Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatPencernaanHati-Hati dengan Hati!
Pencernaan

Hati-Hati dengan Hati!

dr. Atika, 23 Sep 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Proses kerusakan hati bisa terjadi secara ‘diam-diam’ dan tidak disadari. Karena itu, tidak salah bila penyakit hati –terutama perlemakan hati– juga bisa disebut sebagai silent disease.

Hati-Hati dengan Hati!

Beberapa jenis penyakit  hati dapat berlangsung dalam tubuh tanpa memberikan gejala yang bermakna. Penyakit-penyakit hati tersebut terus berproses dan memberat, meskipun   pemilik tubuh sering kali tidak sadar telah mengalaminya. Hal ini tentu harus diwaspadai karena saat telah terjadi kondisi kerusakan hati yang berat dan bukan tidak mungkin fungsinya sulit untuk normal kembali.

Perlemakan Hati

Penyakit hati utama yang memenuhi kriteria sebagai silent disease adalah kondisi perlemakan hati (fatty liver). Pada penyakit ini, sel-sel hati dipenuhi oleh timbunan lemak secara berlebih. Timbunan lemak secara berlebihan ini akan mengganggu metabolisme, fungsi, dan struktur sel hati.

Penyebab terjadinya perlemakan hati adalah konsumsi makanan berlemak secara berlebihan. Oleh sebab itu, penyakit ini umum ditemukan pada penderita kelebihan berat badan dan obesitas.

Penyebab lain dari perlemakan hati adalah konsumsi alkohol secara kronik atau dalam jangka waktu lama (alcoholic fatty liver disease). Pada tahun 2007, sebanyak 4.580 orang meninggal di Inggris dan Wales akibat penyakit hati yang terkait dengan alkohol. Selain itu, selama 30 tahun terakhir di negara tersebut, terdapat peningkatan jumlah kematian sebesar 41% akibat penyakit hati alkoholik ini.  

Saat perlemakan hati masih ringan, penderita tidak akan menyadari bahwa penyakit hati ini telah terjadi. Karena tidak disadari, penderita mungkin saja meneruskan kebiasaan yang menyebabkan penyakit ini, hingga akhirnya perlemakan hati terus memberat. Saat telah memberat, barulah timbul gejala-gejala yang dapat dirasakan penderita. Misalnya nyeri perut kanan atas, mual dan muntah, atau tampak peningkatan enzim hati pada pemeriksaan laboratorium.

Jangan sampai penyakit ini berlangsung hingga terus memberat, karena dapat menyebabkan kerusakan hati tahap akhir yang lebih parah. Pada kondisi perlemakan hati akibat konsumsi lemak, dapat terjadi peradangan kronik hingga akhirnya terbentuk jaringan parut di hati (mencapai tahap yang disebut nonalcoholic steatohepatitis). Sedangkan, perlemakan hati akibat alkohol dapat berujung pada hepatitis alkohol, sirosis, hingga kanker hati.

Lakukan Pemeriksaan Rutin

Bila hati telah rusak akibat mengalami komplikasi-komplikasi tersebut, tentunya tidak mungkin menjalankan perannya secara normal. Akibatnya, kesehatan umum tubuh juga sangat terpengaruh hingga akhirnya dapat timbul kematian.

Dari sebuah survei dinyatakan bahwa proses kerusakan hati akibat alkohol merupakan suatu proses yang ‘diam-diam’. Namun, ketika penyakit hati telah berkembang sebagai penyakit akut (bergejala), maka bisa mengakibatkan 25-50% kematian dalam waktu singkat!

Sungguh berat risiko-risiko yang dapat terjadi, bukan? Untuk itu, langkah yang paling tepat adalah menghindari kebiasaan yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit perlemakan hati. Hindari konsumsi makanan berlemak serta alkohol secara berlebihan. Selain itu, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan umum tubuh (general check-up) secara rutin dan berkala. 

Baca Juga:

Hatipenyakit hati

Konsultasi Dokter Terkait