HomePsikologiPsikologi KeluargaCegah dan Atasi Kecanduan Main Game
Psikologi Keluarga

Cegah dan Atasi Kecanduan Main Game

dr. Karin Wiradarma, 10 Mei 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Zaman sekarang, kecanduan tidak hanya melibatkan narkoba dan alkohol. Perilaku dan kebiasaan tertentu ternyata juga bisa menyebabkan kecanduan, contohnya bermain game.

Cegah dan Atasi Kecanduan Main Game

Anak-anak pada umumnya – baik anak kecil maupun usia sekolah – senang bermain game. Bahkan, tak sedikit orang dewasa yang tetap melanjutkan hobinya bermain game walaupun telah bekerja dan berkeluarga.

Bermain game memang memiliki daya tarik tersendiri. Apalagi, akhir-akhir ini variasi game semakin banyak. Jenis yang beragam, jalan cerita yang menarik, serta gambar yang nyata dan interaktif semakin menarik minat anak maupun dewasa untuk memainkannya.

Namun tahukah Anda, bermain game pun dapat menyebabkan kecanduan? Dan tentunya, segala sesuatu yang menyebabkan kecanduan tidak baik untuk kesehatan fisik dan mental seseorang.

Daya Tarik Game Online

Game yang dimainkan secara online semakin menjamur dan berkembang sejak tahun 2000-an.

Pada tahun 2012, tercatat lebih dari satu miliar orang memainkan game di komputer. Jumlah ini bervariasi, dari 0,2% pemain game di Jerman, hingga 50% di Korea. Jumlah penikmat game tersebut semakin meningkat setelah game online yang melibatkan banyak peserta (Massive Multiplayer Online Game, game MMO) muncul.

Dengan adanya jenis game tersebut, seseorang dimungkinkan untuk memerankan suatu peran – umumnya kesatria, pahlawan, ahli pedang, dan lainnya – dan menjalani suatu petualangan yang seru dan mengasyikkan.

Selain itu, pemain juga dapat bertemu dan berinteraksi dengan pemain game online lainnya di dalam permainan tersebut. Pemain dapat berkompetisi, bekerja sama dalam tim, pacaran, hingga menikah dengan karakter pemain lainnya. Sampai-sampai, ada pasangan suami-istri yang bertemu dan menikah gara-gara game online!

Menurut sebuah studi yang dilakukan di Hungaria terhadap 4374 pemain game online, tercatat bahwa 91% pemain adalah pria yang berusia antara 15-27 tahun, dan kebanyakan dari antara mereka memainkan game MMO.

Terlalu Asyik Sampai Kecanduan

Bermain game MMO ibarat menemukan dunia lain, ketika semua fantasi dan keinginan seseorang dapat terwujud dalam game tersebut. Alur cerita yang menarik, karakter yang cantik, tampan, seksi, dan gagah, dan interaksi dengan sesama pemain dalam game membuat pemain enggan beranjak dari kursi komputernya.

Jika sudah demikian, hati-hati, mungkin pemain game tersebut sudah mengalami kecanduan.

Sebenarnya 80% pemain game dapat bermain dengan aman tanpa dilanda kecanduan. Namun pertanyaannya adalah, apakah Anda dapat mengontrol keinginan Anda untuk bermain game? Dapatkan Anda berhenti bermain untuk sementara waktu, apabila ada pekerjaan yang lebih penting dan mendesak untuk dilakukan?

Seseorang sudah mengalami kecanduan bermain game apabila ia menghabiskan banyak waktu untuk bermain, dan semakin lama, waktu yang digunakan untuk bermain game semakin meningkat. Aktivitas dan pekerjaannya sehari-hari juga menjadi terganggu, karena pikiran orang tersebut akan selalu jatuh kepada game yang dimainkannya. Akibatnya, ia tidak dapat berkonsentrasi dan fokus untuk melakukan pekerjaan atau aktvitasnya.

Tanda waspada lainnya adalah ketika seseorang cenderung untuk selalu menggunakan game sebagai sarana pelampiasan ketika ia marah, sedih, depresi, atau lari dari masalah hidupnya. Begitu kecanduannya ia terhadap suatu game, sehingga ia rela berbohong kepada keluarga dan teman untuk menutupi hal tersebut.

Selain itu, seseorang dapat mengalami perburukan mood seperti mudah marah, tersinggung, sedih, bahkan depresi – ketika aksesnya kepada game diputus.

Gejala dan tanda di mana kecanduan sudah semakin parah adalah jika seseorang tersebut semakin menarik diri dari lingkungan sosial, hanya untuk bermain game. Menarik diri dari lingkungan pergaulan, lebih suka menyendiri untuk bermain game dan bertemu dengan teman-teman virtual, ketimbang teman-teman di dunia nyata.

Pekerjaan dan studinya terlantar karena waktunya habis untuk bermain game, bahkan ia dapat meninggalkan hobi sebelumnya, hanya untuk duduk di depan komputer dan bermain game.

Tidak hanya mengganggu pekerjaan, studi, dan psikososial, kecanduan bermain game yang parah juga dapat membahayakan kesehatan seseorang. Mengapa demikian? Karena kecanduan berat dapat membuat seseorang lupa makan, lupa minum, lupa tidur, lupa ke kamar kecil, dan sebagainya.. Hal ini dapat meningkatkan risiko malnutrisi, dehidrasi, dan terserang penyakit lainnya.

Siapa Saja yang Rentan?

Laki-laki usia remaja hingga dewasa muda yang memiliki kepercayaan diri yang rendah dan kurang populer dalam pergaulan di dunia nyata paling mudah terjerumus ke dalam kecanduan ini.

Dengan berada di dunia virtual, ia dapat menjadi laki-laki yang gagah, tampan, pemberani, sukses, bahkan mendapat pasangan seorang perempuan cantik. Sementara di dunia nyata, ia merasa bukan siapa-siapa.

Segera Bertindak

Apabila Anda mencurigai anak, keluarga, atau teman Anda memiliki kecanduan bermain game, segeralah bertindak. Apabila penanganan internal tidak berhasil, penderita kecanduan game perlu segera mendapatkan bantuan dari psikolog atau dokter psikiater.

Ingat, jangan tunda sampai terlambat!


main game

Konsultasi Dokter Terkait