Seks

Apakah yang Terjadi di Otak Saat Orgasme?

dr. Salma Oktaria Sp.KK, 01 Jun 2014

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Otak sebagai pusat sensasi dalam hal ini memainkan peranan sangat besar untuk mencapai orgasme. Lalu apa yang terjadi tepatnya di otak ketika kita mengalami orgasme?

Apakah yang Terjadi di Otak Saat Orgasme?

Klikdokter - Hubungan seksual merupakan sesuatu yang bersifat personal dan intim. Meski demikian, segala sesuatu yang berkaitan dengan hubungan seksual selalu menjadi topik perbincangan yang diminati oleh banyak orang. Salah satu hal yang menarik untuk dipikirkan adalah: “mekanisme apakah yang terjadi di otak pada saat terjadi orgasme?”

Secara definisi, orgasme adalah suatu episode singkat, yang merupakan sensasi puncak dari kenikmatan intens yang umumnya terjadi akibat rangsangan pada organ seksual.

Kamus Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mendefinisikan orgasme dalam bahasa yang lebih sederhana, yaitu sebagai puncak kenikmatan seks.

Meski merupakan salah satu tujuan utama aktivitas seksual, tidak semua orang dapat mencapai fase orgasme. Otak sebagai pusat sensasi dalam hal ini memainkan peranan sangat besar untuk mencapainya.

Sama dengan daerah lain di tubuh, daerah genitalia (kemaluan) juga mengandung berbagai saraf yang dapat mengirimkan informasi ke otak untuk memberitahukan adanya sensasi yang sedang dialami.

Dari Sentuhan, Stimulasi ke Saraf, Kemudian Menjalar ke Otak

Hal ini pula yang menjelaskan mengapa sensasi orgasme berbeda-beda bergantung dari daerah mana yang disentuh dan saraf mana yang terlibat.

Setiap kemaluan umumnya memiliki ujung saraf yang terhubung ke saraf besar, menuju sumsum tulang belakang, dan pada akhirnya ke otak.

Terdapat beberapa saraf yang bertanggung jawab terhadap rangsangan di daerah kemaluan, yaitu:

  • Saraf hipogastrikus yang berfungsi mentransmisikan rangsangan dari leher rahim pada wanita dan dari prostat pada pria.
  • Saraf panggul yang berfungsi mentransmisikan rangsangan dari vagina pada wanita dan dari rektum pada pria.
  • Saraf pudenda yang berfungsi mentransmisikan rangsangan dari skrotum pada pria dan klitoris pada wanita.
  • Saraf vagus yang berfungsi mentransmisikan rangsangan dari leher rahim, rahim dan vagina.

Selama adanya rangsangan seksual, maka daerah-daerah yang berbeda di otak akan menerima semua informasi ini, memungkinkan terjadinya orgasme, serta menimbulkan sensasi yang sangat menyenangkan.

Apakah Pada Pria dan Wanita Ada Kesamaan Kinerja Otak Pada Saat Orgasme?

Hal lain yang menjadi pertanyaan adalah apakah terdapat perbedaan aktivitas otak antara wanita dan pria pada saat orgasme?

Peneliti dari The University of Groningen menggunakan PET scan untuk mengamati berbagai daerah di otak yang akan aktif dan menurun atau ”mati” selama aktivitas seksual.

Subjek penelitian tersebut dilihat aktivitas seksualnya pada saat istirahat, saat sedang aktif secara seksual dan pada saat mengalami orgasme.

Ternyata ditemukan tidak terlalu banyak perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Pada pria dan wanita, daerah otak di belakang mata kiri yang disebut dengan korteks lateral orbitofrontal akan ”mati” aktivitasnya selama orgasme.

Area ini merupakan daerah akal dan kontrol perilaku, sehingga jika orang mengalami orgasme akan kehilangan kendali. Selain itu aktivitas otak pada saat orgasme menyerupai aktivitas otak orang yang menggunakan heroin.

Namun ada beberapa perbedaan yang ditemui. Ketika seorang perempuan berhubungan seksual, bagian dari batang otak yang disebut dengan periaqueductal gray (PAG) diaktifkan yang berfungsi mengendalikan respons kesenangan atau melawan. Selain itu otak perempuan juga menunjukkan penurunan aktivitas di amigdala dan hipokampus, yang berhubungan dengan rasa takut dan kecemasan.

Peneliti berpendapat bahwa perbedaan-perbedaan ini dikarenakan perempuan memiliki kebutuhan lebih untuk merasa aman dan nyaman dalam menikmati seks.

Sekalipun Wanita Pura-pura Orgasme, Tetap Merasakan Sedikit Sensasi

Hal lain yang didapatkan dari studi tersebut adalah bahwa meski perempuan dapat menipu pasangannya dalam hal pencapaian orgasme, namun otaknya tetap menunjukkan kebenaran.

Ketika perempuan diminta untuk berpura-pura orgasme, maka aktivitas otak di dalam otak kecil dan daerah lain yang terkait mengendalikan gerakan akan meningkat.

Akan tetapi hasil scan tidak menunjukkan aktivitas otak yang sama pada perempuan yang mengalami orgasme sesungguhnya.

Sementara itu ada pula yang dapat merasakan orgasme tetapi bukan berasal dari rangsangan kemaluan, misalnya sentuhan di puting susu.

Para peneliti percaya bahwa sensasi yang dikirim dari rangsangan puting susu akan memberikan informasi yang sama dengan rangsangan pada kemaluan.

Pada studi lain, ilmuwan dari University Medical Center dan The University of Groningen di Belanda melakukan beberapa penelitian untuk menentukan aktivitas otak selama terjadi rangsangan seksual. Tim peneliti juga menggunakan alat scan otak untuk mengamati aktivitas otak wanita saat orgasme.

Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa terdapat penurunan aliran darah menuju bagian depan dari otak yang merupakan bagian yang penting untuk fungsi eksekusi. Hal sebaliknya terjadi pada area otak lainnya, dimana area lain di otak menjadi lebih aktif. Sebagai contoh adalah otak kecil, yang mungkin terlibat pada kontraksi otot yang terjadi saat orgasme.

 

Orgasme

Konsultasi Dokter Terkait