Diet dan Nutrisi

Gagal Diet untuk Turunkan Berat Badan, Benarkah Salah Gen?

Gerardus Septian Kalis, 16 Des 2017

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Menurut penelitian, gen memainkan peran penting dalam keberhasilan diet Anda dan menentukan berat badan.

Gagal Diet untuk Turunkan Berat Badan, Benarkah  Salah Gen?

Anda selalu gagal dalam menurunkan berat badan, padahal sudah diet ketat? Jika ya, kegagalan tersebut mungkin saja terjadi lantaran gen di dalam tubuh Anda. Bahkan sebuah penelitian telah membuktikan hal tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Texas A&M University itu mengungkapkan, keberhasilan diet bisa saja bergantung pada gen masing-masing orang. Studi ini melihat bagaimana perbedaan genetik memengaruhi respons kesehatan tikus terhadap beberapa makanan populer. Lalu, tikus dipisahkan menjadi empat kelompok genetik.

“Tikus memiliki komposisi genetik yang serupa dengan manusia,” ujar David Threadgill, profesor di Texas A&M College of Medicine dan College of Veterinary Medicine & Biomedical Sciences.

Studi ini menggunakan empat pola diet yang berbeda untuk melihat respons tubuh. Pola diet tersebut antara lain diet Amerika, diet Jepang, diet Mediterania, dan diet Atkins atau ketogenik.

Dari semua itu, diet Jepang dianggap yang paling sehat. Meski demikian, salah satu kelompok tikus tidak sesuai dengan diet Jepang. Tikus-tikus dalam kelompok yang satu ini mengalami peningkatan lemak di hati, dan tanda kerusakan hati.

Sedangkan diet ketogenik memberikan hasil yang baik pada dua kelompok tikus. Sisanya menunjukkan kondisi yang buruk. “Satu kelompok tikus menjadi sangat gemuk, dengan hati berlemak dan kolesterol tinggi. Sedangkan tikus pada kelompok lain tetap kurus, tapi lemak tubuh mereka meningkat” kata William Barrington, pemimpin penulis studi.

Lantas bagaimana dengan diet Amerika dan diet Mediterania? Diet Amerika memperlihatkan reaksi yang buruk pada kebanyakan tikus. Sedangkan diet Mediterania memberikan hasil campuran. Maksudnya, beberapa tikus menjadi sehat, sementara berat badan beberapa tikus lain malah bertambah.

Menurut William, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menemukan pola makan yang optimal. “Tapi yang sebenarnya kami temukan adalah hal itu sangat bergantung pada genetik individu, dan tidak ada satu pola diet yang terbaik untuk semua orang.”

William mengungkapkan bahwa ia berencana mengembangkan penelitian ini untuk menentukan makanan terbaik berdasarkan genetik. “Suatu hari, kami ingin mengembangkan tes genetik yang bisa memberi tahu setiap orang tentang makanan terbaik berdasarkan susunan genetiknya,” ujar William. 

Meskipun gen ternyata berperan dalam menentukan kondisi ini, namun, menurunkan berat badan yang paling baik adalah dengan mengombinasikan diet sehat dan olahraga secara teratur. Karena, diet yang tidak diimbangi dengan olahraga tidak akan memperoleh hasil yang optimal.

[BA/ RVS]

Berat BadanDietGagal Diet

Konsultasi Dokter Terkait