Kesehatan Bayi

Kiat Menyusui Bayi saat Bencana

dr. Sepriani Timurtini Limbong, 03 Okt 2017

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Dalam kondisi bencana, menyusui menjadi salah satu langkah life saving atau upaya penyelamatan nyawa.

Kiat Menyusui Bayi saat Bencana

Saat terjadi bencana akibat perang atau bencana alam – misalnya banjir atau gunung meletus – para korban sering berada di lingkungan atau tempat pengungsian yang tidak ideal bagi kesehatan mereka. Lokasi yang padat, berdesakan, kurangnya air bersih, dan minim sumber makanan adalah beberapa kondisi yang mengancam kesehatan para pengungsi. Situasi dan kondisi tersebut juga sangat tidak kondusif bagi bayi.

Oleh karena itu, dalam kondisi darurat seperti saat bencana, pemberian Air Susu Ibu (ASI) menjadi sangat penting. ASI adalah makanan paling aman dan kaya nutrisi untuk bayi, terlebih saat kondisi bencana.

Dengan menyusui, Anda tidak perlu khawatir akan persediaan air bersih yang minim, karena ASI tetap steril kapanpun diberikan. Kandungan nutrisi di dalam ASI pun sangat lengkap. ASI mengandung banyak antibodi yang dapat melindungi si Kecil dari berbagai penyakit.

Proses menyusui juga dapat mengurangi stres akibat bencana, baik pada ibu maupun bayi. Oleh karena itu, praktisi kesehatan anak bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendorong ibu untuk tetap menyusui saat bencana datang.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk tetap dapat menyusui saat bencana:

1. Tetap tenang dan percaya diri dapat memberikan ASI.

Produksi dan pengeluaran ASI bergantung pada hormon oksitosin, yaitu hormon yang dipengaruhi oleh kondisi psikologis. Jika Anda tenang, maka ASI akan lebih lancar.

2. Cukup minum air putih.

Saat bencana, Anda rentan mengalami kurang gizi karena minim asupan makanan sehat. Namun dalam kondisi malnutrisi (kurang nutrisi), Anda tetap dapat menghasilkan ASI yang cukup. Perbanyak minum air putih yaitu 2-3 liter per hari untuk tetap menjaga tubuh terhindar dari dehidrasi.

3. Menyusui sesering mungkin

Hisapan bayi pada puting akan menjadi rangsangan positif bagi otak untuk memproduksi lebih banyak ASI. Anda harus menyusui bayi minimal delapan kali sehari.

4. Lakukan proses relaktasi

bila ibu sudah lama tidak menyusui atau produksi ASI sudah berhenti. Relaktasi adalah suatu metode untuk memicu ibu memproduksi ASI kembali. Caranya adalah dengan membiarkan bayi menyusui langsung di payudara dan memerah ASI setiap dua jam sekali. Dalam berbagai kondisi, teknik ini terbukti dapat menolong ibu kembali memproduksi ASI.

Dalam kondisi bencana, menyusui bisa menjadi salah satu langkah life saving (upaya penyelamatan nyawa). Karena itu, tetaplah menyusui bahkan saat bencana atau krisis terjadi.

[BA/ RVS]

MenyusuiBencana AlamPengungsi

Konsultasi Dokter Terkait