Obat Antinyeri

Orarheuma

Klikdokter, 30 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Orarheuma digunakan untuk menurunkan demam, meredakan nyeri sendi, nyeri sesudah cabut gigi, nyeri pasca operasi, meringankan gejala rematik

Pengertian

Orarheuma adalah obat paten yang mengandung Paracetamol dan Ibuprofen sebagai zat aktifnya, kedua komposisi tersebut masuk kedalam golongan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Orarheuma digunakan untuk menurunkan demam, dan meredakan nyeri, seperti sakit kepala, nyeri sendi, nyeri haid, nyeri otot, sakit gigi atau nyeri lainnya dari nyeri ringan hingga sedang. Orarheuma bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, apabila pembentukan produksi prostaglandin dapat dihambat maka dapat mengurangi dan meredakan nyeri ringan dan peradangan.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS).
  • Kandungan: Ibuprofen 200 mg dan Paracetamol 350 mg.
  • Bentuk: Kaplet.
  • Satuan penjualan: Strip.
  • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Kaplet.
  • Farmasi: Mulia Farma Suci.

Kegunaan

Orarheuma digunakan untuk menurunkan demam, meredakan nyeri sendi, nyeri sesudah cabut gigi, nyeri pasca operasi, meringankan gejala rematik tulang, meringankan nyeri pada dismenore primer (nyeri haid).

Dosis & Cara Penggunaan

Orarheuma merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Orarheuma juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan Apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

  • Dewasa: 1 tablet diminum setiap 6 jam sesuai kebutuhan. Durasi maksimum: 10 hari.
  • Lansia: Gunakan dosis efektif terendah dengan durasi penggunaan sesingkat mungkin.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25˚C, hindari dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Orarheuma yang mungkin terjadi adalah:

  • Tukak lambung.
  • Nyeri ulu hati.
  • Mual dan muntah.
  • Perut kembung.
  • Gangguan pencernaan.
  • Diare atau konstipasi, sakit kepala, tinja berwarna hitam atau disertai darah, muntah darah.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Orarheuma pada pasien dengan kondisi:

  • Pasien ulkus peptikum berat dan aktif
  • Riwayat hipersensitivitas terhadap OAINS,
  • Pasien dengan sindrom polip hidung atau angioedema,
  • Pasien yang mengalami asma, rinitis, atau urtikaria setelah minum aspirin atau OAINS lain.
  • Trimester ke-3 kehamilan dan menyusui.

Interaksi Obat

  • Antikoagulan (misalnya, warfarin atau kumarin), karena obat-obat ini jika diberikan bersamaan ibuprofen meningkatkan risiko perdarahan lambung.
  • Ibuprofen menurunkan efektivitas Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor (misalnya, enalapril) atau diuretik (misalnya, furosemide, hydrochlorothiazide).
  • Mengganggu efek antiplatelet aspirin dosis rendah yang menyebabkan efektivitas aspirin menurun bila digunakan untuk cardioprotection dan pencegahan stroke.
  • Aspirin juga meningkatkan risiko perdarahan lambung.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Orarheuma ke dalam Kategori D: Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis

  • Gejala overdosis Ibuprofen adalah sakit kepala, kantuk, depresi susunan saraf pusat, kejang, tinitus, mual, muntah, sakit perut, hipotensi, bradikardia, takikardia, fibrilasi atrium, apnea, gagal pernapasan, hiperkalemia, gagal ginjal akut, letargi, asidosis metabolik, koma.
  • Jika terjadi overdosis, berikan pengobatan suportif dan simtomatik (oleh tenaga medis). Induksi emesis dengan sirup ipecac atau lakukan bilas lambung. Berikan arang aktif untuk mengurangi penyerapan dan reabsorpsi.