Jaga Kesehatan Mental dengan Seni Melipat Origami

Origami merupakan seni melipat kertas menjadi berbagai bentuk, mulai dari model sederhana hingga yang rumit. Kesenian yang berasal dari Jepang ini sudah lama populer. Namun sayang, banyak orang menganggap bahwa origami sekadar aktivitas untuk anak-anak. Padahal rutin melakukan seni melipat kertas juga dapat menjaga kesehatan mental orang dewasa.

Menurut American Association of Retired People, untuk menjaga kesehatan mental, Anda perlu menjaga otak tetap aktif dengan terus memberikan tantangan dan “tugas” pada otak. Tantangan atau tugas tersebut misalnya, membaca, mengerjakan teka-teki silang, atau membuat origami.

Di beberapa negara, origami digunakan sebagai bagian rehabilitasi stroke dan cedera. Origami dapat menjadi sarana untuk memberikan stimulus pada otak. Selain itu,  juga dapat meningkatkan koordinasi tangan dan mata, kemampuan motorik halus, serta melatih konsentrasi.

Dengan berlatih origami, fungsi kognitif juga akan lebih terlatih, karena Anda dituntut untuk mengikuti instruksi tertentu hingga mencapai bentuk yang sempurna. Selain itu, area motorik dan visual juga akan terlatih ketika membuat origami.

Jika melakukannya dengan rutin dan terus “menantang” otak untuk mengerjakan bentuk yang sulit, beberapa kemampuan seperti daya ingat, imajinasi, dan pemahaman akan meningkat. Karena itu, tak heran bila origami banyak diajarkan pada anak-anak.

Saat membuat origami, otak anak akan terangsang untuk memvisualisasikan suatu benda dan mengenal bentuk baru. Kegiatan ini juga melatih kemampuan anak untuk memahami dunia di sekitarnya.

Jadi, jangan ragu untuk memperkenalkan origami kepada anak. Anda juga dapat membuat kerajinan tangan yang unik bersama anak. Bila mendapatkan kesulitan, Anda dapat belajar terlebih dahulu melalui internet, atau bergabung dengan komunitas origami di sekitar Anda. Selain menyenangkan, kesehatan mental dapat lebih terjaga melalui aktivitas ini.

[BA/ RVS]