HomeInfo SehatBerita KesehatanKeajaiban Selamat Dari Kelumpuhan Tubuh Yang Misterius
Berita Kesehatan

Keajaiban Selamat Dari Kelumpuhan Tubuh Yang Misterius

Tim Redaksi KlikDokter, 10 Nov 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Semula John Wong adalah seorang pria muda yang hidup bahagia. Hidup sederhana dan memiliki pekerjaan tetap di sebuah perusahaan swasta di Singapura, memiliki kekasih, dan teman-teman serta keluarga yang selalu mendukungnya. Tidak pernah terpikir sebelumny

Keajaiban Selamat Dari Kelumpuhan Tubuh Yang Misterius

Semula John Wong adalah seorang pria muda yang hidup bahagia. Hidup sederhana dan memiliki pekerjaan tetap di sebuah perusahaan swasta di Singapura, memiliki kekasih, dan teman-teman serta keluarga yang selalu mendukungnya. Tidak pernah terpikir sebelumnya kebahagiaan itu semua bisa terengut darinya ketika gangguan kelumpuhan tubuh misterius dialami John.

I was like you, happy. But suddenly, I lost everything! (aku waktu itu seperti Anda saat ini, bahagia, tapi tiba-tiba, saya kehilangan segalanya).” ungkap pria berkewarganegaraan Singapura ini.

Tubuhnya tiba-tiba lumpuh total. Dari leher kebawah, tubuhnya tidak bisa digerakkan. Indera perasanya mati tidak bisa merasakan sensasi sentuhan apa-apa di seluruh kulitnya. Organ-organ tubuhnya pun mengalami gagal fungsi. John kesulitan mengunyah dan menelan untuk makan dan minum, tidak bisa berbicara, kesulitan untuk BAK, BAB, bahkan jantungnya pun mengalami gangguan ritme degup.

Menghadapi hal tersebut, tim dokter yang menangani di Singapura mengalami kebuntuan. Entah bagaimana, para tim dokter yang susah payah gagal mengetahui penyebab dari keadaan yang menimpa John. Bahkan dokter yang memeriksakannya kesulitan mendefinisikan keadaan lumpuh tubuh pada diri John.

It was a very rare disease and the doctors said they don’t have a name for it. Some say it was mercury poisoned, or even black magic. However, all of the doctors were confused. There’s no medicine, and there’s no cure for it” (kelumpuhan saya adalah penyakit langka, dan para dokter mengatakan mereka tidak memiliki sebutan untuk penyakit tersebut. Ada yang bilang saya keracunan merkuri, atau bahkan sihir. Bagaimapun, para tim dokter bingung semua. Tidak ada obat-obatannya, tidak tahu bagaimana penyembuhannya).”lanjut pria ramah ini mengisahkan episode hidupnya dengan pilu.

Keadaannya semakin parah ketika John merasakan ada yang mulai tidak beres dengan penglihatannya. Setelah kelumpuhan tubuhnya, John perlahan mulai kehilangan penglihatannya karena sebab yang tidak diketahui.  “I couldn’t  feel anything, I couldn’t  eat, I couldn’t  talk, I couldn’t  do everything. But there’s more.. I began slightly lost my vision. (Saya tidak tidak sampai disitu, saya perlahan mulai kehilangan penglihatan saya),”cerita John mengenang.

 

John mengisahkan dirinya terjebak dalam kegelapan, yang tersisa adalah pikirannya. Bahkan keadaan kian mulai menyiksa dirinya ketika pendengarannya pun perlahan mulai menghilang. Yang tersisa adalah kerja otaknya. Hingga membuat dirinya tinggal seorang diri tenggelam dalam pikirannya. Sementara tim dokter masih terus melakukan semampu mereka untuk mencari tahu keadaan yang menimpa dirinya. Keadaan ini membuat dirinya tersiksa bertahun-tahun.

Pikiran dan Kehendak Terjebak dalam ruang gelap dengan teman hanya pikirannya, John bukan berarti dirinya menyerah. Setelah tersiksa dalam ruang yang seolah tanpa waktu, John dan pikirannya mulai mencoba bangkit. Dirinya mengakui, ketika seluruh inderanya ‘dimatikan’, dirinya justru semakin bisa merasakan dan terhubung dengan suatu ‘zat’ yang Maha Kuasa yang mengendalikan kehidupan. Kesempatan itu serta merta membuat dirinya semakin banyak melakukan kontempelasi.

John mengisahkan, kehidupan sebelumnya ia sangat ego dengan selalu memprioritaskan pekerjaan. Dirinya selalu diperbudak tenggat waktu, hingga melupakan apa-apa disekelilingnya dan dirinya. John tenggelam dalam penyesalan, bahwa banyak hal yang perlu disyukuri. Hingga betapa penyesalan pada dirinya mendorongnya untuk berikrar pada dirinya, John berjanji akan membantu orang jika dirinya dapat keluar dari keadaan ini. Dan semenjak itu John benar-benar kuat memikirkan kesembuhannya. Dirinya memutuskan untuk tidak mau larut dalam kesedihan dan depresi lebih lama. Ia ingin keluar. Dan ia tanamkan dalam-dalam tekad itu di hatinya. Karena ingin sembuh, ia hanya memikirkan satu hal, yaitu sembuh. 

Sementara tim dokternya pusing bolak-balik memikirkan penyakitnya, justru dirinya lebih berkenan untuk memikirkan sembuhnya. Tidak ada dua bulan kemudian, keajaiban terjadi, John mulai bisa menggerakkan tangan dan kakinya. John terus latihan dan latihan. Tidak pernah menyerah dari terapi ke terapi lainnnya. Dalam 6 bulan John bisa berdiri dengan 2 kakinya. Dan 4 tahun telah berselang, kini John sudah aktif seperti sediakala. Dia bekerja, dan sudah beraktivitas selayaknya.

Tim dokternya tidak ada yang bisa percaya pada keadaannya. Semula lumpuh total, seperti koma. Lalu tiba-tiba dalam waktu singkat bangkit dan sembuh seperti sediakala.

John memiliki pendapat, semua berawal dalam pikiran kita. Apa-apa yang terjadi di kehidupan, adalah cerminan dari apa yang kita pikirkan. Dan kehidupannya John kini, sesuai dengan ikrarnya terdahulu, ia membantu orang-orang lain dengan membantu orang-orang yang mengalami hal serupa dengan dirinya di masa lalu dengan cara memotivasi pemikiran mereka.

John mengajak para pasien yang lumpuh karena berbagai hal dengan motivasi membangkitkan kepercayaan kepada diri sendiri, melalui kehendak ‘zat’ Yang Maha Kuasa, mengendalikan pikiran untuk kehidupan yang lebih baik. Bangkit dan sembuh.

Kini dirinya berniat untuk menuliskan kisahnya untuk dituangkan kedalam sebuah buku. Beliau juga tengah mengembangkannya pada sebuah situs di web yang tengah dalam proses realisasi. John menginginkan pengalamannya untuk menginspirasikan orang lain untuk hidup lebih baik dengan mengendalikan pikiran positif yang konstruktif dan menerbitkan harapan.

“When we motivate someone else, we motivate our self as well, (ketika kita memotivasi orang lain, maka kita telah memotivasi diri kita juga,”ucapnya dengan senyum bijaksana.[](DA)

John Wong

Konsultasi Dokter Terkait