Perlukah Tes Alergi Sejak Dini pada Anak?

Di Indonesia, jumlah anak yang mengalami reterus meningkat tiap tahunnya. Tahun 2016, setidaknya 1–10 anak mengalami alergi. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali gejala awal alergi agar penanganannya dapat segera dilakukan.

Pada dasarnya gejala alergi pada anak cukup bervariasi. Berikut ini beberapa di antaranya:

• Gejala pada kulit bisa berupa kulit gatal, bentol, kemerahan
• Gejala pada saluran pernapasan bisa berupa batuk kronik yang timbul terutama di malam hari, sesak napas, bersin-bersin dan pilek terutama di pagi hari, mata merah dan gatal
• Gejala pada saluran pencernaan dapat berupa diare, perut kembung, nyeri perut, berat badan bayi/ anak tidak kunjung naik

Bila dokter menyatakan bahwa anak Anda mengalami alergi, maka hal terpenting yang harus diketahui adalah mengetahui pencetus alergi. Hal lain dapat dilakukan lewat tes alergi.

Tapi, tak semua anak alergi butuh dilakukannya hal tersebut. Tes alergi hanya diperlukan pada alergi berat atau berulang yang tak diketahui penyebabnya. Beberapa tes alergi yang digunakan untuk mengetahui pencetus alergi pada anak yakni:

1. Skin prick test (uji cukit kulit)Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menusuk kulit lengan bawah, kemudian meneteskan beberapa jenis zat yang sering menyebabkan alergi di tempat tersebut. Hal ini menimbulkan sedikit rasa sakit. Kelebihannya adalah zat pencetus alergi umumnya dapat diketahui dalam 15 menit setelah pemeriksaan dilakukan.
2. Pemeriksaan darah IgE spesifikTes ini dilakukan dengan mengambil darah anak dan melihat apakah terdapat peningkatan kadar sel imunitas tubuh yang berperan dalam kondisi alergi (IgE) terhadap zat tertentu. Pemeriksaan ini lebih nyaman dibandingkan dengan uji cukit kulit. Sayangnya, biaya tes ini cukup mahal.

Jika anak mengalami alergi, pengobatan terpenting yang harus dilakukan orangtua yakni mengetahui dan hindari pencetus alergi. Tes alergi anak perlu dilakukan bila tak diketahui dengan jelas penyebab alerginya.

(DA/ RH)