyakit sklerosis multipel.

Selain sklerosis multipel, neuritis optik juga dapat terjadi bersamaan dengan penyakit infeksi atau imunitas lainnya, seperti lupus.

Artikel lainnya: Mengenal Gejala Lupus, Penyakit Seribu Wajah yang Harus Diwaspadai

Penyebab

Penyebab neuritis optik masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini dipercayai dapat berkembang bila sistem daya tahan tubuh menyerang komponen yang mengelilingi nervus optikus yang disebut myelin.

Selanjutnya ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan dan kerusakan pada myelin tersebut. Fungsi myelin adalah dalam penghantaran sinyal listrik secara cepat dari mata ke otak, di mana sinyal tersebut diubah menjadi informasi visual. Neuritis optik menghambat proses tersebut dan memengaruhi daya lihat sebagai akibatnya.

Beberapa kondisi autoimun dikaitkan dengan terjadinya neuritis optik:

  • Sklerosis multipel. Sklerosis multipel adalah penyakit di mana sistem daya tahan tubuh menyerang myelin yang mengelilingi serabut saraf di otak dan saraf tulang belakang. Pada individu yang mengalami neuritis optik, risiko terjadinya sklerosis multipel setelah satu episode dari neuritis optik adalah sekitar 50 persen.
  • Neuromielitis optik. Pada kondisi ini, peradangan berulang dapat terjadi di nervus optikus dan saraf tulang belakang. Neuromielitis optik memiliki keserupaan dengan sklerosis multipel, namun lebih jarang menyebabkan kerusakan pada saraf di otak.

Faktor-faktor lain yang dikaitkan dengan terjadinya neuritis optik adalah:

  • Infeksi. Infeksi bakteri, termasuk penyakit Lyme atau sifilis, dan infeksi virus seperti campak, gondongan, atau herpes, dapat meningkatkan risiko terjadinya neuritis optik.
  • Penyakit lain. Penyakit seperti sarkoidosis dan lupus dapat menyebabkan neuritis optik yang berulang.
  • Obat-obatan. Beberapa golongan obat-obatan antibiotik dikaitkan dengan terjadinya neuritis optik.

Artikel lainnya: Jenis Penyakit Autoimun yang Paling Umum Sering Menyerang

Penyebab neuritis optik

Gejala

Neuritis optik umumnya memengaruhi satu mata. Tanda dan gejala yang terjadi dapat berupa:

  • Nyeri. Sebagian besar individu yang mengalami neuritis optik mengeluhkan nyeri pada mata yang diperburuk dengan gerakan bola mata. Terkadang, nyeri yang dirasakan seperti nyeri tumpul di belakang mata.
  • Penurunan penglihatan pada satu mata. Sebagian besar individu mengalami setidaknya penurunan daya lihat sementara, namun derajat penurunan dapat berbeda-beda.

Penurunan daya lihat yang signifikan umumnya berkembang dalam waktu jam atau hari, dan membaik dalam beberapa minggu dan bulan. Hilangnya penglihatan dapat permanen pada sebagian kasus.

  • Penurunan lapang pandang. Penurunan lapang pandang dapat terjadi, dengan pola yang tidak menentu.
  • Penurunan daya lihat warna. Neuritis optik dapat memengaruhi persepsi warna, dan individu yang mengalaminya dapat merasa bahwa warna tidak tampak seterang sebelumnya.
  • Kilatan cahaya. Sebagian individu yang mengalami neuritis optik melaporkan mengalami kilatan cahaya dengan pergerakan bola mata.

Artikel lainnya: Berbagai Jenis Penyakit Mata yang Umum Terjadi

Diagnosis

Diagnosis neuritis optik dapat ditentukan dari wawancara medis yang mendetail, pemeriksaan fisik mata secara langsung, dan pemeriksaan penunjang tertentu.

Beberapa pemeriksaan mata yang dapat dilakukan adalah:

  • Pemeriksaan mata rutin. Pemeriksaan ini dapat mencakup pemeriksaan daya lihat, pemeriksaan persepsi warna, dan pemeriksaan lapang pandang.
  • Pemeriksaan menggunakan oftalmoskopi. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa struktur di belakang bola mata, termasuk diskus optikus, yang merupakan tempat bersambungnya nervus optikus dan retina pada mata. Diskus optikus dapat mengalami pembengkakan pada sebagian orang dengan neuritis optik.
  • Tes reaksi cahaya pupil. Dokter dapat menyinari alat penerang atau senter di depan mata untuk melihat respons pupil saat terekspos terhadap cahaya. Pupil mata yang mengalami neuritis optik tidak menunjukkan respons cahaya yang sama dengan mata normal.

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis neuritis optik termasuk pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI), pemeriksaan darah laboratorium, atau pemeriksaan Optical Coherence Tomography (OCT).

Artikel lainnya: Pupil: Fungsi, Cara Kerja, Letak, dan Risiko Penyakitnya

Penanganan

Neuritis optik dapat membaik dengan sendirinya. Pada sebagian kasus, pengobatan jenis steroid dapat digunakan untuk mengurangi proses peradangan pada nervus optikus. Efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan steroid termasuk peningkatan berat badan, perubahan suasana hati, kemerahan pada wajah, nyeri perut, dan kesulitan tidur.

Pengobatan steroid umumnya dilakukan secara intravena (melalui pembuluh darah vena). Pemberian steroid intravena dapat mempercepat proses penyembuhan daya lihat, namun belum tentu memengaruhi tingkat daya lihat yang dapat kembali.

Artikel lainnya: Waspada, Ini Efek Samping Steroid pada Penglihatan Anda

Pencegahan

Pada seseorang yang mengalami neuritis optik, obat-obatan golongan beta interferon dapat diresepkan oleh dokter guna menunda atau mencegah terjadinya sklerosis multipel.

Obat yang diberikan dengan cara disuntikkan tersebut dapat diresepkan bagi individu yang memiliki risiko tinggi untuk terjadinya sklerosis multipel. Beberapa efek samping yang dapat terjadi termasuk depresi, iritasi pada lokasi suntikan, dan gejala batuk pilek.

Konsultasi Dokter Terkait