Masalah THT

Esofagitis

dr. Marsita Ayu Lestari, 21 Nov 2023

Ditinjau Oleh

Esofagitis adalah peradangan pada lapisan bagian dalam kerongkongan. Gejalanya yaitu kesulitan dan nyeri menelan, suara serak, disertai nyeri dada.

Esofagitis

Esofagitis (Radang Kerongkongan)

Dokter spesialis

dokter spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi

Gejala

kesulitan menelan, nyeri menelan, nyeri dada, nyeri seperti terbakar di dada bagian tengah, nyeri ulu hati, makanan tersangkut di kerongkongan, batuk, mengi, suara serak, mual, muntah, isi lambung naik ke kerongkongan dan mulut, demam

Faktor risiko

lanjut usia, laki-laki, ibu hamil, obesitas, hernia hiatus, skleroderma, asma, alergi makanan, eksim, merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, mengonsumsi kopi, teh, keju, coklat, dan minuman bersoda, obat tertentu (antikolinergik, bronkodilator, sedatif), makan dalam porsi besar sekaligus, langsung tidur setelah makan berat

Cara diagnosis

wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

Pengobatan

modifikasi gaya hidup, obat-obatan, operasi

Obat

H2 blockers, proton pump inhibitors, sucralfate, kortikosteroid, antijamur, antivirus

Komplikasi

striktur esofagus, Barrett's esophagus, perdarahan saluran cerna, perforasi esofagus, mediastinitis, laringitis, pneumonia aspirasi

Kapan harus ke dokter?

gejala dan faktor risiko esofagitis

Pengertian Esofagitis

Esofagitis adalah peradangan pada lapisan esofagus (bagian dalam kerongkongan). Esofagus merupakan organ yang menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. 

Esofagitis biasanya menimbulkan gejala kesulitan dan nyeri menelan disertai nyeri dada. 

Esofagitis dapat terjadi pada segala usia. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh gastroesofageal refluks disease (GERD). Bila tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini berisiko menimbulkan penyempitan kerongkongan, penyakit Barrett's esophagus, dan peradangan paru-paru.

Artikel Lainnya: Sering Sulit Menelan? Waspadai Akalasia

Penyebab Esofagitis

Berikut penyebab radang kerongkongan (esofagitis): 

1. Esofagitis Infeksi

Peradangan lapisan kerongkongan dapat disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, parasit, dan virus. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans, virus herpes simpleks, dan cytomegalovirus

Infeksi di atas sering dialami oleh pengguna antibiotik atau individu dengan kekebalan tubuh yang lemah, seperti diabetes, infeksi HIV/AIDS, kanker, dan yang menjalani kemoterapi.

2. Esofagitis Refluks

Esofagitis refluks dipicu oleh isi lambung (makanan, minuman, air liur, dan asam lambung) yang masuk ke dalam kerongkongan. Kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan pada kerongkongan (erosive) dan tanpa kerusakan (non-erosive).

GERDberhubungan dengan gangguan sfingter (sejenis otot) pada kerongkongan, sehingga sfingter ini tidak mampu mencegah masuknya isi lambung ke dalam kerongkongan.

3. Esofagitis Eosinofilik

Reaksi alergi dapat menyebabkan esofagitis eosinofilik. Kondisi ini berhubungan dengan interaksi faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, berkaitan dengan kondisi alergi yang lain, seperti alergi makanan dan asma.

4. Esofagitis Radiasi

Peradangan kerongkongan terkait efek radioterapi (terapi radiasi) pada pengobatan kanker. Radiasi dapat menyebabkan kerusakan kerongkongan dan kematian sel.

5. Esofagitis akibat Obat

Penggunaan obat tertentu berisiko merusak lapisan kerongkongan. Berikut obat-obatan yang umumnya menyebabkan esofagitis:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), contohnya aceclofenac dan aspirin
  • Antibiotik seperti doksisiklin, tetrasiklin, amoksisilin, metronidazol, dan ciprofloxacin.
  • Bifosfonat misalnya ibandronate dan alendronate.

6. Esofagitis Korosif

Peradangan esofagus akibat tertelannya bahan kimia, seperti detergen, pemutih, dan pembersih lantai. Bahan korosif dapat menyebabkan penyempitan atau luka bakar pada kerongkongan. 

Faktor Risiko Esofagitis

Berikut berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko esofagitis:

  • Lanjut usia
  • Laki-laki
  • Ibu hamil
  • Kondisi medis, seperti obesitas (berat badan berlebih), hernia hiatus, dan skleroderma
  • Kondisi alergi, seperti asma, alergi makanan, dan eksim
  • Merokok atau mengonsumsi alkohol berlebihan
  • Sering mengonsumsi kopi, teh, keju, coklat, dan minuman bersoda,
  • Penggunaan obat tertentu, seperti antikolinergik, bronkodilator, dan sedatif
  • Makan dalam porsi besar sekaligus atau langsung tidur setelah makan berat

Gejala Esofagitis

Gejala esofagitis bervariasi sesuai usia. Secara umum, gejala dan tanda esofagitis meliputi:

  • Kesulitan menelan (disfagia)
  • Nyeri menelan (odinofagia)
  • Nyeri dada
  • Nyeri seperti terbakar di dada bagian tengah (heartburn)
  • Nyeri ulu hati
  • Makanan tersangkut di kerongkongan (impaksi makanan), 
  • Batuk
  • Mengi (suara siulan bernada tinggi ketika bernapas)
  • Suara serak
  • Mual dan muntah
  • Isi lambung naik ke kerongkongan dan mulut (regurgitasi)
  • Demam

Pada bayi dan balita dapat ditemukan keluhan berupa rewel, sulit menelan makanan termasuk ASI, muntah, dan gagal tumbuh.

