HomeGaya hidupSeksApakah Penyuka Sesama Jenis Lebih Posesif?
Seks

Apakah Penyuka Sesama Jenis Lebih Posesif?

dr. Karin Wiradarma, 15 Apr 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Sebagian orang mengatakan bahwa penyuka sesama jenis lebih posesif terhadap pasangannya ketimbang mereka yang heteroseksual. Benarkah demikian? Simak selengkapnya di sini.

Apakah Penyuka Sesama Jenis Lebih Posesif?

Terdapat sebuah anggapan lama yang menyatakan bahwa penyuka sesama jenis merupakan sosok yang lebih posesif. Pasalnya, perasaan asmara yang dirasakan oleh mereka umumnya sangat dalam dan kuat. Hal tersebut diyakini sebagian orang dapat menumbuhkan perasaan negatif.  

Namun, benarkah penyuka sesama jenis lebih posesif terhadap pasangannya ketimbang mereka yang heteroseksual?

Cinta Sesama Jenis

Seksualitas adalah bagian penting yang tak terpisahkan dari seorang manusia. Orientasi seksual adalah suatu istilah yang menunjukkan ketertarikan emosi, romantisme, dan seksual seseorang terhadap orang lain.

Orientasi seksual ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu heteroseksual, di mana orang tersebut tertarik kepada individu dengan jenis kelamin yang berbeda; biseksual, tertarik kepada dua jenis kelamin sekaligus; dan homoseksual, di mana seseorang tertarik kepada individu dari jenis kelamin yang sama.

Orientasi seksual ini bisa terlihat dari penampilan dan perilaku seseorang. Namun yang sering kali terjadi, orientasi seksual seseorang sukar ditebak.

Penyebab Seseorang Menyukai Sesama Jenis

Kebanyakan ahli berpendapat bahwa orientasi seksual – termasuk cinta sesama jenis – dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor lingkungan, emosional, hormonal, dan biologis seseorang. Beda orang, dapat beda pula faktor yang mempengaruhinya.

Hingga kini, para ahli belum ada yang berhasil untuk benar-benar memastikan apa sebenarnya penyebab seseorang bisa menyukai orang dengan jenis kelamin yang sama.

Sigmund Freud, pakar psikoanalisis terkenal menyatakan bahwa anak homoseksual umumnya tumbuh dalam keluarga yang kurang seimbang –  di mana ia memiliki hubungan yang erat dengan satu orangtua, namun berkonflik dengan yang lain.

Ada pula ahli yang berpendapat bahwa homoseksualitas disebabkan oleh faktor biologis, setelah menemukan bahwa terdapat perbedaan struktur anatomi otak pada homoseksual dan heteroseksual.

Sementara itu, ada pula yang berteori bahwa pengalaman seksual seorang anak dengan seseorang yang berjenis kelamin sama turut membangun orientasi seksualnya menjadi homoseksual.

Bagaimanapun, semua teori di atas masih memerlukan penelitian lebih mendalam.

Cinta Posesif

Meski sebagian pakar psikologi dan sosiologi mengatakan bahwa penyuka sesama jenis cenderung lebih posesif terhadap pasangannya, hingga saat ini belum ada jurnal medis terpercaya yang menyebutkan mengenai hal tersebut. Jadi, tidak ada hubungannya antara orientasi seksual seseorang dengan karakter atau sikap posesif yang ia miliki.

Sesama jenis

Konsultasi Dokter Terkait