HomeInfo SehatKesehatan Umum5 Mitos Susu Formula yang Tak Perlu Anda Dengar
Kesehatan Umum

5 Mitos Susu Formula yang Tak Perlu Anda Dengar

dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, 25 Jan 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Mitos tentang susu formula membuat reputasinya buruk. Apa saja mitos-mitos tersebut?

5 Mitos Susu Formula yang Tak Perlu Anda Dengar

Semua orang tahu bahwa susu yang terbaik bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Namun, karena beberapa alasan medis, tidak semua ibu dapat menyusui bayinya. Oleh karena adanya kondisi tersebut, banyak ibu yang menambahkan atau menggantikan asupan ASI pada bayi dengan susu formula sebagai sumber nutrisi bayi.

Bagi para pro-ASI, pilihan memberikan susu formula kepada bayi dapat membuat mereka mengerutkan kening. Padahal, sah-sah saja, apalagi jika ada kondisi yang mengharuskan seorang ibu memberikan susu formula kepada bayinya.

Meski manfaat ASI memang tak ternilai, tapi bukan berarti susu formula adalah “racun” untuk bayi. Reputasi susu formula pun kian memburuk dengan beredarnya mitos yang banyak dipercaya masyarakat.

Ada beberapa mitos seputar susu formula yang banyak beredar dan dipercaya masyarakat. Mari cek kebenarannya.

1. Susu formula memiliki kualitas yang sama dengan ASI

Kesan bahwa susu formula memiliki kualitas yang sama dengan ASI sering dijumpai karena terpaan iklan tentang produk susu formula. Banyak produk susu formula memang berupaya agar kandungannya sebisa mungkin serupa dengan ASI. Namun, ada beberapa kandungan ASI yang tidak dimiliki formula, yaitu antibodi untuk kekebalan tubuh bayi, serta beberapa jenis enzim dan hormon.

2. Susu formula membuat bayi lebih gemuk

Memang sering kali dijumpai bayi yang terlihat gemuk, yang diyakini sebagai akibat dari minum susu formula. Padahal, kondisi gemuk pada bayi ini bukanlah mutlak kesalahan susu formula.

Berbeda dengan ASI yang memiliki kadar kalori yang berbeda-beda dari tiap ibu dan diberikan secara on demand (tergantung keinginan bayi), susu formula memiliki kalori yang tetap dan memiliki aturan “dosis” pemberian tertentu, tergantung usia bayi. Kesalahan yang sering dilakukan adalah, ketika bayi rewel atau menangis, orang tua sering kali langsung memberikan bayinya botol dot yang berisi susu formula. Padahal, bayi yang rewel atau menangis belum tentu karena lapar. Perilaku seperti inilah yang bisa menyebabkan bayi menjadi gemuk.

Selanjutnya

3. Susu formula menyebabkan bayi mudah sakit

Karena daya tahan tubuhnya yang masih belum sempurna, pada dasarnya bayi memang lebih rentan sakit dibandingkan dengan orang dewasa. Jika dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, bayi ASI umumnya memang lebih tahan terhadap berbagai penyakit karena kandungan antibodi yang bayi peroleh dari ASI. Meski demikian, tidak ada kandungan zat dalam susu formula yang dapat membuat bayi menjadi rentan sakit.

4. Ibu lebih mudah memberikan susu formula dibandingkan memberikan ASI

Banyak orang berpendapat bahwa memberikan susu formula jauh lebih mudah dibandingkan memberikan ASI karena susu formula bisa diberikan oleh siapa saja, tidak harus diberikan oleh ibu. Dengan memberikan susu formula, ibu pun tak harus pusing dengan masalah payudara lecet, ASI yang sedikit, atau memompa ASI. Namun, sebenarnya memberi susu formula tidaklah semudah itu.

Penyimpanan, pencucian, dan sterilisasi botol susu atau media lainnya untuk memberikan susu formula pada bayi sangatlah penting untuk diperhatikan. Tak hanya itu, air yang digunakan juga harus bersih dan harus pada temperatur yang sesuai dengan aturan pemberiannya. Semua hal tidak boleh diabaikan agar susu formula yang diberikan terjamin higienitas dan kandungan gizinya.                                                                             

5. Susu formula tidak bisa membentuk bonding ibu dan bayi

Salah satu kelebihan ASI adalah membentuk bonding (ikatan batin) antara ibu dengan bayinya. Banyak ibu berpendapat bahwa bayi yang minum susu formula menjadi sulit dekat dengan ibunya. Hal ini tidak benar. Kualitas bonding antara ibu dan bayi tidak dipengaruhi oleh pemberian ASI atau susu formula, namun lebih pada momen yang terjalin antara ibu dan anaknya. Sama halnya dengan ibu yang menyusui, ibu yang memberikan susu formula pada buah hati juga bisa memiliki bonding kuat jika banyak menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak. Saat memberinya susu, ibu bisa bercerita, mengajak anak berbicara, bersenandung, bercanda, atau tersenyum.

Manfaat ASI pada bayi memang tak tergantikan dengan apapun. Namun, jika Anda terpaksa harus memberikan susu formula pada buah hati karena ada kondisi medis yang tidak memungkinkan Anda menyusui, jangan berkecil hati karena mitos tentang susu formula yang beredar belum tentu benar. Tentang komentar dan pendapat orang, maklumi dan dengarkan saja sambil lalu. Pada dasarnya hanya Andalah yang paling paham atas kondisi diri dan bayi. Jangan lupa untuk mengunjungi dokter secara rutin agar tumbuh kembang si Kecil terus terpantau.

[RN/ RVS]

ASIsusu formulaSufor

Konsultasi Dokter Terkait