Reproduksi

Vaksinasi HPV Bikin Menopause Dini?

dr. Karin Wiradarma, 28 Nov 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Belakangan beredar rumor yang mengatakan bahwa vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks menyebabkan menopause dini.

Vaksinasi HPV Bikin Menopause Dini?

Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi momok bagi wanita Indonesia. Penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi HPV sejak anak-anak.

Kanker Serviks dan Vaksinasi HPV

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, penderita kanker di Indonesia berjumlah 330.000 orang. Kasus terbesarnya adalah kanker serviks.

Sedangkan data dari Information Centre on HPV and Cervical Cancer WHO menyatakan bahwa 2 dari 10.000 wanita Indonesia menderita kanker serviks. Sebanyak 26 wanita meninggal setiap harinya karena kanker serviks.

Namun kini kaum wanita boleh bernapas lega. Pada tahun 2006, vaksinasi HPV –virus penyebab kanker serviks– telah ditemukan.

Badan kesehatan dunia WHO dan CDC menyatakan bahwa vaksinasi yang telah melalui penelitian panjang selama 14 tahun ini aman. Bahkan vaksinasi ini dapat memberikan perlindungan hampir 100% terhadap kanker serviks.

Oleh karena itu, Kemenkes memasukkan vaksinasi HPV ke dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) sejak Oktober 2016. DKI Jakarta menjadi wilayah percontohannya.

Program tersebut memiliki target siswi kelas 5-6 SD. Setelah Jakarta, program ini juga akan dicanangkan di 2 kabupaten di D.I Yogyakarta.

Isu Menopause Dini

Niat tulus pemerintah memberikan vaksin HPV yang mahal secara cuma-cuma kini terganggu oleh isu tak sedap. Rumor menyebutkan bahwa vaksin HPV dapat menyebabkan menopause dini pada remaja perempuan.

Isu tersebut berasal dari jurnal yang ditulis oleh dr. Deirdre Little, seorang dokter anak dari Australia. Jurnal tersebut menyatakan bahwa terdapat kemungkinan bahwa vaksin HPV menyebabkan menopause dini pada remaja perempuan.

Menopause dini atau disebut juga premature ovarian failure/insufficiency adalah istilah di mana indung telur (ovarium) seorang wanita berhenti bekerja sebelum berusia 40 tahun. Ini membuat wanita menopause sebelum waktunya.

Meskipun ada pihak yang mendukung pernyataan dr. Little, tidak sedikit pula yang membantahnya. Seperti Global Advisory Committee on Vaccine Safety WHO dan CDC yang menyatakan bahwa tidak terdapat isu keamanan terkait vaksinasi HPV.

Oleh karena itu, hingga kini vaksin HPV masih menjadi bagian dari program imunisasi nasional di Amerika. Bagaimana dengan di dalam negeri?

Dari Kemenkes, dr. Piprim B. Yanuarso, SpA, serta ahli vaksin dr. Dirga S. Rambe menyatakan bahwa rumor tersebut tidak benar. Para pakar yang tidak setuju tersebut menyatakan bahwa sejak vaksin HPV diluncurkan, lebih dari 200 juta wanita yang telah divaksinasi.

Dari jumlah tersebut, hanya ditemukan 10 kasus menopause dini. Jika memang benar vaksin HPV menyebabkan menopause dini, seharusnya jumlah kasus yang ditemukan jauh lebih banyak daripada 10.

Namun ada yang menarik pada bagian akhir jurnal dr. Little. Ia mengakui bahwa belum dapat menarik kesimpulan yang pasti dari temuan tersebut.

Jadi, bisa dibilang vaksinasi HPV tidak menyebabkan menopause dini. Sebagai orangtua, tidak perlu khawatir jika putri Anda mendapat vaksin jenis ini di sekolahnya.

(NB/RH)

Vaksin HPVMenopause DiniKanker Serviks

Konsultasi Dokter Terkait