HomeInfo SehatReproduksi4 Mitos Keputihan yang Menyesatkan
Reproduksi

4 Mitos Keputihan yang Menyesatkan

dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, 12 Agu 2017

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Jangan sampai Anda tertipu oleh mitos keputihan yang menyesatkan. Cari tahu faktanya di sini.

4 Mitos Keputihan yang Menyesatkan

Iklim tropis Indonesia membuat kondisi tubuh menjadi lembap dan bekeringat, terutama di area kewanitaan. Kondisi ini membuat bakteri tumbuh dengan cepat, hingga dapat menyebabkan berbagai penyakit salah satunya keputihan.

Keputihan sudah pasti sangat mengganggu aktivitas wanita yang mengalaminya. Pasalnya, kondisi ini dapat disertai dengan keluhan gatal dan bau tidak sedap.

Karena sering terjadi, keputihan dikelilingi oleh mitos-mitos yang tidak benar. Berikut empat mitos keputihan yang menyesatkan dan fakta medis yang sebenarnya:

Mitos 1. Nanas sebabkan keputihan

Faktanya, keputihan tidak ada hubungannya dengan nanas sama sekali. Jadi, bagi para pecinta nanas, mulai saat ini Anda dapat mengonsumsinya tanpa takut terkena keputihan. Bahkan sebenarnya nanas adalah buah yang tinggi serat dan vitamin C, yang sangat baik bagi kesehatan tubuh Anda.

Mitos 2. Timun sebabkan keputihan

Sama halnya dengan nanas, timun dan keputihan juga tidak ada hubungannya sama sekali. Timun justru baik untuk dikonsumsi, karena tinggi serat, air, vitamin B dan vitamin K.

Mitos 3. Cairan pencuci vagina mampu mencegah keputihan

Bukannya mencegah, penggunaan cairan pencuci vagina sabun khusus (vaginal douching) yang berlebihan dapat mengubah keasaman vagina dan menurunkan jumlah bakteri baik yang ada di sana.

Akibatnya, bakteri jahat yang hidup di area kewanitaan akan lebih mudah berkembang biak dan menyebabkan keputihan yang tidak normal.

Mitos 4. Keputihan akan hilang dengan sendirinya

Keputihan yang normal, akibat perubahan hormonal, memang dapat hilang dengan sendirinya. Namun, jika keputihan yang terjadi adalah akibat infeksi jamur atau bakteri, maka pengobatan spesifik diperlukan untuk dapat sembuh.

Keputihan akibat infeksi bakteri ditandai dengan adanya cairan putih berbusa dan berbau amis. Sementara itu, keputihan akibat infeksi jamur ditandai dengan cairan putih bergumpal dan terasa gatal.

Untuk menghindari keputihan, selalu bersihkan area kewanitaan Anda secara rutin dan teratur. Selain itu, Anda juga sebaiknya menggunakan produk pembalut dan pantyliner yang tepat dan mengandung antiseptik alami.

Sekarang Anda sudah tahu fakta di balik mitos keputihan yang menyesatkan, bukan? Jadi mulai saat ini, jangan sampai tertipu lagi oleh anggapan yang belum tentu benar, ya!

(NB/ RH)

MitosMitos KeputihanKeputihan

Konsultasi Dokter Terkait