HomeInfo SehatSarafKuasai Dua Bahasa Bisa Tunda Demensia
Saraf

Kuasai Dua Bahasa Bisa Tunda Demensia

Gerardus Septian Kalis, 18 Des 2017

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Studi mengatakan bahwa aktif berbicara dua bahasa mampu menurunkan risiko demensia.

Kuasai Dua Bahasa Bisa Tunda Demensia

Menjadi seorang bilingual tak hanya menguntungkan dalam ranah globalisasi. Selain bermanfaat untuk berkomunikasi lintas negara, keahlian ini juga dapat menjaga kemampuan otak tetap optimal. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology mengungkapkan, aktif berbicara lebih dari satu bahasa dapat menunda risiko demensia.

Banyak penyebab yang membuat seseorang mengalami demensia, umumnya karena penyakit-penyakit kronik seperti strok dan Parkinson. Namun, penyebab utama seseorang mengalami demensia adalah Alzheimer.

Sejumlah periset menyarankan, agar seseorang tidak terkena Alzheimer, yang harus dilakukannya adalah membuat otak tetap aktif, berlatih teka-teki, dan latihan mental. Di antara ketiga latihan tersebut, latihan terbaik yang bisa menyehatkan otak adalah belajar bahasa asing. Bahkan, memiliki keterampilan bahasa tingkat sekolah dapat memperbaiki fungsi otak sampai batas tertentu.  

Di samping itu, anak-anak bilingual yang menggunakan bahasa kedua mereka secara teratur memiliki kemampuan multitasking yang lebih baik daripada anak-anak monolingual, kata Ellen Bialystok, seorang psikolog di York University, Toronto.

Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai bilingualisme dan hubungannya dengan otak, Bialystok membandingkan pencitraan otak pada orang bilingual dengan mereka yang monolingual.

Hasilnya, mereka yang bilingual mampu menunda gejala Alzheimer selama empat sampai lima tahun lebih lama daripada orang monolingual. Memang kemampuan berbicara dua bahasa tidak mampu mencegah penyakit Alzheimer, namun masih bermanfaat untuk menunda gejala.

Bialystok menyimpulkan bahwa menggunakan dua bahasa akan merangsang otak untuk menghasilkan cadangan kognitif.

Studi lain tentang bilingualisme yang dilakukan oleh Judith Kroll, seorang psikolog di Penn State University, mendukung gagasan bahwa berbicara lebih dari satu bahasa membuat otak tetap lincah dan memperkuat fungsi mental. Ia menemukan bahwa penutur bilingual bisa mengungguli pembicara bahasa tunggal dalam pekerjaan-pekerjaan yang berfokus pada detail.

Tak ada kata terlambat untuk belajar hal baru. Anda dapat mengambil kursus bahasa untuk memperkaya keahlian sekaligus meningkatkan kemampuan otak. Mungkin Anda tidak akan menguasai bahasa tersebut sepenuhnya, tapi setidaknya Anda dapat mengambil dari sisi manfaat kesehatannya. Termasuk untuk menunda kemunculan si “perampok” ingatan bernama demensia.

[RS/ RVS]

Mencegah DemensiaKuasa Dua BahasaDemensia

Konsultasi Dokter Terkait