HomeInfo SehatJantungBelajar dari Mike Mohede: Hindari Stres Cegah Serangan Jantung
Jantung

Belajar dari Mike Mohede: Hindari Stres Cegah Serangan Jantung

dr. Atika, 13 Okt 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Baru-baru ini Indonesia dikejutkan atas berpulangnya penyanyi kenamaan Mike Mohede. Serangan jantung diyakini sebagai penyebab meninggalnya penyanyi jebolan ajang pencarian bakat tersebut.

Belajar dari Mike Mohede: Hindari Stres Cegah Serangan Jantung

Baru-baru ini Indonesia dikejutkan atas berpulangnya penyanyi kenamaan Mike Mohede. Serangan jantung diyakini sebagai penyebab meninggalnya penyanyi jebolan ajang pencarian bakat tersebut.

Faktor risiko berupa kelebihan berat badan dan riwayat kesehatan keluarga Mike dituding sebagai pemicu kejadian yang menimpa penyanyi bersuara emas ini. Satu hal yang masih menjadi pertanyaan adalah kaitan kejadian tersebut dengan stres akibat kepadatan kerja yang tinggi. Mungkinkah hal ini juga menjadi salah satu faktor risiko peristiwa yang menimpa Mike Mohede?

Berdasarkan laporan Centers of Disease Control and Prevention (CDC), penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian pada pria maupun wanita. Sekitar 610.000 orang meninggal setiap tahunnya di Amerika Serikat (tiap 1 dari 4 kematian adalah akibat sakit jantung). Menilik semakin tingginya angka penderita penyakit jantung –khususnya penyakit jantung koroner- di seluruh dunia, saat ini kewaspadaan akan faktor eksternal yang dapat memicu kematian jantung pun meningkat. Faktor-faktor itu diantaranya adalah aktivitas fisik berat, cuaca, polusi udara, kopi, dan alkohol.

Catat ini: Stres emosional juga termasuk salah satu faktor pemicu! Dalam sebuah penelitian, diperkirakan bahwa 20 hingga 40 persen kejadian meninggal mendadak akibat penyakit jantung dipicu oleh stres emosional. Dari kacamata medis, stres emosional (termasuk akibat kepadatan kerja yang tinggi) dapat mengaktifkan sistem saraf simpatik.

Pengaktifan sistem saraf ini berujung pada beberapa kondisi, seperti detak jantung yang meningkat serta peningkatan kekuatan kontraksi otot jantung. Kedua efek ini menyebabkan kebutuhan otot jantung akan oksigen meningkat. Padahal pada kondisi penyakit jantung telah terjadi penyempitan pembuluh darah akibat tumpukan lemak dan sel darah (plak aterosklerosis). Risiko terlepasnya plak aterosklerosis dan menyumbat pembuluh darah di ujungnya juga naik pada peningkatan aktivasi sistem saraf simpatik. Proses inilah yang diperkirakan memicu munculnya gejala penyakit jantung pada orang yang mengalami stres, hingga dapat berakhir pada kematian.

Selain itu, stres emosional akut diketahui mampu memicu gangguan irama jantung yang mematikan. Gangguan irama jantung ini juga diyakini memiliki kaitan dengan terjadinya penyakit jantung dan meninggal mendadak. Itulah sebabnya stres dipercaya dapat memicu timbulnya gejala penyakit jantung, yang akhirnya bisa memicu kematian mendadak.

Jadi bagi Anda yang memiliki penyakit jantung, menghindari stres emosional adalah satu hal yang esensial. Pikirkan ini: Stres psikologis dapat memperburuk kondisi penyakit jantung yang Anda alami dan berakhir dengan kematian mendadak!

[RH]

StresJantungMike Mohede

Konsultasi Dokter Terkait