Artikel Lainnya: 8 Ciri-Ciri Penyakit GERD dan Cara Mencegahnya Kambuh Lagi

Diagnosis Esofagitis

Dokter akan menentukan diagnosis esofagitis melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dokter akan menanyakan keluhan dan faktor risiko, lalu memeriksa pasien.

Pemeriksaan penunjang dianjurkan untuk mengidentifikasi tipe esofagitis, seperti:

  • Endoskopi saluran cerna bagian atas (esophagogastroduodenoscopy) dengan memasukkan alat berkamera lewat mulut
  • Barium meal atau pemeriksaan rontgen saluran cerna bagian atas dengan cara meminta pasien untuk menelan larutan barium
  • Tes pH esofagus untuk mengukur tingkat keasaman di kerongkongan
  • Biopsi untuk mendeteksi keganasan pada kerongkongan

Pengobatan Esofagitis

Pengobatan esofagitis tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut metode pengobatan esofagitis:

1. Perubahan Gaya Hidup

Dokter akan memberitahu pasien untuk menerapkan perilaku, seperti:

  • Mengenali makanan/minuman yang menjadi pemicu
  • Tidak mengonsumsi makanan/minuman pemicu alergi pada kasus esofagitis eosinofilik
  • Membatasi asupan gorengan, cokelat, makanan pedas, dan minuman bersoda
  • Mengurangi porsi makan terutama saat makan malam
  • Diet makanan lunak
  • Meninggikan posisi kepala ketika tidur terutama pada pasien batuk, nyeri tenggorokan, dan suara serak
  • Tidak merokok dan menjauhi asap rokok
  • Tidak mengonsumsi alkohol
  • Menurunkan berat badan bila berlebih

Bila esofagitis disebabkan oleh penggunaan obat tertentu, umumnya dokter akan menghentikan pemakaian obat tersebut. Bila perlu, dokter mengganti dengan obat lain yang memiliki manfaat sama.

2. Minum Obat

Berikut obat-obatan yang diresepkan oleh dokter untuk mengobati esofagitis:

  • H2 blockers (cimetidine, famotidine, ranitidine, nizatidine) untuk mengatasi kelebihan asam lambung
  • Proton pump inhibitors (lansoprazole, omeprazole, pantoprazole, rabeprazole, esomeprazole, dexlansoprazole) untuk menghambat pengeluaran asam lambung
  • Sucralfate untuk membentuk lapisan pelindung
  • Kortikosteroid (budesonidefluticasone propionate) untuk mengobati esofagitis eosinofilik
  • Antijamur untuk mengobati esofagitis karena infeksi jamur, seperti fluconazolepada kasus Candida albicans
  • Antivirus untuk mengobati esofagitis karena infeksi virus, seperti acyclovirpada kasus virus herpes simpleks

3. Operasi

Tindakan bedah seperti nissen fundoplication direkomendasikan untuk memperbaiki fungsi sfingter esofagus dan mengobati kasus hernia hiatus.

Cara mengatasi esofagitis yang tepat bisa kamu dapatkan setelah memeriksakan diri ke dokter, seperti dokter spesialis penyakit dalam atau spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi.

Artikel Lainnya: Waspada, GERD Sering Kambuh Tingkatkan Risiko Barrett's Esophagus

Pencegahan Esofagitis

Upaya pencegahan esofagitis adalah dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah, seperti:

  • Membatasi asupan pemicu esofagitis, misalnya, pedas, kafein, coklat, bersantan, dan gorengan
  • Selambat-lambatnya makan berat 2-3 jam sebelum tidur
  • Mengunyah makanan dengan perlahan
  • Mengendalikan berat badan agar tetap ideal dan kamu bisa mengecek indeks massa tubuhmu lewat tools Kalkulator BMI
  • Berhenti merokok dan menjauhi asap rokok
  • Tidak mengonsumsi alkohol
  • Tidak menelan bahan korosif 
  • Memakai alat pelindung diri seperti masker ketika menggunakan pembersih toilet atau pembersih lantai.

Komplikasi Esofagitis

Bila tidak diobati dengan tepat, esofagitis dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti:

  • Striktur esofagus (kerongkongan yang menyempit)
  • Barrett's esophagus (lapisan kerongkongan yang rusak)
  • Perdarahan saluran cerna
  • Laringitis (peradangan laring)
  • Perforasi esofagus (lubang pada kerongkongan)
  • Mediastinitis (peradangan mediastinum)
  • Pneumonia aspirasi (radang paru-paru karena isi lambung masuk ke paru-paru)

Kapan Harus ke Dokter?

Periksakan diri ke dokter, bila terdapat gejala dan faktor risiko seperti di atas. Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang esofagitis, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.

(APR)