Lebih Ramping dengan Korset, Amankah?

Klikdokter.com - Manusia, khususnya wanita selalu ingin tampil dengan sempurna. Berbagai cara pun dilakukan. Dalam hal ini, salah satu bagian tubuh yang kerap mengundang keluhan estetika adalah perut. Produk perawatan tubuh, olahraga, obat pelangsing hingga yang instan seperti mengenakan korset untuk mengkoreksi bentuk perut pun ditempuh.

Bahkan, pada beberapa tradisi suku tertentu di Indonesia mengharuskan wanita memakai busana ketat sebagai pengkoreksi bentuk tubuh korset sejak usia belia, dengan anggapan dapat ‘mencetak’ bentuk dan pola yang diinginkan seiring masa pertumbuhan.

Namun demikian, tahukah Anda ternyata ada sekelumit potensi risiko yang ada jika mengenakan korset? Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dapat timbul karena pemakaian korset :

Pemakaian korset  dapat menyebabkan kulit susah bernapas, kondisi ini diperburuk dengan banyaknya produksi keringat pada saat kita beraktivitas.

Alhasil, permukaan kulit menjadi lebih lembab, dan menjadi rumah yang ideal bagi jamur untuk berkembang biak. Timbulnya jamur dapat ditandai dengan warna kulit kemerahan, putih hingga coklat, serta keluhan gatal.

Solusinya? Anda dapat menjaga kebersihan kulit dan korset yang dikenakan lebih diperhatikan lagi. Atau lebih sederhana lagi, mengurangi frekuensi mengenakan korset.

Bahan korset yang terkadang terlalu kasar, akan menimbulkan tekanan berlebih pada kulit, sehingga memicu timbulnya eksema. Kondisi ini ditandai dengan kondisi kulit yang beruntusan atau bentol-bentol seperti digigit nyamuk dan berwarna merah.

Bila kondisi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin bagian kulit yang tertekan terus menerus akan berubah warna menjadi kehitaman, dan dapat disertai dengan gatal.

Berikut beberapa risiko dan kendala lainnya dari mengenakan korset:

Penggunaan korset dapat menyebabkan rasa tidak nyaman hingga nyeri pada perut, khususnya beberapa saat setelah makan. Tekanan yang disebabkan karena korset dapat menyebabkan peningkatan asam lambung, mengurangi transportasi oksigen ke paru-paru, dan bila ekstrim, dapat berakibat sesak napas.