Kesehatan Balita

Imunisasi Sesuai dengan Tingkatan Umur

dr. Citra Roseno, 11 Mar 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Imunisasi ternyata tidak hanya dilakukan oleh balita saja, melainkan oleh usia anak-anak dan usia dewasa juga. Ketahui tentang imunisasi sesuai dengan tingkatan umur oleh dr. Citra Roseno berikut ini.

Imunisasi Sesuai dengan Tingkatan Umur

Imunisasi anak merupakan bagian dari usaha menjaga kesehatan anak. Imunisasi bertujuan agar anak dapat terhindar dari penyakit menular berbahaya dan memiliki tumbuh kembang yang optimal.

Mencegah anak tertular penyakit infeksi melalui imunisasi merupakan salah satu cara terbaik untuk dilakukan. Pasalnya, jika anak sudah terlanjur sakit, dampak yang ditimbulkannya akan jauh lebih berat, baik dari segi ekonomi, sosial, dan yang terpenting adalah terganggunya tumbuh kembang anak tersebut.

Imunisasi terbagi menjadi 2 jenis, yakni imunisasi yang diwajibkan (Program Pengembangan Imunisasi/PPI) dan imunisasi yang dianjurkan (Non-PPI).

Setiap pemberian imunisasi memiliki jadwal masing-masing yang disesuaikan dengan kesiapan tubuh penerimanya. Orangtua perlu memperhatikan terpenuhinya riwayat jadwal imunisasi Si Kecil. Apabila buah hati Anda sudah menginjak usia 2 tahun, periksa kembali jadwal imunisasinya untuk hal-hal berikut:

Imunisasi yang diwajibkan

Usia 2 tahun merupakan batas usia untuk beberapa jenis imunisasi wajib lanjutan berikut:

  • Polio

Vaksin polio dosis pertama (polio-0) diberikan saat baru lahir. Dan saat usia menginjak 18-24 bulan merupakan waktu diberikannya vaksin polio-4.

  • DTP-4

Vaksin DTP dosis pertama diberikan saat usia 6 minggu. Saat menginjak usia 18-24 bulan merupakan waktu diberikannya vaksin DTP-4.

  • Campak-2

Vaksin campak dosis pertama diberikan pada usia 9 bulan, dilanjutkan vaksin kedua (imunisasi lanjutan) pada usia 24 bulan. Vaksin kedua ini tidak perlu diberikan apabila pada usia 15 bulan Si Kecil telah mendapatkan vaksin MMR.

Karena masih termasuk imunisasi wajib dasar pemerintah, maka ketiga imunisasi di atas dapat diperoleh secara gratis di fasilitas kesehatan pemerintah, seperti posyandu ataupun puskesmas, setempat.

Jadi, sejak lahir hingga usia 2 tahun, diharapkan anak sudah mendapatkan vaksinasi wajib dasar pemerintah berupa Hepatitis B, Polio, BCG, DTP, dan Campak.

Imunisasi yang dianjurkan

Beberapa imunisasi pilihan yang dianjurkan oleh pemerintah (Non-PPI), antara lain Hib, PCV, Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A, dan Varisela.

Setelah anak menginjak usia 2 tahun, perlu dievaluasi kembali pemberian beberapa vaksin berikut:

  • Influenza

Rentang usia pemberian vaksin influenza pada anak adalah sejak 6 bulan hingga 18 tahun. Vaksin ini diberikan berulang setiap 1 tahun sekali. Bila imunisasi pertama dilakukan ketika anak berusia

  • Tifoid

Rentang usia pemberian vaksin tifoid pada anak adalah 24 bulan hingga 18 tahun. Setelah itu, diberikan vaksin ulangan setiap 3 tahun

  • Hepatitis A

Rentang usia pemberian vaksin Hepatitis A pada anak adalah 24 bulan hingga 18 tahun. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 kali, dengan interval 6-12 bulan.

  • Varisela

Usia pemberian vaksin varisela pada anak adalah setelah 12 bulan, terbaik pada umur sebelum Anak masuk ke Sekolah Dasar. Vaksin ini diberikan 1 kali. Namun, apabila diberikan pada umur lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

  • PCV

Vaksin PCV adalah vaksin yang diberikan untuk anak berusia lebih dari 2 tahun yang belum pernah mendapat vaksin ini. Pemberian vaksin ini cukup diberikan sebanyak 1 kali.

Selanjutnya adalah rentang usia di mana orangtua perlu memeriksa kembali pemberian imunisasi yang dianjurkan untuk anak. Usia sekolah dan remaja (hingga 18 tahun) merupakan masa anak akan terpapar lingkungan yang lebih luas. Imunisasi pada usia tersebut umumnya merupakan jenis imunisasi ulang/booster/penguat untuk hampir semua jenis imunisasi dasar sebelumnya. Imunisasi tersebut meliputi imunisasi polio, varisela, difteri dan tetanus (DT), influenza, rubela, campak dan gondongan serta untuk pencegahan penyakit yang sering menyerang pada usia remaja, seperti HPV dan influenza.

Berikut penjelasannya:

Usia 5 dan 6 tahun

  • Polio-5 dan DTP-5

Vaksin ulangan Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5 pada usia 5 tahun.

  • MMR

Diberikan sebagai catch-up immunization (imunisasi terlambat) bila anak belum mendapatkan MMR-1 pada rentang usia 5-6 tahun. Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan diulang pada usia 6 tahun, imunisasi campak (monovalen) tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan.

Apabila imunisasi ulangan (booster) belum diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin campak/MMR kapan saja. Pada prinsipnya, berikan imunisasi campak 2 kali atau MMR 2 kali.

Usia 10 tahun ke atas

  • HPV

Vaksin HPV dapat mulai diberikan sejak usia 10 tahun. Vaksin HPV bivalen diberikan 3 kali dengan interval 0, 1, 6 bulan. Vaksin HPV tetravalen diberikan 3 kali dengan interval 0, 2, 6 bulan.

  • DTP (Tdap)

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), remaja usia 11-18 tahun sebaiknya mendapat dosis tunggal Tdap dibandingkan vaksin tetanus dan diphtheria (Td) untuk booster imunisasi melawan tetanus, diphtheria, dan pertussis jika mereka belum pernah mendapat vaksinasi Td atau Tdap, dan telah mendapat vaksin DPT/DTaP lengkap yang direkomendasikan semasa bayi dan anak-anak (5 dosis sebelum usia 7 tahun; jika dosis keempat diberikan saat usia 7 tahun atau lebih maka tidak diperlukan dosis kelima).

Usia vaksinasi Tdap yang direkomendasikan yaitu 11-12 tahun.

Beberapa jenis vaksin masih terus dianjurkan untuk diberikan setelah menginjak usia dewasa (19 tahun ke atas), contohnya vaksin influenza, DPT, varisela, HPV, hepatitis A dan B, Typhoid, MMR, dan PCV, namun  tentunya bergantung kembali pada status kesehatan, faktor risiko terkena penyakit – misalnya hendak pergi ke negara endemis penyakit tertentu, serta pertimbangan masing-masing individu.

Imunisasi

Konsultasi Dokter Terkait