HomePsikologiKesehatan Mental9 Gejala Depresi yang Tidak Biasa
Kesehatan Mental

9 Gejala Depresi yang Tidak Biasa

Birgitta Ajeng, 12 Jan 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Hati-hati dengan tanda-tanda depresi berikut ini.

9 Gejala Depresi yang Tidak Biasa

Anda mungkin sudah mengenali tanda klasik depresi, seperti kesedihan dan keputusasaan yang berat. Namun bagaimana bila muncul sakit perut atau tiba-tiba sangat nyeri? Mungkinkah itu merupakan salah satu gejala depresi?

Bisa saja demikian. Menurut Richard Kravitz, MD, MSPH, profesor penyakit dalam di University of California, depresi tidak selalu identik dengan kesedihan yang mendalam. "Pasien enggan menganggap depresi sebagai penyebab atas  gejala yang muncul pada tubuh mereka, karena menganggap hal itu adalah kelemahan.”

Padahal identifikasi dengan cepat dan tepat merupakan kunci utama. Semakin cepat, Anda bisa segera mendapatkan perawatan yang tepat serta semakin mudah mendapatkan rasa bahagia dan kesehatan. Berikut ini beberapa gejala depresi yang tidak biasa:

1.     Anda kesakitan

Gangguan mental dan fisik melibatkan beberapa jalur biologis dan neurotransmiter yang sama. Sejumlah penelitian menunjukkan, sekitar 75 persen orang yang mengalami gangguan emosi juga menghadapi rasa sakit yang berulang atau kronis. Dalam sebuah penelitian di Kanada yang diterbitkan dalam jurnal Pain, orang-orang dengan depresi empat kali lebih mungkin mengalami cedera leher dan nyeri punggung bawah.

Anda mungkin juga memperhatikan tanda-tanda lain seperti sakit perut dan sakit kepala, atau lebih sensitif terhadap rasa sakit pada umumnya. Sebuah penelitian tahun 2008 di Archives of General Psychiatry menemukan bahwa ketika orang yang tidak bahagia mengantisipasi rasa sakit, aktivitas otak mereka menunjukkan lebih banyak emosi dan minim solusi, jadi mereka kurang mampu mengatasi rasa sakit tersebut.

2.     Berat badan naik atau turun

Anda pernah mendengar istilah comfort food? Ya. Ini merupakan makanan yang memberikan perasaan senang atau nyaman. Biasanya, makanan ini mengandung tinggi gula atau karbohidrat. Meski dapat meningkatkan kadar serotonin yang meningkatkan suasana hati, sering mengonsumsi comfort food dapat menyebabkan berat badan meningkat.

Sebuah studi baru di jurnal Obesity menegaskan bahwa tingkat stres dan depresi yang tinggi membuat orang sulit menurunkan berat badan. Di sisi lain, berat badan orang mungkin turun, karena depresi telah mengganggu selera makan mereka.

3.     Anda mudah marah

Jika kesalahan kecil membuat Anda marah besar, Anda mungkin sedang depresi. Dalam sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry, 54 persen orang dengan depresi dilaporkan merasa bermusuhan, galak, argumentatif, atau pemarah.

"Begitu bersentuhan dengan hal negatif di rumah, Anda lebih mudah tersinggung, frustrasi, dan marah," kata Simon Rego, PsyD, direktur pelatihan psikologi di Montefiore Medical Center, New York, Amerika Serikat.

Selanjutnya

4.     Mati rasa

"Sebagian besar dari kita punya motivasi yang membuat kita ingin bangun dari tempat tidur di pagi hari, entah itu pekerjaan, olahraga, sosialisasi, atau sarapan pagi," kata Rego. "Tapi bagi orang-orang yang depresi, mereka merasa hampa."

Selain itu, Anda juga mungkin nyaris tidak pernah merasa sedih atau gembira akan suatu peristiwa. Mereka seakan menjelma seperti zombie. Perilaku seperti itu merupakan tanda khas dari depresi. Pada akhirnya, Anda bersikap dingin, menyendiri, dan menjauhi orang-orang yang justru dapat memberikan cinta dan dukungan kepada Anda.

5.     Anda mengonsumsi alkohol secara berlebihan

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa hampir sepertiga orang dengan depresi juga memiliki masalah dalam mengonsumsi alkohol. Faktanya, meneguk dua sampai tiga gelas alkohol dapat memperkuat emosi negatif seperti kemarahan, agresivitas, kecemasan, dan kesedihan.

6.     Anda terpaku pada Facebook

Selain Facebook, Anda juga dapat terjebak dalam aktivitas berbelanja secara berlebihan, terutama berbelanja di gerai online. Beberapa penelitian mengkonfirmasi bahwa orang yang berbelanja secara kompulsif dan memiliki interaksi sosial yang lebih maya mungkin mengalami depresi. Mereka mungkin merasa kehilangan persahabatan nyata yang sejati, atau mungkin menggunakan media online untuk melepaskan diri dari pemikiran dan perasaan mereka.

Meski demikian, depresi dan kecanduan terhadap internet merupakan dua kondisi berbeda, namun sering tumpang tindih. Untuk mencari tahu penyebabnya, Anda perlu melakukan deteksi dini.

7.     Anda sering melamun

Anda banyak melamun belakang ini? Psikolog dari Harvard University telah menunjukkan bahwa manusia merasa sangat bahagia saat pikirannya bertautan erat dengan masa kini. Ketika pikiran mulai mengembara, hal itu bisa membuat seseorang sedih, cemas, dan tidak bahagia.

Namun bila melamun dapat membantu menemukan solusi kreatif atas sebuah masalah, hal itu tidak terkait dengan tanda-tanda suasana hati yang rendah.

8.     Anda tidak dapat mengambil keputusan

Penelitian dari Columbia University menunjukkan bahwa manusia membuat lebih dari 70 keputusan setiap hari, dan sebagian besar sudah merupakan naluri. Tidur lagi atau bangun? Berpakaian rapi atau piama? Makan oatmeal atau telur? Membaca buku atau menonton televisi?

"Ketika kita depresi, proses kognitif manusia seperti mendapatkan pukulan besar, " kata Rego. "Hal-hal kecil yang biasanya kita tidak berpikir dua kali, tiba-tiba menjadi keputusan yang berat."

9.     Anda tidak pernah bersolek

Saat mengalami depresi, perawatan tubuh yang sangat sederhana mungkin akan hilang. Dalam sebuah survei tahun 2014 terhadap lebih dari 10.000 partisipan, 61 persen yang memiliki kesehatan mulut yang buruk melaporkan menderita depresi. Semakin banyak masalah gigi yang mereka hadapi, semakin parah depresi yang mereka alami. Pada akhirnya, tidak peduli akan penampilan luar merupakan pertanda kuat dari masalah yang terjadi di dalam.

Jika khawatir mengalami depresi, Anda dapat segera menyampaikan hal tersebut kepada orang-orang terdekat. Anda juga bisa berkonsultasi kepada psikolog atau psikiater, sehingga Anda bisa mendapatkan bantuan dengan segara.

[RVS]

StresGejala depresiDepresi

Konsultasi Dokter Terkait